Bab 2 - Mencari Celah Untuk Bertemu

312 43 14
                                    

Tok tok tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok

Tok tok tok

Berulang kali, pintu rumah berlantai dua itu di ketuk, namun tidak juga ada sautan dari penghuninya.

"Nyari siapa?"

Kalana menepuk pundak lebar milik seorang laki-laki yang tepat berada di depan pintu rumahnya.

Sagara berbalik badan dengan tangan yang memegang dada. "Anjirr!!"

Kalana terkejut, namun terselip perasaan senang di dalam hatinya. "Sagara?"

Kalana masih tidak percaya jika orang yang ada di hadapannya sekarang adalah sagara, orang yang sering dirinya pikirkan belakangan ini. Tapi entah kenapa kalana memikirkan sagara, ia sendiri merasa bingung karena tidak tahu alasannya.

Kalana bergegas mencari kunci dari dalam tas untuk membuka pintu rumahnya, ia berusaha bersikap normal walaupun hatinya tengah berdebar hebat.

"Gue disuruh pak johan ambil berkas" ujar sagara dengan raut wajah yang begitu santai, namun hatinya juga tengah berdebar, sama dengan yang sedang kalana rasakan.

"Iya, papah udah kabarin"

Namun sungguh, kalana tidak menyangka, jika orang yang di utus johan adalah sagara.

Kalana sudah masuk kedalam, namun sagara masih di ambang pintu, ia tidak akan memasuki sebuah rumah tanpa izin dari pemiliknya.

"Gue engga disuruh masuk?"

"Masuk, gara" kalana berbalik badan, ia mengayunkan tangannya kedepan tanda silahkan masuk kepada sagara.

Kalana berjalan menuju dapur untuk mencari apa yang bisa ia hidangkan kepada tamunya. Sedangkan sagara kini tengah duduk di ruang tamu.

Mata sagata tak bisa diam, saat melihat figura besar yang tergantung di atas tembok, ia tersenyum, di dalam figura itu ada gambar kalana sewaktu kecil bersama kedua orang tuanya.

"Lucu"

Kalana kembali, ia membawa dua minuman kaleng di tangannya."cuma ada ini"

"Makasih" sagara membuka minuman kaleng, larutan penyegar rasa leci, selain untuk meredakan panas dalam, mungkin ini juga bisa menjadi pereda rasa tegang untuknya.

"Tinggal sendiri?"

"Eum" jawab kalana, juga memberikan anggukan kecil.

Sagara bangkit, langkah kakinya berjalan ke arah meja yang berada di sudut ruangan.

"Anak tunggal" gumam sagara, suaranya pelan.

Kalana mengekor di belakang, ia mengikuti setiap langkah kaki tamunya, saat sagara sadar jika kalana berada di belakangnya, ia dengan sengaja berbalik badan hingga membuat jarak antar keduanya sangat tipis.

Hallo Senja [Sagara & Kalana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang