Happy Reading 🐻
🐯🐯🐯🐯🐯
Typo? Tandain!
~~~~~~~~~~~~~~~
Waktu terus berjalan dan tak terasa 2 bulan berlalu begitu cepat. Untuk beberapa orang pasti menikmati waktunya dengan hal hal yang menyenangkan. Namun tidak untuk Hanna.
Hanna selamat setelah ada seseorang yang menolongnya waktu itu. Ia pikir dirinya akan mati karena Melvin menabraknya dengan kecepatan tinggi. Tapi takdir berkata lain dan untungnya tidak terjadi apa apa dengan janin di kandungannya.
Perasaan Hanna campur aduk saat tahu dia hamil sampai Hanna memilih menangis sembari mengelus perutnya. Saat kejadian itu usia janin baru 1 bulan dan sekarang perutnya telah membuncit. Bayi di kandungannya tumbuh dengan sehat di usianya yang menginjak 3 bulan.
"Hanna!"
Pria dengan perawakan tinggi menghampiri Hanna yang duduk sendirian di taman dekat apartemen. Dialah yang menolong Hanna dan Hanna masih ingat raut tegang pria bernama Moren itu saat ia mengeluh sakit di bagian perut. Moren lah orang pertama yang tahu dirinya hamil. Dokter mengira bahwa Moren adalah suaminya.
"Gimana kabar lo?"
"Baik, lo sendiri gimana?"
"Ya seperti yang lo liat. Gue baik."
Pembawaan Moren yang apa adanya membuat Hanna nyaman. Walaupun Hanna masih terbayang bayang dengan masalahnya setidaknya kehadiran Moren bisa membuat perasaan Hanna jauh lebih baik.
"Oh iya. Ini gue bawain susu ibu hamil buat lo." Moren mengisyaratkan dengan tangan saat melihat Hanna hendak menolak pemberiannya. "Gue nggak suka di tolak!"
"Makasih ya." dengan rasa sungkan Hanna menerimanya. Hanna merasa tak enak kepada Moren karena pria itu selalu membelikan dirinya sesuatu selama 2 bulan ini.
"No problem." Moren tersenyum kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Reta nggak sama lo?"
"Hanna menggeleng pelan. " Reta pergi sama kak Arsen."
"Coba aja kalau lo masih tinggal di apartemen gue pasti lo nggak akan kesepian."
Hanna tersenyum menanggapi ucapan Moren. Selama 2 minggu setelah keluar dari rumah sakit Hanna pernah tinggal di apartemen milik Moren karena ia tak ingin pulang. Selain mereka berdua adik Moren juga tinggal di sana dan gadis itulah yang menemani dirinya setiap harinya.
Pertemuannya dengan Reta terjadi saat ia tengah berada di rumah sakit. Mereka sama sama terkejut sampai Reta lah yang berlari menghampirinya dan memeluknya.
Selama ia tinggal bersama Moren, Hanna sama sekali tidak menyalakan ponselnya. Sampai ia bertemu Reta dan meminta dirinya untuk tinggal bersama di apartemen Arsen.
Awalnya Hanna pikir Arsen akan keberatan tapi ternyata pria itu mengiyakan usulan Reta. Dan setelah sehari ia menceritakan semuanya ke Reta, Hanna memberanikan diri untuk menelpon ayahnya.
Dan sejak saat itu keluarganya sering mengunjunginya karena Hanna memilih tinggal di apartemen Arsen. Hanna belum siap bertemu Azka. Akhtar dan Abram pun setuju setuju saja bahkan mertuanya itu mendukung apapun keputusannya.
"Naura kangen sama lo. Dia pengen ketemu lo katanya." Moren memperhatikan Hanna lalu menyentuh pucuk kepala Hanna. "Sorry ada daun kering di rambut lo."
Hanna hanya mengangguk angguk kecil. "Ajak ke sini aja Naura nya. Gue juga kangen sama dia."
"Ah males!" Moren meletakkan tangannya di sandaran kursi. "Dia kalau di ajak keluar ngebacot mulu. Males gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
intimacy issues
Teen FictionEND 🔞 Hanna, seorang gadis yang sangat menyukai paras pria pria tampan ternyata memilih melabuhkan hatinya kepada seorang guru yang mengajar di sekolahannya. Usia mereka memang terpaut jauh namun sialnya di mata Hanna gurunya itu terlihat masih san...