MBBLB|| 27 🏀

3.5K 343 42
                                    

"manusia tidak akan saling memahami bila mereka tidak tidak merasakan rasa sakit yang sama."
–Mevan–

Happy Reading
.
.
.

Mevan mengusap rambut Rava dengan lembut, Rava baru datang dari Sekolahnya tapi kali ini Rava malah membawa Tangisan ketika sampai di depan Ruangan Mevan.

Tangisan Kencang yang membuat Mevan terkejut dan hati nya pun mencolos melihat Rava menangis meraung-raung, Mevan pernah bilang Rava Tidak akan menangis bila hati nya tidak sakit dan Mevan yakin Rava sakit hati jadi anak manis itu menangis dengan kencang.

Mevan sampai membatalkan meetingnya karena melihat Rava nya tidak baik-baik saja, Mevan lebih baik di lempar oleh sepatu dengan wajah marah ciri khas  Rava daripada harus melihat Rava menangis meraung seperti ini.

Rava itu anak nya ceria semua tingkah Uniknya Memang selalu membuat orang tidak habis pikir jadi ketika menangis siapapun akan merasakan sakit hati itu sendiri, Anak ceria cenderung lebih Diam ketika ada masalah tapi ketika Anak ceria itu menangis artinya rasa sakitnya memang sekuat itu.

Mevan yakin ada yang mengatakan yang tidak-tidak tentang orang tua Rava jadi anak manis itu menangis, Rava memang sensitif bila menyangkut orang tua nya karena Rava sendiri yang menyaksikan bagaimana orang tua nya pergi dan untung saja Mental Rava baik-baik saja.

Bugh!!

Bugh!!

"Sakit hiks.. hati Rava sakit tau kak!" jerit Rava dengan segukan yang terdengar Mevan masih senantiasa memeluk Tubuh kekasihnya dengan mengusap rambut nya pelan.

Rava duduk di pangkuan Mevan dan Mevan yang berusaha menenangkan Kekasih nya itu. "Iya sayang gapapa nangis aja yang kenceng sampe sakitnya hilang." gumam Mevan dengan lembut.

"Kenapa hiks.. mereka selalu aja hina Ayah sama Bunda Rava kak, mereka gak tau orang tua Rava seperti apa! Kalau bisa Rava minta. Rava mau ikut aja sama mereka, Rava sakit denger hinaan yang mereka dapetin terus Rav—"

"Stt.. jangan ngomong Gitu Gak baik." Menarik menarik kepala Rava hingga Rava mendonggak dan bertatapan dengan Mevan, tangisan nya masih kencang.

"Sakit hiks.. mereka bilang Rava Nakal karena gak punya orang tua, mereka bilang Rava nakal Karena gak di didik orang tua, mereka bilang orang tua Rava Gak punya otak karena gak bisa ngajarin Rava! Kenapa sih hiks.. " Mevan mengusap halis Rava agar Rava sedikit tenang.

"Kenapa harus Orang tua Rava terus yang di salahin hiks.. kakak tau kan Rava Gak akan mulai kalau anak mereka yang Gak Mulai duluan, Rava kan memang nakal tapi ke Kakak doang hiks.. Rava capek kak, Rava membela diri Rava sendiri aja Harus dapet hinaan terus!" Rava terus berucap dengan Tangisan yang semakin menjadi.

"Rava gak punya orang tua Hiks.. tapi Rava punya bunda Kok." Rava berucap lagi, Mevan mengecup kening Rava dengan sayang. "Sama kok sayang kakak juga gak punya orang tua, kakak sama Rava sama. Rava masih punya Kakak disini," ujar Mevan dan Rava menggelengkan kepalanya.

"Gak! Hiks.. kakak masih punya orang tua yang utuh tapi orang tua kakak aja Yang brengsek Gak mau urus kakak hiks.. " Mevan terkekeh mendengar ucapan Rava.

"Tapi peran mereka gak ada Jadi kita sama, Kakak pernah bilang sama Rava kan? Manusia tidak akan pernah saling memahami bila mereka tidak merasakan sakit yang sama." Mevan berucap dengan mengecup wajah Rava berusaha membuat tangisan kekasihnya itu berhenti.

My Badboy Lovely Boyfie (END)✓ Pdf VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang