intimacy issues 37

41K 980 20
                                    

Happy Reading 🐻

🐯🐯🐯🐯🐯

Typo? Tandain!

~~~~~~~~~~~~~~~~

Buah dada dengan pucuk kemerahan yang belum menegang sempurna adalah pemandangan yang Azka lihat setelah membuka mata. Melirik jam pada ponsel yang ternyata telah menunjuk pukul 7:45 Aska rasa ia tak perlu repot repot membangunkan Hanna untuk pergi ke sekolah.

Tangan Azka mengelus punggung telanjang Hanna. Istri kecilnya tertidur dengan pulas, mungkin karena kelelahan mengingat tadi malam ia benar benar memonopoli tubuh Hanna hingga Hanna merengek tak kuat.

"My little wife."

Azka mengusap pipi Hanna sambil terkekeh. Ia masih ingat betul bagaimana usaha yang Hanna lakukan untuk menarik perhatiannya. Selalu menyapanya dengan antusias, menanyai kabar, bahkan sengaja melakukan kesalahan agar bisa mendapatkan hukuman darinya.

"Kamu masih kecil tapi kenapa bisa semudah itu ngebuat pikiran kacau?"

Entah se menyesal apa Azka jika ia tidak segera bertindak setelah menyadari perasaannya kepada Hanna. Yang pasti mulai sekarang Azka tidak akan pernah melepaskan Hanna. Hanna miliknya, hanya miliknya!

"I love you."

Azka mengecup kening Hanna dan kembali memejamkan mata. Namun nyatanya, hal tersebut ia urungkan saat hidungnya tidak sengaja bertabrakan dengan buah dada milik Hanna.

"Bahaya." bisiknya pelan sebelum menggigit bibir bawah.

Insting prianya bekerja. Tanpa bisa di cegah lagi Azka meremas  buah dada Hanna setelah menyumpal mulutnya dengan puting ranum tersebut. Tidak ada yang keluar dari sana tapi lagi lagi Azka menyesapnya dengan kuat seperti biasa.

Azka menjilat bibirnya lalu melesakan wajahnya ke payudara Hanna. Ia menggelengkan kepala saat rasa lembut menghantam permukaan wajahnya.

Rasanya Azka sangat mengiri dengan bayi yang bisa merasakan benda ini setiap hari. Ia benar benar iri! "Mmhh empuk. Pengen jadi bayi."

"Inget umur."

Suara serak tersebut membuat Azka mendongak. Ia menatap Hanna yang masih memejamkan mata. "Udah bangun sayang?" tangan Azka merambat ke belakang, ia memeluk tubuh telanjang Hanna dengan erat.

Hanna mencebik melihat senyum Azka yang rupawan. Bagaimana bisa dirinya tak bangun jika hisapan Azka saja seperti menarik seluruh jiwanya.

"Minggir dulu aku mau mandi." pelukan Azka tak terlepas sama sekali meskipun Hanna telah duduk dan hendak beranjak dari kasur. "Lepasin dulu mas, nanti aku telat sekolahnya."

"Kita baru nikah Hanna." lengan Azka beralih ke payudara Hanna lalu menekannya agar istri kecilnya itu kembali berbaring di sebelahnya. "Pengantin baru nggak boleh kemana mana, di kamar aja."

Hanna terdiam sejenak. Ia baru ingat jika status mereka kini sudah menjadi sepasang suami istri.

Dengan malu malu Hanna memukul pelan dada Azka kemudian menenggelamkan wajahnya di sana. "Lupa."

Kikikan Hanna mengundang decakan Azka. Selimut yang melorot Azka tarik ke atas hingga menutupi tubuh telanjang mereka berdua.

"Belum ada sehari aja suaminya udah di lupain." Azka menunduk, menciumi pucuk kepala Hanna secara bertubi tubi.

"Nggak gitu mas suami."

"Terus apa?"

Hanna menggesekkan hidungnya di dada Azka sebelum mendongak guna menatap wajah Azka. "Jangan marah."

intimacy issuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang