Happy Reading🐻
🐯🐯🐯🐯🐯
Typo? Tandain!
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Melvin menghentikan motornya tepat di depan gerbang sekolah saat melihat mamanya yang sepertinya menunggu kehadirannya. Dari dua hari yang lalu Melvin tidak pulang karena menginap di rumah Maisya, pun seragam yang ia kenakann saat ini adalah seragam bekas milik kakak Maisya.
"Aku yang kabarin mama kamu. Tante Ria khawatir sama kamu." Maisya turun dari motor Maisya dan bergegas menyapa Gloria yang tersenyum kepadanya. "Pagi tante."
"Pagi Maisya."
Gloria mengusap pipi Maisya sayang. Melvin sendiri masih terdiam di motornya dan hal tersebut mengusik atensi Maisya.
Melvin mendengus melihat Maisya yang mengkodenya dengan kedipan mata. Ia memarkirkan motornya terlebih dahulu lalu menghampiri mamanya.
"Tante aku duluan ke kelas ya."
"Iya."
Melvin mengernyit. "Sayang?"
Seruan melas Melvin tak Maisya hiraukan. Ia melotot menakut nakuti Melvin lalu berlari pergi setelah menyalami Gloria. Ini bukan urusannya, Maisya harus memberi ruang untuk mereka agar saling berbicara.
Melvin menghela pasrah. "Kenapa?"
"Hari ini pulang ya." Gloria memegang pundak anaknya dengan sendu. "Mama khawa–"
"Apa masih ada hal yang mama tutup tutupi dari aku?"
Gloria menatap Melvin dengan sesal. "Melvin, ma–"
Tangan putih nan lentik yang bertengger di pundaknya Melvin singkirkan. "Nanti aku pulang."
Gloria pasrah saat Melvin terus melangkah tanpa merespon panggilannya. Dengan hela nafas berat Gloria masuk ke mobilnya. Ia memejamkan mata sesaat kalau teringat tatapan kecewa Melvin kepadanya.
"Maafin mama."
Sedangkan di sisi Melvin, remaja itu terus melangkah ke kelasnya. Mimik wajahnya datar hingga tak ada satupun yang berani menegurnya kecuali para siswi yang masih memandangi paras tampannya dengan binar kagum.
"Kak Melvin makin ganteng aja kalau marah."
"Ssstt di banting ntar lo kalau dia denger."
"Di banting di kasur ya? Mau banget!"
"Bego! Gue juga mau kali kalau kayak gitu."
Seruan cabul para gadis di sekitarnya tak Melvin hiraukan. Melvin terus melangkah sampai sosok Hanna yang sedang berbincang dengan Azka menarik perhatiannya.
"Nanti aj–"
"Pagi pak Azka."
Sapaan Melvin mendapatkan respon yang berbeda dari keduanya. Azka santai sementara Hanna menatap Melvin dengan kaku lantaran was was apakah Melvin mendengar atau tidak obrolannya dengan Azka barusan.
"Pagi."
"N–nah pas." Melvin yang mengernyit heran lantas di tarik mendekat oleh Hanna. "Pak Azka nawarin les privat ke gue Vin. Lo mau nggak? Kalau aja gue belum di daftarin ayah ke tempat bimbel udah gue terima tawarannya pak Azka."
Sorot mata Azka terlihat sinis. Untuk apa istrinya ini menawari Melvin les privat yang tak pernah ia agendakan. Bagaimana kalau Melvin menyetujuinya?
"Oh, kalau les privat saya belum minat pak." Melvin terkekeh jenaka kearah Azka. "Udah itu aja kan? Ayo ke kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
intimacy issues
Teen FictionEND 🔞 Hanna, seorang gadis yang sangat menyukai paras pria pria tampan ternyata memilih melabuhkan hatinya kepada seorang guru yang mengajar di sekolahannya. Usia mereka memang terpaut jauh namun sialnya di mata Hanna gurunya itu terlihat masih san...