Bab 21 - Neck kiss

176 33 8
                                    

"Gara"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gara"

Kalana terkejut melihat ada banyak memar di wajah sagara, juga sobek di bagian pelipisnya.

Kalana beranjak dari tempat tidur dengan cepat untuk menghampiri sagara yang baru keluar dari kamar mandi.

"Gara, muka kamu?"

Kalana menatap luka di wajah sagara dengan cemas, ia menyentuh lukanya pelan, kemudian meminta sagara untuk duduk di tepi tempat tidurnya.

Tangan lembutnya mulai mengobati luka di wajah sagara, lelaki itu sudah membasuh tubuhnya memun kalana masih bisa mencium bau alkohol.

"Kenapa gara? Kamu berantem sama siapa?" Kalana bertanya pelan dengan penuh kehati-hatian.

"Berantem sama kucing" sagara tersenyum tengil, ia menjawabnya asal, agar kalana tidak cemas.

"Kamu khawatir ke aku, tapi aku enggak boleh khawatirin kamu? Itu curang"

"Gue gpp by"

Sagara berusaha meyakinkan jika dirinya baik-baik saja, namun tentu kalana tau jika ucapan lelaki yang sedang bersamanya itu adalah bohong.

Kalana memutar tubuhnya, memandang ke arah lain. "Ya udah kalo gpp, kamu bisa pergi"


kalana berdiri, berniat untuk pergi. Tapi satu detik kemudian tangan sagara meraih tangan kalana.

Sagara menarik tubuh gadis itu hingga berada di hadapannya dan kedua tangannya kini melingkar di pinggang kalana.

Bagaimana bisa kalana menyuruh sagara pergi? orang yang sudah berusaha mati-matian menjaganya, andai kalana tau.

"Tolong, jangan pernah nyuruh gue pergi, apalagi dari hidup lo. by" Sagara begitu lemah di hadapan kalana, sungguh sagara akan melakukan apapun untuk seorang gadis bernama kalana.

Jika sagara meminta agar tetap tinggal, lalu bagaimana dengan kafa? Kalana menangis hingga air matanya jatuh ke pundak milik sagara.

Sagara mendongakkan kepalanya manatap netra kalana dengan pilu, hari ini terasa begitu berat untuk sagara, dia yang berjuang demi seseorang yang bahkan tidak bisa ia tunjukkan kepada dunia.

Cintanya tulus, hanya saja dia salah memilih rumah. rumah yang harusnya tidak boleh ia masuki, apalagi tinggal di dalamnya.

"Andai dia bukan bang kafa, gue pasti ngerbut lo dari awal by, semakin lama di tahan semakin sakit" tutur sagara pelan namun kalana dapat mendengar suara menyakitkan itu.

Hallo Senja [Sagara & Kalana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang