intimacy issues 54

6K 362 11
                                    

Happy Reading 🐻

🐯🐯🐯🐯🐯

Typo? Tandain!

~~~~~~~~~~~~

Kecupan ringan di bibirnya berhasil mengusik Hanna dari tidurnya. Tanpa membuka mata Hanna menggeliat kecil lalu membiarkan Azka melanjutkan kegiatannya.

"Morning sayang. Ayo bangun."

"Masih ngantuk."

Azka menghentikan kegiatannya saat di rasa Hanna kembali terlelap. Ia mengambil air di atas nakas lalu meneguknya hingga tak tersisa. Baiklah, ia akan kembali tidur sampai Hanna bangun dengan sendirinya.

"Umm."

Hanna membuka mata lalu menatap Azka yang sudah tertidur. Dada bidang yang berada di hadapannya ia pandang lalu Hanna mengarahkan tangannya ke sana.

Gerakan abstrak di dadanya membuat Azka terbangun dari tidurnya. Azka menghela kecil dengan tangan yang mengelusi pinggang Hanna. Ia membiarkan Hanna bermain main di dadanya.

Suara rintikan hujan yang semakin deras menyapa pendengaran mereka. Azka menaikan selimut yang mereka kenakan lalu merengkuh pinggang Hanna agar semakin dekat.

"Ayo tidur." Azka menyelipkan tangannya di bawah kepala Hanna kemudian memandang Hanna yang masih sibuk mengukir asal di dadanya.

"Udah nggak ngantuk."

Suara petir yang begitu keras mengagetkan mereka berdua. Terlebih Hanna yang langsung memeluk Azka erat saking terkejutnya.

"Di langit lagi perang ya?"

Hanna menempatkan kedua tangannya di dada Azka. Azka tak menjawab, Ia sibuk tertawa sembari membelit kaki Hanna. Suara petir masih terdengar meskipun tak sekeras yang pertama.

"Kok ketawa? Ayo–"

Suara petir yang jauh lebih keras berhasil membuat Hanna menjerit terkejut. Azka memeluk Hanna dengan kedua tangannya dan menyembunyikan wajah Hanna di dadanya.

"Takut."

"Ssshh nggak papa."

"Jam berapa sekarang?"

"Setengah delapan lebih." Azka melirik ke jendela. Keadaan di luar terlihat gelap dari biasanya. "Laper ya?"

"Iya." Hanna menahan Azka yang hendak bangun. "Ikut!"

"Di sini aja." Azka mengambil kaosnya lalu memainkannya dengan cepat.

"Ikut ikut ikut!"

Azka menggigit pipi Hanna sebelum membopong istrinya itu keluar kamar. Hawa dingin langsung mengapa kulit mereka hingga Hanna menggigil di buatnya.

"Uh dingin."

"Mau di masakin apa?"

"Terserah."

Azka menggeleng mendengar jawaban Hanna. Ia mendudukkan Hanna di kursi kemudian menuju ke arah kulkas untuk melihat bahan makanan apa yang bisa ia olah pagi ini.

"Ayam kayaknya enak deh."

Suara halus di sebelahnya berhasil mengejutkan Azka. Hanna berdiri di sampingnya dengan mata yang menelisik isi kulkas.

"Mau ayam?"

"Iya." Hanna meneguk segelas air yang baru saja ia ambil.

Azka mengambil ayam dan bahan bahan yang akan ia butuhkan sebagai pelengkap. Ia akan memasak sup ayam untuk Hanna.

intimacy issuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang