MBBLB|| 13 🏀

3.8K 374 45
                                    

Tujuan bukan pilihan
–mevan–

Happy reading
.
.
.
.

Seperti yang di bilang Mevan itu bucin Rava Jadi apapun yang Rava lakukan selama Rava nya bahagia akan Mevan Kabulkan, seperti hari ini.

Mevan sudah berjanji akan membelikan Rava motor dan Mevan menetapi Janji nya, Mevan tidak pernah berbohong bila tentang janjinya untuk Rava.

Rava sedang asik berkeliling melihat-lihat motor mana yang ingin dirinya beli, Mevan tim yang membelikan Hanya mengikuti dan membiarkan Rava membeli Motor yang Rava mau.

Setelah kejadian kemarin mereka kembali seperti semua, Mevan tidak memperpanjang masalah dan membiarkan Orang kepercayaan nya untuk menyelesaikan masalah padahal kemarin orang tua Deno Mengamuk ketika melihat Mevan.

Mevan merasa dirinya tidak salah karena Seorang Manusia dengan Mulut sampah memang harus di beri pelajaran Agar bisa sedikit menjaga Ucapan nya, Bukan berlaku untuk menjaga Perasaan Rava saja tapi semua manusia yang berurusan dengan Deno nanti nya.

Mevan menganggapnya selesai karena setelah di beri uang, orang tua Deno langsung terdiam dan menerimanya. Memang manusia Gampang di Sogok dengan uang Mevan tidak aneh lagi.

"Kak!!" Panggilan itu mengalihkan tatapan Mevan, Mevan melihat Rava Yang sedang berloncat kecil dengan memegang salah satu motor besar. Mevan berjalan menghampiri dan menelisik motor itu seksama, Motornya berwarna merah sama dengan Milik Mevan.

"Mau ini?" tanya Mevan lagi dan Rava mengangguk dengan senang. "Iya mau ini boleh ya? Dijagain baik-baik kok gak akan cepet rusak kayak kemarin janji," ujar Rava dengan bersungguh-sungguh.

"Saya pesan yang ini," ujar Mevan pada karyawan yang mengikuti mereka melihat-lihat motor, Orang tersebut mengangguk dan mengajak Mevan untuk ke kasir membayar Motornya.

"Ayo bayar dulu nanti di anter ke rumah," ujar Mevan Menarik kerah baju Rava dan memeluk leher Rava membawa Rava untuk membayar, Rava berdecak tapi detik berikutnya malah memeluk Mevan dari samping. "Makasih banyak kak," ujar Rava lagi, Mevan mengangguk mengiyakan ucapan Rava. 

*
Rava mendongak melihat bangunan besar yang menjulang, mereka tidak kembali ke apartemen tapi ke perusahaan. "Ngapain ke sini kak?" tanya Rava tapi Mevan tidak menjawab hanya membantu Membukakan Sabuk pengaman milik Rava dan menuntun Rava untuk keluar dari mobil.

"Papa mau ngomong sama gue," jawab Mevan setelah keluar dari mobil, Rava hanya mengangguk paham. Mevan menuntun Rava masuk ke dalam perusahaan walaupun banyak pasang mata yang memperhatikan mereka tapi mereka tidak peduli.

Mevan sekilas melihat mobil mama nya terparkir di parkiran perusahaan sang papa mungkin ada urusan Mantan suami istri itu untuk saling bertemu satu sama lain, Mevan tidak peduli sebenarnya bila bukan Kakek nya yang menelpon meminta Mevan untuk datang bertemu dua manusia menyebalkan itu Mevan malas untuk datang.

Beberapa karyawan yang mengenal Mevan sedikit menyapa tapi tidak terbalas, mereka tau anak dari CEO perusahan memiliki sifat dingin dan tidak banyak bicara. "Papa Lo kak bakal nyuruh gue Pergi gak?" tanya Rava dengan was-was, Rava belum pernah bertemu dengan Papa Mevan karena itu Rava takut.

"Kalau iya Gue runtuhin nih perusahan pake Boom Nuklir," ujar Mevan dan Rava malah terkekeh mendengar ucapan Mevan, Mevan ucapannya memang terdengar tidak masuk akal tapi bila di tantang akan terjadi.

My Badboy Lovely Boyfie (END)✓ Pdf VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang