Happy Reading 🐻
🐯🐯🐯🐯🐯
Typo? Tandain!
~~~~~~~~~~~
Mata jernih dengan bulu mata yang lentik itu memandang awas ke sekitarnya, menunggu seseorang yang sedari tadi belum muncul batang hidungnya.
"Mana sih? Masa iya nggak masuk."
"Udah nggak ngajar kali, udah pindah." getokan ringan di kepalanya membuat Reta mengaduh kecil. "Lagian udah satu jam lebih guru guru yang lain rapat, pak Azka belum dateng dateng juga."
"Ya mungkin aja dia ada urusan apa gitu makanya telat."
"Ke kelas yuk. Bosen tau dari tadi nungguin pak Azka tapi nggak dateng juga." keluhan Faiha diangguki dengan mantap oleh Reta.
"Yaudah, lo berdua ke kelas duluan nanti gue susul." Hanna menepuk bahu Faiha pelan. Jika dalam setengah jam Azka tidak kunjung muncul maka dengan berat hati Hanna akan pergi ke kelasnya.
Reta beranjak dari duduknya dan menarik Faiha agar berdiri. "Jangan lama lama, adek kelas kita ganas ganas."
"Gue ganasin balik." Hanna menggerakkan tangan seolah menyuruh kedua temannya untuk lekas pergi. "Sana."
"Bye Hanna."
"Em."
Hanna menghela nafas dan mengayunkan kakinya pelan. Hari ini tidak ada jadwal pembelajaran sampai jam istirahat tiba dan Hanna pikir dirinya akan bisa melihat Azka lebih lama. Namun ternyata guru seksinya itu malah belum kunjung datang.
"Gini banget hidup gue. Sekalinya jatuh cinta malah sama om om, mana itu guru gue sendiri lagi." Hanna berdecak, namun detik selanjutnya ia menggigit bibir guna menahan senyumannya. "Nggak papa deh, walaupun udah tuir pak Azka masih seksi menurut gue."
Hachu
Suara bersin yang sangat familiar membuat Hanna menoleh dengan cepat. Senyum Hanna mendadak lebar dan dengan gerakan cepat ia langsung mendekati Azka yang belum menyadari keberadaan dirinya.
"Selamat pagi pak Azka ganteng."
Azka mendongak kemudian memundurkan langkah saat sadar ada seseorang yang berdiri sangat dekat di depannya. "Kamu?"
"Pak Azka sakit?" Hanna maju selangkah lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi Azka tanpa sungkan.
Sentuhan ringan tersebut membuat Azka kembali memundurkan langkah. Anak ini, apa tidak bosan setiap hari selalu menatapnya dengan tatapan memuja?
"Ngapain kamu disini?"
"Ya sekolah lah!" tatapan datar Azka kepadanya membuat Hanna menautkan jari jemari sambil terkekeh kecil. "Nungguin pak Azka sih hehehe." Hanna menggaruk pipinya yang menghangat lantaran menerima tatapan dalam dari Azka. "Pak Azka kenapa telat dateng ke sekolah?"
"Bukan urusan kamu!"
Hanna mencebik mendengar ucapan Azka yang terdengar sangat ketus. "Kan saya cuma– pak! Pak Azka!" panggilan Hanna tak membuat Azka menyahut ataupun menghentikan langkahnya. Hanna menarik sudut bibirnya sambil terus memandangi kepergian Azka. "SEMANGAT BUAT HARI INI SAYANG!"
Langkah Azka sontak saja langsung terjeda. Azka berbalik lalu memelototi Hanna dengan sangar. Hanna yang melihat pun hanya terkekeh dan melambai sampai Azka melanjutkan langkahnya kembali sambil menggelengkan kepalanya yang terasa pening akibat kelakuan muridnya itu.
••••••••••••••••••
"Aku dijemput sama kak Ajun."
Binar mata Hanna terlihat jelas setelah mendengar penuturan Faiha. Selain berparas tampan, sepupu Faiha itu benar benar kharismatik. Tidak heran jika banyak sekali gadis gadis yang terpesona termasuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
intimacy issues
Teen FictionEND 🔞 Hanna, seorang gadis yang sangat menyukai paras pria pria tampan ternyata memilih melabuhkan hatinya kepada seorang guru yang mengajar di sekolahannya. Usia mereka memang terpaut jauh namun sialnya di mata Hanna gurunya itu terlihat masih san...