Sebelum ke tempat tujuan, sagara dan kalana terlebih dahulu membeli beberapa bahan masakan. Kali ini mereka tidak kucing-kucingan, Mereka seperti pasangan kekasih lainnya. Di depan hayalak ramai, mereka bergandengan tangan, saling melempar senyum dan sesekali berpelukan.
Supermarketnya jauh dari pusat kota, sagara yakin jika di sini tidak akan ada bang kafa atau pun teman-teman kantor lain yang mengenali mereka.
Setelah selesai dengan aktifitas belanjanya, kedua anak manusia itu kini sudah berada di dalam mobil menuju kediaman ayah sagara.
"By, udah ngabarin bang kafa?"
Sagara bertanya tanpa menengok ke arah kalana, matanya fokus ke depan, sebenarnya berat menanyakan hal seperti itu setiap kali mereka jalan bersama, namun jika tidak seperti ini, sagara takut perselingkuhan mereka akan terendus oleh kafa.
"Udah gara. Aku bilang ada tugas, jadi sibuk" kalana menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah namun selalu mengulang perbuatannya.
"Udah pinter bohong ya sekarang?" Kata sagara, lelaki itu menggodanya.
Kalana menoleh ke arah sagara, dengan perasaan sedikit kesal, bukankah yang mengajari berbohong adalah sagara. "Kalo enggak bohong, kita enggak bisa sama-sama kan?"
"Maafin gue ya, by" sagara mengusap rambut kalana dengan lembut. "Maaf karena udah bikin lo nakal"
Setelah pintu rumah di buka oleh sagara, mereka langsung membawa belanjaannya ke dapur.
"Ayah pergi ya?"
"Emmm. Ke luar kota by, kenapa? takut?"
"Enggak"
Kalana menggelengkan kepalanya pelan, nemun raut wajahnya jelas terlihat cemas, kalana takut jika sagara akan berulah, kembali melakukan hal-hal aneh kepada dirinya.
"Mau bantuin masak enggak?"
"Iih, kan aku enggak bisa masak, bisanya bikin kue gara"
Dengan sedikit menyesal kalana mengucapkannya, namun setelah ini kalana bertekat akan belajar masak untuk sagara.
Sejak kecil sagara sudah di ajarkan mandiri oleh ayahnya, tidak punya seorang ibu membuat sagara kuat dan serba bisa. Dari memasak, mencuci baju, mencuci piring ataupun melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, itu adalah hal yang sudah biasa sagara lakukan.
"Bantuin makan aja yaa" kalana menggoda sagara yang tengah memotong bawang bombay dan juga sosis.
Sagara memberikan tatapan genitnya. "Nanti gantian ya, lo yang gue makan. By"
"Awas ya kalo macem-macem lagi!" kalana mengacungkan pisau ke arah sagara dengan tatapannya yang tajam.
"By, Heh! Jangan gitu, enggak boleh" mata sagara melotot ke arahnya, ia kemudian mengambil pisau itu dari tangan kalana. "Bercandanya jangan pake pisu by!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Senja [Sagara & Kalana]
RomanceKenalin, Sagara Saydhi Askara. Lelaki tampan yang tingginya 185cm, ia memiliki berjuta keahlian tapi minus akhlak. Sagara hidup dengan bebas tanpa aturan, saking bebasnya sampai tidak bisa membedakan gelap dan terang, benar atau salah. Sagara adala...