Bab 7 - Posesif

229 40 4
                                    

Pagi ini kalana berada di stasiun, tengah menunggu kedatangan johan dari bandung, saat keretanya datang, kalana melihat ayahnya itu keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini kalana berada di stasiun, tengah menunggu kedatangan johan dari bandung, saat keretanya datang, kalana melihat ayahnya itu keluar. Ia bersama seorang anak muda yang berjalan mengikutinya di belakang.

Kalana menghampiri johan kemudian memeluknya erat. "Kangen"

Setelah melepas pelukannya, johan mengenalkan pria yang berdiri di belakangnya.

"Nak, ini dio. dia akan tinggal di rumah kita selama beberapa hari sampe selesai mencari rumah dinas" tutur johan.

"Oohh" kalana ber-oh panjang, karena ini bukanlah yang pertama kalinya, selama ini sudah banyak pegawai johan yang menumpang dirumahnya, entah hanya untuk bermalam atau berhari-hari karena urusan pekerjaan.

Dio mengulurkan tangannya ke kedepan, kalana sendiri langsung menyambut uluran tangan dio dan tak lupa memberinya senyuman.

Setelah semua barang bawaan mereka di masukkan ke dalam bagasi, kalana melajukan mobilnya menuju rumah.

Di dalam mobil kalana mengobrol tentang banyak hal dengan johan, dio yang duduk di kusri belakang hanya menyimak obrolan ayah dan anak yang begitu menyenangkan, sesekali ikut tersenyum, mendengar cerita mereka.

Sesampainya di rumah, dio di antar kalana menuju kamar tamunya yang berada di lantai satu, kamar yang dulu pernah di isi oleh sagara, kamar di mana ia di kecup untuk pertama kalinya oleh sagara, lelaki yang kini menjadi simpanannya.

***

Tok tok tok

Kalana mengetuk kamar tamu yang di tempati oleh dio.

"Ada apa?"

"Makan yukk, udah di tungguin papah sama mamah" tutur kalana, tak lupa juga ia memberikan senyum manisnya, pelayanan untuk tamunya.

Dio menegang sejenak mendengar kata-kata yang keluar dari mulut kalana, dio termasuk cowok kulkas dua pintu, tapi entah mengapa mendengar kalimat sederhana yang di ucapkan oleh kalana membuatnya salah tingkah.

kalana dan dio berjalan menuju meja makan untuk bergabung dengan johan dan juga ani yang sudah menunggu kedatangan mereka.

Kalana mengambil piring, kemudian menyendokkan nasi untuk dio, selanjutnya mengambil untuk dirinya sendiri.

"Makan yang banyak dio, biar ayah kamu tidak khawatir, dari tadi ayah kamu telepon ke bapak, hp kamu kenapa? mati?" Johan memberikan pertanyaan, dengan raut wajahnya yang khawatir.

"Iya pak. maaf Charger saya sepertinya ketinggalan di bandung"

"Ya sudah pake saja dulu punya kalana, nanti sore biar di antar, beli yang baru"

"Baik pak"

Dio menatap lauk pauk yang ada di hadapannya, ia bingung lauk apa yang harus ia ambil terlebih dahulu.

Hallo Senja [Sagara & Kalana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang