Bab 6 - Candu

299 40 13
                                    

Sebenarnya hati kalana sudah luluh sejak sagara membawa dirinya ke pusara ibunya, hanya saja otaknya berusaha menentang dengan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya hati kalana sudah luluh sejak sagara membawa dirinya ke pusara ibunya, hanya saja otaknya berusaha menentang dengan keras. Perasaannya semakin tumbuh, namun ia terlalu takut untuk melangkah bersama sagara, kali ini kalana mencoba untuk berteman tanpa melibatkan perasaan.

Tapi berbeda dengan sagara, saat kalana mau bertemu lagi dengannya dan duduk kembali di sampingnya, itu berarti kalana sudah satu langkah maju ke arah jeratannya.

"Mau kemana?"

"Cantik" gumam sagara, namun terdengar samar di telinga kalana.

"Apa?"

"Baju yang kita pake, sama"

Kalana melirik ke arah sagara, benar saja. Mereka berdua memakai kemaja putih panjang, padahal tidak janjian. Untuk kesekian kalinya sagara berfikir jika ini adalah takdirnya.

"Cuacanya cerah, kita ke pantai ya, mau kan?"

"Terserah"

Terlihat jelas dari raut wajahnya, sagara begitu bahagia, bahkan sagara sering melipat kedua bibirnya untuk menahan senyumannya.

Mobil yang di kendarai sagara melaju dengan kecepatan sedang, Saat tiba di parkiran kalana langsung membuka pintu mobil kemudian berlarian di atas pasir putih menuju bibir pantai.

Gadis itu menikmati indahnya pemandangan yang ada di hadapannya sekarang. pantai dan sagara, Tuhan menciptakan kedua nya begitu sempurna.

Kalana melihat jauh ke arah laut, ia menarik nafas panjang kemudian memejamkan matanya.

"Kalo aku mau keduanya, apa boleh Tuhan?"

Sagara duduk di atas butiran pasir, sejak tadi ia memandangi kalana yang berlarian mengejar dan di kejar ombak, tapi kenapa tiba-tiba mematung?

Takut ada yang tidak beres, sagara menghampiri gadis itu.

"Kenapa?"

Kalana membuka mata ketika suara sagara begitu dekat di telinganya.

"Emm?"

"Lo kenapa?"

Kalana menggelengkan kepalanya, ia menatap netra sagara kemudian tersenyum.

Senyuman pertama dari kalana yang terlihat begitu lepas, sagara tidak menyangka bisa mendapatkan senyuman indah itu.

Kalana kembali mengejar ombak, kapan lagi ia bisa bermain seperti ini, pikirnya.

Hallo Senja [Sagara & Kalana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang