intimacy issues 41

38.2K 913 29
                                    

Happy Reading 🐻

🐯🐯🐯🐯🐯

Typo? Tandain!

~~~~~~~~~~~~

Pundak Hanna terasa ringan seolah beban yang ia pikul hilang tanpa sisa. Hari ini adalah hari terakhirnya melaksanakan ujian dan Hanna benar benar senang. Setelah ini Hanna akan merilekskan otaknya dengan mengajak Azka liburan.

Selama mempersiapkan ujian, Azka benar benar menjadi pengajar yang baik. Tentu saja hal tersebut tidak gratis. Hanna harus memberikan hadiah khusus.

Dan ya, saat memberi hadiah yang terakhir Hanna malah di buat terluka seperti hari dimana Azka mencekokinya dengan susu peningkat gairah.

Kepalanya kembali bocor dan tentu saja Hanna menangis karena rasa pusing yang menderanya. Azka tentu saja menenangkannya namun dengan pinggul yang masih bergoyang menumbuk nikmat miliknya.

"Akhirnya otak gue bebas Sya."

Hanna menghela lega. Senyumnya pun terlihat lebih lebar, berbeda dengan hari hari sebelumnya.

"Kek punya otak aja lo."

Hanna melirik Melvin sinis. "Bacot Melvin!"

Mulut Melvin buru buru di bekap oleh Maisya. Gadis itu ingin ketenangan setelah menyelesaikan ujian. Bukan malah mendengar pertikaian keduanya.

"Cabut sekarang?" Daffin menyimpan ponselnya setelah log out dari game kesayangannya.

"Bentar lagi."

Aroon datang bersama fajar. Meletakkan berbagai jajaran di meja. Hanna dan Maisya dengan senang hati mengambilnya. Gratis, siapa yang tidak mau huh?

"Lo bimbel dimana sih Na?"

"Ujian baru selesai dan lo baru nanya itu ke gue?"

Fajar menggeleng. Ia mengapit rokoknya di antara celah bibir tanpa rasa takut lalu meminjam korek kepada Daffin. "Ambis boleh tapi jangan sampai kepala bocor kek gitu lah. Mana bocornya dua kali lagi."

Hanna tersedak dan langsung menenggak airnya tergesa gesa. "I-ini cuma kecelakaan kecil doang kok."

Keempat pria disana menatap Hanna bersamaan. Hanna memilin seragam barunya gugup. Ya, siapa yang percaya. Kecelakaan lalu terluka di tempat yang sama dalam waktu berdekatan. Kecuali kalau itu memang di sengaja.

Jadi, apa Azka sengaja melakukannya? Jahat sekali kalau memang iya.

"Ah." Daffin mengangguk kecil. "Ceroboh juga lo."

"Kapan sih dia nggak ceroboh Daff-akh! Wah wah lo-hei sakit Na!"

Kali ini Maisya membiarkan mereka berdua. Ia memilih menonton anime bersama Fajar menggunakan ponsel pria itu.

"Ya sayang?"

"Kak! Malu tau!"

"Lo nggak lagi telanjang ngapain malu? Atau mau gue telanjangin aja sekalian? Nanti gue ke rumah, um?"

Aroon tertawa dengan ponsel yang menempel di telinga. Daffin memperhatikannya kemudian mengalihkan pandangannya ke teman temannya yang lain.

Sayang sekali mereka akan segera lulus. Padahal pertemanan mereka baru terjalin 1 tahun belakangan ini.

Meskipun Daffin brengsek tapi jika soal pertemanan ia sangat amat setia kawan.

"Gas barbeque an nggak nih?"

"GAS!!"

•••••••••••••••••••••••

"Kak Hanna!"

intimacy issuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang