intimacy issues 35

39.1K 1.1K 81
                                    

Happy Reading🐻

🐯🐯🐯🐯🐯

Typo? Tandain!

~~~~~~~~~~~~~~~~

"Apa karena saya terlalu tua untuk Hanna?"

Akhtar masih bergeming di tempat duduknya. Apa ini sebuah lelucon? Sejauh mana hubungan mereka hingga Azka seberani ini melamar Hanna.

"Kamu nggak hamil kan Hanna?!"

Ucapan sinis dari Intan serta tatapan Akhtar yang tajam membuat Hanna gelagapan. "N-nggak bu, Hanna nggak hamil."

Melihat Hanna yang di cerca hingga panik, Azka lantas berdehem hingga menarik perhatian dari Intan dan juga Akhtar. "Tenang saja bu Intan. Hanna nggak hamil seperti apa yang ibu pikirkan."

"Lalu?"

Akhtar menatap lurus kearah Azka. Ada perasaan tak rela di hati Akhtar dengan keinginan Azka yang mau meminang putrinya.

"Saya menginginkan Hanna pak Akhtar." terdapat tekanan nada di kalimat yang Azka ucapkan. Azka berubah pikiran, mau tak mau Akhtar harus menyetujuinya untuk menikahi Hanna.

"Kamu–"

"Saya mau menjadikan Hanna sebagai istri saya. Lagipula selama ini hubungan kami berjalan dengan sehat dan nggak ada kendala apapun."

Hanna tak kuasa menahan cibiranya di dalam hati. Hubungan yang sehat katanya? Tapi tak apa lah, semoga dengan kebohongan Azka ini Akhtar mau menerima lamaran Azka untuk dirinya.

"Tapi umur kalian terpaut sangat jauh."

Tentu saja kalimat tersebut membuktikan bahwa Akhtar tengah menolaknya. Namun meskipun begitu Azka masih tetap tenang di tempat duduknya tanpa merasa terpojokkan.

"Soal umur apa semasalah itu pak Akhtar?" Azka kembali meminum kopinya dengan tenang. "Saya rasa itu nggak akan berpengaruh kepada hubungan saya dengan Hanna."

Diamnya Akhtar dengan aura yang tak mengenakan membuat Hanna tak nyaman. Apakah hubungannya dengan Azka akan berakhir di tengah jalan?

"Di terima aja lah mas."

Semua pasang mata menatap kearah Intan. Tak terkecuali Akhtar yang kini sudah menukikkan alisnya tajam. Ia tak suka dengan apa yang baru saja Intan ucapkan.

"Diem Intan! Kamu nggak tau apa apa!"

"Soal apa huh? Jelas jelas anak kamu di lamar di hadapan kamu jadi apa susahnya buat nerima?" Intan mengalihkan pandangannya ke Hanna yang kini tengah menatapnya terkejut. "Jangan ambil keputusan secara sepihak. Kamu belum tanya ke Hanna."

Akhtar menghela nafas berat sambil mengusap wajahnya. "Gimana Hanna? Kamu mau nerima lamaran dari guru kamu ini?"

Hanna melirik Azka yang duduk dengan tenang. Berbeda sekali dengan ayahnya yang terlihat sangat gusar.

Anggukan kecil Hanna berhasil menciptakan raut kecewa di wajah Akhtar. Hanna tentu saja melihatnya namun ia dengan segera langsung menundukkan pandangannya.

'Maafin Hanna ayah'

"Liat, anak kamu mau kan?"

Akhtar tak menggubris ucapan Intan meskipun dalam hati ia ingin sekali membungkam mulut lancang istrinya itu.

"Gimana pak Akhtar?"

Takut takut Hanna melirik Akhtar untuk melihat sorot ayahnya yang menatap Azka tajam. Ketegangan dalam diri Akhtar masih terlihat. Hanna menunggu dengan was was mendengar penolakan dari mulut Akhtar.

intimacy issuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang