"Kal baliknya mampir ke rumah adi bentar yaa""Mau ngapain lun?" Tanya kalana tanpa menoleh ke arah luna karena fokus pada jalanan yang ada di depannya.
"Mau kasih buah, katanya dia lagi enggak enak badan"
"Iihh aku kira tadi mampir ke toko buah buat kita di rumah" protes kalana yang kini melirik ke arah luna.
"Tenang. buat kita ada kok" jawab luna dengan cengengesan.
Padahal, kalana merasa tidak enak badan, ia juga merasa sakit di beberapa bagian tubuhnya. Namun ia tidak enak jika menolak permintaan sahabatnya.
Mobil kalana terparkir di depan rumah aditya, Kedua gadis itu turun dari mobil, mereka langsung masuk kedalam rumah yang pintunya terbuka lebar.
"Babe, pipi kamu Kenapa?" Aditya meraba pipi luna yang terlihat masih memerah dan bengkak.
"Di gampar orang. suruhannya si jalang!" Kesal luna, ia mengadu kepada pacarnya.
"Kok bisa babe? Ceritain ke gue" Aditya menarik tangan luna membawanya masuk ke dalam kamarnya.
"Hah. cerita aja harus ke kamar" kalana membuang nafasnya dengan kasar, saat ia ia sendirian dan bingung harus berbuat apa.
"Kita masuk ke kamar juga yuk by" Bisik seseorang di telinganya, sontak membuat kalana kaget.
"Aah! kaget gara" Kalana berbalik dengan kedua tangan yang memegang dadanya.
"Kangen" ucap sagara berbisik lirih.
Sagara menarik tangan kalana, ia mengajakknya ke halaman samping rumah aditya, mereka duduk dengan santai, sagara menggenggam tangan Kalana yang tengah menceritakan kejadian hari ini, tanpa ada satu adegan pun yang terlewat.
"Sini sini gue bersiin yang kotor, bekas di pegang si cowok bajingan itu"
Sagara mengusap pipi kemudian mengibas pelan lengan kalana.
"By, lengan lo" Sagara melotot sempurna saat melihat ada memar kebiruan pada lengan kalana.
Wajah sagara panik, ia melihat ke sisi kanan dan kiri, bersyukur karena yang memar hanya satu lengan saja.
"Tunggu disini" sagara bergegas ke dapur mengambil es batu dan juga kain.
"Kenapa? Itu buat apa" Tanya aditya yang kebingungan melihat tingkah sahabatnya itu.
"Lengan kala memar" jawab sagara singkat.
Sagara kembali duduk di samping kalana, ia mengompres memar itu dengan lembut dan penuh hati-hati
"Anjing alta! Cari mati"
Kalana terluka lagi, untuk yang kesekian kalinya, sagara merasa jika ini adalah kesalahannya, ia marah dalam hatinya, sungguh ia tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Senja [Sagara & Kalana]
RomanceKenalin, Sagara Saydhi Askara. Lelaki tampan yang tingginya 185cm, ia memiliki berjuta keahlian tapi minus akhlak. Sagara hidup dengan bebas tanpa aturan, saking bebasnya sampai tidak bisa membedakan gelap dan terang, benar atau salah. Sagara adala...