Happy Reading 🐻
🐯🐯🐯🐯🐯
Typo? Tandain!
~~~~~~~~~~~~~~
Jari jari Gloria bergerak gelisah di atas stir mobil dengan pandangan yang menyorot ke arah cafe dimana Azka dan Hanna tengah duduk berdua. Matanya menyorot tajam di sertai rasa dongkol yang luar biasa.
Gloria menggigit bibir sembari menukik alisnya tajam. Seharusnya ia membiarkan Melvin berlaku sesuka hati kepada Hanna.
"Bodoh!"
Gloria memutuskan untuk masuk ke dalam cafe. Ia duduk tak jauh dari mereka guna memperhatikan gerak gerik keduanya.
"Alibra lucu ya."
"Iya kayak anak kita nanti."
Azka tergelak kecil melihat Hanna yang mengangguk sambil mengerucut kecil. Ia memperhatikan ponsel Hanna yang memperlihatkan foto anak kedua Bara.
"Besok kita ke sana. Mau?"
Anggukan semangat Hanna di balas kecupan di punggung tangan oleh Azka. Hal tersebut membuat Gloria yang melihatnya menukikan alis tak suka. Wanita itu tak sadar bahwa ia bukan siapa siapa di kehidupan Azka.
Hanna memandang tangannya yang di genggam lembut oleh Azka lalu ia menggulir netranya untuk memandang suaminya tersebut. "Mas pengen cewek apa cowok?"
Azka berfikir sejenak. "Cowok cewek sama aja yang penting kita buat sampai jadi."
Mata Hanna menyipit masam.Namun meskipun begitu dirinya setuju dengan ucapan suaminya. Laki laki atau pun perempuan Hanna akan tetap menerimanya yang terpenting anaknya nanti lahir dengan selamat.
"Nanti enaknya aku di panggil apa ya?"
Seulas senyum Hanna terpatri kala melihat Azka yang menyangga pipinya dengan raut serius. Sepertinya Azka amat sangat menanti buah hati mereka.
"Papa? Ayah? Papi? Daddy? Bapak? Abah? Atau Tuta?" celetuk Hanna menyarankan.
"Um?" heran pun agak binggung Azka memandang Hanna. "Tuta? Panggilan dari mana itu?"
Tergelak sudah Hanna di buatnya. Hanna mengelap sudut matanya dan mengibaskan tangannya kepada Azka yang masih terheran heran.
"Lupain, bukan apa apa." Hanna berdehem kecil "Terserah deh yang penting jangan tuan besar."
"Nggak lucu sayang."
Kali ini Hanna tergelak kecil. "Udah ah aku mau ke toilet dulu."
"Ngapain?" Azka masih bertanya meskipun matanya melirik tangan Hanna yang memegangi perutnya.
"Nyari berondong!" Hanna beranjak pergi setelah menjawil dagu Azka. Langkah kakinya sedikit tergesa gesa lantaran perutnya terasa sangat mulas.
•••••••••••••••••••
Air yang mengalir dari wastafel langsung mengenai tangan Hanna. Ia telah menuntaskan hajatnya dan sekarang perutnya terasa lebih baik dari sebelumnya.
"Bisa bisanya gue mules cuma gara gara sarapan roti."
Bilik toilet ujung di buka oleh seseorang. Hanna tetap mencuci tangannya sampai akhirnya ia mendongakkan kepalanya untuk bercermin. Mata jernihnya langsung bersitatap dengan seorang wanita yang ia ketahui sebagai rekan kerja suaminya.
"Ah, tante."
Senyum tipis Hanna menyapa Gloria. Hanna belum berfikir hal aneh saat Gloria belum membalas sapaannya sampai ia di buat terkejut lantaran Gloria menamparnya tanpa aba aba.
KAMU SEDANG MEMBACA
intimacy issues
Teen FictionEND 🔞 Hanna, seorang gadis yang sangat menyukai paras pria pria tampan ternyata memilih melabuhkan hatinya kepada seorang guru yang mengajar di sekolahannya. Usia mereka memang terpaut jauh namun sialnya di mata Hanna gurunya itu terlihat masih san...