end of intimacy issues

5.8K 314 17
                                    

Happy Reading🐻

🐯🐯🐯🐯🐯

Typo? Tandain!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Ya, sudah ku periksa tadi." Azka mengapit ponselnya dengan pundak kala ia mengetik dengan cepat di laptopnya. Fokusnya sama sekali tak terpecah meskipun telinganya masih mendengar penjelasan dari Yeksa. "Kapan kita bertemu mr Amstrong?"

"Lusa." terdengar suara grasak grusuk dari tempat Yeksa. Dan tak lama setelahnya umpatan Yeksa terdengar oleh Azka. "Shit! Kopi goblok!"

Yeksa yang ceroboh rupanya tidak bisa hilang. Sudah kenyang sekali Azka mendapati Yeksa yang selalu ceroboh dalam segala hal.

"Lusa jam tujuh malam di restoran biasa." lagi lagi umpatan Yeksa terdengar namun tak sekeras yang tadi. "Aku– Ck kasih aku jatah libur Azka. Tenagaku sudah terkuras habis sejak berbulan bulan yang lalu.

Alih alih melarang Azka tanpa di duga mengangguk kecil. " Seminggu cukup?"

"Dua minggu ekstra tujuh hari."

"Ya, terserah mu." lagipula Yeksa telah banyak membantunya selama ini. Pun Azka juga sudah resign dari pekerjaannya menjadi seorang guru setelah Hanna lulus waktu itu. Jadi ia bisa fokus mengurus pekerjaan kantornya.

"Azka."

"Ya?"

"Lihat video yang baru aku kirim."

Azka menyenderkan punggungnya. Ia melihat video yang Yeksa kirim namun hanya beberapa detik sebelum kembali bersuara.

"Menjijikkan."

Kekehan Yeksa mengalun. Sudah ia duga jika respon Azka akan seperti itu. Yeksa pun juga juga sama saat melihat video Gloria yang tengah di pakai oleh segerombolan pria. sama sekali tak terkejut atas apa yang menimpa Gloria dan Brata. Mereka sudah menduga akan seperti ini akhirnya.

"Tapi Gloria terlihat menikmatinya." wanita gila. Hardik Yeksa dalam hati. Entah apa yang merasuki Azka dulu sampai temannya itu menyukai wanita seperti itu.

"Ayah, bunga ini kayak bunga yang akau lihat di hutan waktu aku camping sekolah dulu."

"Oh ya? Cantik kan?"

Dari jendela kamar, Azka menatap istrinya. Suasana hati Hanna berangsur membaik setelah berbincang secara dalam dengan ayahnya. "That is her choice. Being a whore" Azka kembali berbincang dengan Yeksa. " Bahkan jadi ibu pun dia nggak becus." kejadian yang menimpa Melvin sudah sampai ke telinganya. Dan ya, Wzka merasa sedikit kasihan dengan Melvin yang sekarang masih hidup atau tidak.

"She is a bad mom." di ruangannya Yeksa menggeleng sembari membereskan kekacauan yang tadi ia perbuat. "Ya sudah kalau gitu. Setelah ini jangan ganggu aku sampai batas waktu yang aku tetapkan tadi."

"Hm, enjoy your holiday Mr gay."

"Hei hei hei! Sudah ku bilang–"

Selain ceroboh Yeksa itu juga cerewet. Jadi sebelum telinganya panas Azka menekan tombol merah pada ponselnya lalu setelahnya menghela lega. Selain Hanna, sepertinya suasana hatinya juga terasa lebih baik dari sebelumnya.

Pintu kamar di buka pelan saat Azka telah menutup matanya. Hanna berjalan tanpa suara mendekati Azka saat ia tahu suaminya itu sepertinya tengah tertidur. Ia pandangi wajah Azka yang terbingkai kacamata. Poin plus, Hanna selalu suka kala suaminya itu memakai kacamata.

"Sayang." tangan Hanna yang yang mengusap wajahnya Azka kecup. Matanya terbuka dan menatap Hanna yang nampak terkejut melihatnya.

"Aku bangunin kamu ya? Maaf."

intimacy issuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang