Bab 23 - Hot, Table

183 34 3
                                    

Pukul 10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 10.00 siang Kafa mencari teman untuk menemaninya mengambil snack box dari Toko kue milik Ani, ibu Kalana.

Sagara yang tau akan hal itu dengan senang hati menawarkan diri. Alasannya adalah kalana, Sagara berfikir mungkin saja akan ada kalana disana.

"Gue aja yang temenin ya bang" sagara menatap kafa dengan senyum manisnya.

"Ada kerjaan enggak?" Kafa bertanya untuk memastikan, ia tidak mau jika nantinya pekerjaan sagara terbengkalai karena menemaninya.

"Aman bang"

"Tapi kita berangkat jam 11 aja ya" kata kafa.

"Siap bang"

"Makasih ya" kafa menepuk pundak sagara lalu kembali melakukan pekerjaannya.

Mereka sudah berada di Sweet Dessert milik orang tua kalana. Toko kue yang cukup besar dengan beberapa ruangan aesthetic untuk Dine in dan juga ada outdoor juga di lantai dua.

Kafa masuk kedalam, di ikuti oleh sagara yang mengekor di belakangnya. Kalana duduk termenung di pojok ruangan, entah apa yang sedang di pikirkan oleh gadis itu. Dari sorot matanya jelas terlihat tidak sedang baik-baik saja.

Kafa menghampiri kalana, dan dengan tiba-tiba mendaratkan satu ciuman di pipi gadis itu.

"kak" kalana terkejut, ia memegang pipi yang tadi di kecup oleh kafa lalu mendorong tubuh kafa agar menjauh darinya.

"Kangen" kafa membisikkannya pelan di telinga kalana tapi bisa di dengar oleh sagara.

"Gue juga kangen by" lirih sagara dalam hatinya.

Hati sagara begitu sakit, ia melihat bagaimana kafa mencium gadis yang ia cintai di depan kedua matanya.

Andai kafa tau jika sagara begitu menginginkan posisinya, apakah kafa bisa mengabulkannya? lagi-lagi sagara harus berandai andai di dalam pikirannya.

Kafa meminta sagara untuk menunggunya, sementara dirinya pergi ke meja kasir untuk mengambil snack box pesanannya.

Dengan ragu-ragu sagara duduk di hadapan kalana.

"Abis tunangan itu harusnya happy kan ya?" sagara menatap ke arah kalana dengan raut wajah datar.

Entah itu ucapan semangat atau sindiran dari sagara. Kalana hanya diam, hatinya terasa sakit, matanya kini mulai berkaca-kaca.

Saat air matanya ingin turun ia membalikkan badan dan berjalan meninggalkan sagara, Sungguh ia tidak ingin sagara melihat kondisinya sekarang.

Sagara peka akan hal itu, rasanya ingin memeluk kalana dengan erat. Namun sekali lagi sagara tidak berhak apapun atas diri kalana dan sagara sepenuhnya sadar akan hal itu.

Sagara diam-diam mengikuti kalana, ia mencari namun tidak menemukan sosoknya. yang ia temukan hanya suara isakan seseorang dari dalam gudang penyimpanan alat kebersihan.

Hallo Senja [Sagara & Kalana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang