intimacy issues 4

85.5K 2.1K 23
                                    

Happy Reading 🐻

🐯🐯🐯🐯🐯

Typo? Tandain!

~~~~~~~~~~~

Udara di sekitar benar benar sejuk. Semua merasakannya kecuali Hanna yang sedari tadi mengipasi dirinya sendiri dengan tangan. Tatapan tajamnya terkunci kearah Azka yang terlihat asyik mengobrol dengan seorang guru wanita.

"Awas juling."

Hanna mengerjap saat sadar bahwa ia terlalu lama melotot ke arah Azka. Menormalkan nafasnya sesaat, Hanna kemudian melirik Azka sebentar sebelum menatap Reta.

"Itu guru baru yang Rafka bilang?"

"Um." senyum Reta terbit melihat wajah Hanna yang terlihat sangat masam. "Cantik ya. Pasti pak Azka terpesona, yakin gue."

"Aku juga. Kata Rafka mereka dulu satu kampus juga, jadi nggak heran liat mereka sedeket itu." Faiha menatap Hanna dan mengusap bahunya. "Kamu cemburu nggak Na?"

"Pikir aja sendiri!" Hanna menyingkirkan tangan Faiha lalu bersedekap dada.

"Lo nggak liat Fai muka Hanna udah kayak lap warteg?"

"Hah?" Faiha mengangguk paham setelah melihat raut wajah Hanna. "Oh, lecek Ta."

Tawa Reta yang terdengar begitu puasnya membuat Hanna berdecih. Tidak solid sekali, padahal suasana hati Hanna sedang tidak baik.

Kedua orang dewasa yang masih berbincang ria kembali Hanna tatap. Jika di pikir pikir, perkataan Reta tempo lalu ada benarnya. Hanna harus move on sebelum merasakan sakit yang lebih dari ini. Azka pria dewasa, pasti akan mencari pendamping yang setara dengannya.

Cinta monyet. Hanna tersenyum mengingat betapa konyolnya ia yang selalu melakukan apapun untuk menarik perhatian Azka. Menggoda pria itu habis habisan, tidak mengerjakan tugas agar dihukum. Gadis gila mana yang mau melakukan hal itu selain dirinya.

"Reta."

"Hm."

Faiha memegang tangan Reta dan menunjuk Hanna yang mimik wajahnya sudah berubah menjadi serius. Hela nafas kasar Hanna yang secara tiba tiba membuat mereka terkejut namun mereka tak ingin membuka suara lebih dahulu.

"Gue mau move on dari pak Azka!"

Hanna menoleh kearah Faiha dan Reta yang menatapnya tanpa kedip. Terlihat sekali bahwa mereka berdua tengah terkejut atas pernyataannya barusan.

"Gue. Mau. Move on."

"Serius lo?"

Hanna mengangguk yakin. Tekatnya sudah bulat untuk melupakan Azka. Hanna yakin, masih banyak pria di luaran sana yang lebih keren dan tampan dari Azka.

Tepukan keras di bahunya membuat Hanna berdesis. Reta, sang pelaku tersenyum senang sambil mengangguk puas.

"Lo pasti bisa! Lupain pak Azka dan cari cowok lain yang lebih oke dari dia."

"Kak Arsen?" Hanna merangkul keduanya dan berjalan pergi dari sana. "Salah ya?" wajah datar Reta membuat Hanna terkikik kecil. "Tenang tenang, nggak akan gue ambil."

"Tapi di curi." kekehan Faiha terhenti dan di gantikan dengan pekikan saat cubitan Reta mendarat di pinggangnya.

"Hanna!"

Langkah mereka sontak saja berhenti mendengar panggilan tersebut. Hanna menggigit bibir tanpa menolehkan kepalanya ke arah sang pemanggil.

"Hanna!"

Melihat Hanna yang mulai goyah, Reta langsung mendekatkan bibirnya ke telinga Hanna. "Mau move on nggak?"

Yang ditanya hanya memejamkan mata sambil menggeleng kecil. Hanna dilanda kegalauan antara meneruskan misi untuk melupakan Azka atau tidak.

intimacy issuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang