intimacy issues 18

71.8K 1.6K 24
                                    

Happy Reading 🐻

🐯🐯🐯🐯🐯

Typo? Tandain!

~~~~~~~~~~~~~

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring. Hanna merilekskan otot tangannya kemudian menatap Maisya yang sedang membereskan buku tulisnya.

"Ke kantin yuk."

"Ayo."

Melvin yang melihat keduanya beranjak keluar kelas pun langsung menyusul dan diikuti Aroon, Fajar serta Daffin dari belakang.

"Mau ke kantin?"

Tangan yang tiba tiba bertengger di bahunya sontak saja langsung di tepis oleh Hanna. Hanna berpindah posisi ke samping kanan Maisya kemudian melirik Melvin kesal.

"Nggak usah rangkul rangkul!"

"Ya terus mau lo apa? Cium?" Melvin menaikkan satu alisnya sambil tersenyum.

"Gitu aja masih nanya. Hanna tuh nggak suka sama kamu." Maisya saling pandang dengan Melvin yang sepertinya terganggu dengan ucapannya barusan.

"Bisa bisanya Maisya ngomong kayak gitu." gelak tawa Daffin mengalun dengan nyaring.

Fajar mengulum senyum. "To the point Daf, walaupun agak nyelekit dikit."

"Yoi."

"Sini gue rangkul."

"Eh!" Hanna agak oleng kala Aroon merangkulnya dengan sekali sentak. "Aaaa lepasin!"

"Permintaan ditolak." mencubit pipi Hanna pelan, Aroon lantas menyeret gadis itu menuju ke kantin dan diikuti oleh Daffin dan Fajar. Meninggalkan Melvin dan Maisya di tempat.

"Apa?"

"Lo."

"Um?"

Melvin masih membalas tatapan lugu dari Maisya. Pria itu mendekat hingga Maisya pun memundurkan langkahnya.

"Lo cewek aneh." Melvin semakin maju sampai tubuh Maisya terantuk tembok. "Lo aneh, tapi lebih aneh gue yang malah tertarik sama lo."

Maisya terlihat sangat terkejut dan Melvin menanggapinya dengan senyum tipis. Melvin kerap kali menyangkal perasaannya terhadap Maisya namun semakin di sangkal ia malah semakin tertarik dengan gadis ini.

"Dan asal lo tau, gue bukan cowok mesum yang kayak lo bilang. Gue nyentuh lo bukan karena nafsu."

"Uh?"

Otak Maisya masih loading namun Melvin hanya mengulum bibir lalu menarik gadis itu pergi ke kantin.

Maisya menatap tangannya yang di genggam Melvin kemudian memandang wajah pria itu. Jujur saja Maisya sangat terkejut, tidak menyangka jika ia akan mendengar pengakuan mengejutkan dari mulut Melvin.

Keduanya sampai di meja Aroon dan yang lain. Daffin yang melihat kedatangan mereka mengernyit melihat wajah Maisya yang agak pias dari sebelumnya.

"Muka lo pucet banget Sya. Diapain lo tadi sama si Melvin?"

"Apaan dah, orang gue nggak ngapa ngapain." menyangkal, Melvin memilih duduk di samping Fajar dan melirik Hanna yang terlihat tak percaya. "Tanya sendiri coba kalau nggak percaya."

"Na, pindah yuk."

"Nggak, lo duduk di sini." Maisya yang masih berdiri Melvin tarik agar duduk di sampingnya.

Hanna menghela nafas lalu melirik Aroon malas. Jika saja Aroon tidak menahannya, sudah sedari tadi Hanna pindah tempat duduk. Hanna tak nyaman, apalagi melihat tatapan dari para gadis di pojok sana.

intimacy issuesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang