Alta dan beberapa orang pria mengamati pergerakan dua gadis yang tengah duduk di bangku taman."Tuh mereka, lo kerjain deh!" Pinta alta kepada seorang pia yang bisa di sebut sebagai boss nya.
"Kalana?" Tanya seorang pria memastikan jika yang di lihatnya benar, orang yang ia kenal.
Alta terseyum sengit "Lo kenal? Sebenernya gue enggak ada masalah sama dia, masalah utama gue itu luna! tapi kalo lo mau ngerjain dia juga ya terserah"
"Oke. Inget nanti malem lo ke harus apartemen gue" pria itu mencolek dagu luna dengan satu sudut bibirnya yang di tarik ke atas.
"Kenapa kita nggak pacaran aja?" Alta Menyentuh dada lelaki yang berada di depannya dengan sensual.
"Sorry. tapi gue enggak pacaran sama lonte" pria itu tertawa keras, jelas sedang merendahkan alta.
"Bukannya lo tertarik sama gue?" Alta bertanya dengan begitu percaya diri.
"Gue? tertarik sama lo? Mimpi!" Pria itu menarik satu ujung bibirnya ke atas, ia memalingkan wajahnya ke samping kemudian membuang ludahnya.
Raut wajah alta tampak biasa saja, ia bahkan pernah mendapatkan perlakuan yang lebih menyakitkan dari pada ini.
"Terus kenapa lo mau bantu gue"
"Bukan urusan lo"
Pria itu pergi meninggalkan alta, di ikuti dengan kedua temannya yang mengekor di belakang.
***
Brughh
Tubuh kalana terjatuh ketika bertabrakan dengan seorang lelaki. Tubuhnya kekar tinggi, berkulit.
"Aawh"
Suara pekikan kalana yang jatuh, terduduk di jalanan beraspal area kampusnya.
"Sorry sorry gue lagi enggak fokus" Lelaki itu berniat baik, ia mengulurkan tangan untuk membantu kalana berdiri.
Tidak semudah itu menyentuh kalana, gadis itu lebih memilih untuk berdiri sendiri.
"Kalana?"
Lelaki itu menunjuk ke arahnya, meyakinkan bahwa orang yang ada di hadapannya adalah benar, seorang gadis yang ia kenal.
Kalana menyipitkan matanya. "Mark?"
"Wahh lo masih inget gue?" Pria itu tersenyum senang, lalu memeluk kalana begitu erat.
Kalana terkejut dengan sikap teman lamanya ini, dengan cepat kalana melepaskan tubuhnya dari pelukan mark.
"Sorry gue peluk lo, gu seneng banget bisa ketemu sama lo disini, kal"
"apa kabar, mark?"
"Amat sangat baik kal"
Mark meraih tangan kalana, mencoba untuk menggenggamnya, namun hanya beberapa detik saja, kalana melepaskannya karena ia tidak terbiasa skinship dengan teman lelakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Senja [Sagara & Kalana]
RomanceKenalin, Sagara Saydhi Askara. Lelaki tampan yang tingginya 185cm, ia memiliki berjuta keahlian tapi minus akhlak. Sagara hidup dengan bebas tanpa aturan, saking bebasnya sampai tidak bisa membedakan gelap dan terang, benar atau salah. Sagara adala...