MBBLB|| 25 🏀

3.9K 366 74
                                    

Rava Jahil

Happy reading
.
.
.

Mevan melipat kedua tangan nya dengan menghela napas lelah, Rava belum masuk ke dalam rumah masih asik berjongkok di depan Pintu apartemen.

Acara ngamuk nya sampai sekarang belum selesai bahkan lebih parah, Rava tidak mau di dekati oleh Mevan ketika Mevan mendekat Rava akan melempar Mevan menggunakan sepatu miliknya bahkan Ponsel nya Rava lempar ke arah Mevan untungnya dengan sigap Mevan menangkap dan menyimpan ponsel itu bila tidak sudah di pastikan Ponsel Rava akan rusak lagi.

"Sayangku, cintaku, anak baik, Anak ganteng, Anak cantik, Anak Man—"

"DIEM ISH!!" Rava menjerit saat Mevan memanggilnya dengan semua pujian, Mevan kembali menghela napasnya. Rava berjongkok dengan Jas yang masih terpasang di Tubuh kecil nya itu.

"Terus sayang mau Apa? Gue harus Balik lagi ke rumah Nadira terus Turunin dia di kantor lagi gitu?!" tanya Mevan dan Rava mendongak dengan menunjuk Mevan. "Tuhkan! Tuhkan! Ngomong aja Kakak suka kan sama si Siluman Kardus? Bela aja, sana udah jalan sana sama si Siluman Kardus bau ketek!!" Rava bersiap melempar Jam tangan yang dirinya pakai.

Mevan mengambil jam tangan itu saat di lempar ke arah Mevan, Mevan salah bicara lagi. Untung Kesabaran Mevan tebal jadi masih sabar dengan kelakuan Rava, Mevan mengambil kursi dan duduk di depan Rava memperhatikan Rava yang masih enggan melihat Mevan.

Rava menunduk setelah melempar jam tangan miliknya, Wajah nya benar-benar menggemaskan dengan bibir yang turun ke bawah. "kak Mevan udah Gak sayang Rava kan?" tanya Rava dengan lirih, Mevan yang mendengar hanya diam saja.

"Kak Mevan Gak lakuin apa-apa udah tau Rava cemburu tapi kak Mevan diem aja, kata Ghaizka kalau diem aja berarti Kak Mevan suka sama Siluman Kardus bau Ketek itu.. " lirih Rava lagi, Rava mendongak menatap Mevan dengan wajah berkaca-kaca.

Mana anak yang tadi protes mengatakan dirinya bukan Bayi yang gampang rewel sekarang buktinya, cemburu pada seorang Gadis. Rewel tidak tentu Ingin apa. "Kan biasanya juga sayang yang kasih Paham, masa harus kakak? Kakak pukul dia pake tongkat Baseball boleh?" tanya Mevan dan Rava menggelengkan kepalanya dengan ribut.

"Ish!! Jambak aja jangan di pukul," ujar Rava tidak setuju dengan ucapan Mevan. "ya udah sekarang gue datangin rumahnya terus gue Jambak rambutnya," ujar Mevan siap beranjak Sebelum Rava mengambil sendal yang tergeletak di luar.

"Rava lempar ini kalau Kakak bangun!" ancam Rava menatap Mevan dengan tajam. "Kakak Nih Gak paham terus! Katanya angkatan terbaik tapi gini aja Gak paham Loh!!" Rava beranjak dari duduknya.

"Iya sayang, mau di Peluk kan? Di cium, di usap juga. Sekalian mau di suap gak? Sayang kan belum Mam Lagi, mau Mam sama Apa Hm?" tanya Mevan dengan lembut, Mevan beranjak dari duduknya.

Rava berjalan dengan perlahan. "Simpen sendalnya Anak Baik, Itu kotor nanti sayang Kena debu terus bersin." Mevan mengambil sendal nya Rava Ambil, Mevan mengangkat Tubuh itu dan memeluk dengan erat.

Rava memeluk leher Mevan, wajahnya masih cemberut. Pada akhirnya Keinginan Rava hanya satu, ingin di manja oleh Mevan ketika Cemburu. Mevan Peka sebenarnya hanya saja Mevan itu ingin Rava mengatakan nya langsung Tidak perlu Mevan yang menebak.

"Mau Jambak rambut Siluman Kardus!" Rava berucap dengan memukul punggung Mevan. "iya sayang besok Jambak sepuasnya." Mevan menjawab tanpa beban.

My Badboy Lovely Boyfie (END)✓ Pdf VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang