Happy Reading 🐻
🐯🐯🐯🐯🐯
Typo? Tandain!
~~~~~~~~~~~~~~~
Yeksa menghentikan mobilnya di garasi rumah Azka kemudian menoleh ke belakang. Menatap Azka yang masih setia mendekap Hanna.
"Dia tidur?'
"Em." Azka merapikan rambut Hanna yang menutupi wajah kemudian membawa gadis itu keluar setelah Yeksa membukakan pintu mobil untuknya. "Kamu nginap kan?"
"Ya." Yeksa memijat lehernya dan membuka pintu rumah. Badannya terasa remuk jadi Yeksa memilih untuk bermalam di tempat Azka daripada terjadi hal yang tidak diinginkan di perjalanan pulang nanti.
"Mmhhh."
Kedua pria dewasa tersebut langsung menatap Hanna yang menggeliat di gendongan Azka. Yeksa menguap lalu duduk di sofa sambil membuka kancing kemejanya hingga dada serta perut kerasnya terlihat jelas.
"Sana bawa ke kamar tapi jangan diapa apain dulu anaknya, kasian."
"Ck!"
Azka agak tersinggung dengan ucapan Yeksa. Apa wajahnya terlihat seperti pria tua cabul yang mencuri kesempatan dalam kesempitan?
Hela nafas Azka terdengar berat setelah meletakkan Hanna di kasurnya. Ia duduk di samping Hanna kemudian mengusap pipi gadis itu pelan.
"Gimana kalau aku tadi nggak dateng, um?"
Melihat kejadian tadi saja sudah membuat Azka mendidih apalagi jika mereka bertindak lebih. Sungguh, Azka pasti akan membunuh para pria bejat itu tanpa belas kasih.
Azka beranjak dari tempat duduknya guna membersihkan badan. Dan setelah selesai dengan urusan mandinya tersebut Azka kembali mendekat ke ranjang. Diperhatikannya Hanna yang menggeliat tak nyaman karena basah keringat di tubuhnya.
Pria dengan handuk yang melingkar di pinggangnya tersebut dengan sigap langsung berjalan ke lemari dan mengambil kaos untuk Hanna dan juga boxer untuk dirinya sendiri.
"Basah." Azka mengusap seluruh keringat Hanna dengan tangan. Dan ketika ia mulai melucuti pakaian Hanna tiba tiba saja mata gadis itu terbuka menatap dirinya.
Azka menunggu respon dari Hanna namun gadis itu hanya diam kemudian memejamkan matanya kembali tanpa berkata apapun.
Azka memakluminya dan kembali melanjutkan kegiatannya. Pasti Hanna kelelahan. Bersekolah lalu dilanjutkan dengan bekerja di sebuah cafe yang tergolong ramai pengunjung. Pun di tambah dengan kejadian yang tak mengenakan tadi.
"Umm."
"Ssssstttt." Azka menenangkan Hanna yang sepertinya terusik karenanya. Ia pandangi tubuh Hanna yang hanya terbalut celana dalam kemudian memakaikan kaosnya dengan perlahan.
Azka menggeleng kecil saat memperhatikan perban yang ia pegang. "Apa nggak sesak setiap hari pakai ini?"
Azka memungut bra serta pakaian Hanna yang lain lalu ia letakan di kursi. Pria itu mendesah kecil kemudian menatap ponsel Hanna yang berbunyi menampilkan notifikasi dari seseorang.
"Aroon."
Azka menukikan alis saat membaca pesan dari Aroon. Sayang? Apa bocah ingusan ini menyukai Hanna?
"Bocah sialan!"
Mengabaikan pesan dari Aroon, Azka lantas memilih mengutak atik ponsel Hanna sebentar kemudian naik ke ranjang dan berbaring di samping Hanna.
"Unghh dingin."
"Tadi keringetan sekarang ngeluh dingin."
Azka memperhatikan Hanna yang mendusel kepadanya mencari kehangatan. Selimut yang teronggok di pinggir kasur Azka ambil lalu ia bentangkan untuk menyelimuti tubuhnya dan juga Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
intimacy issues
Roman pour AdolescentsEND 🔞 Hanna, seorang gadis yang sangat menyukai paras pria pria tampan ternyata memilih melabuhkan hatinya kepada seorang guru yang mengajar di sekolahannya. Usia mereka memang terpaut jauh namun sialnya di mata Hanna gurunya itu terlihat masih san...