17. MAAF, GUE GAK SENGAJA

678 51 99
                                    

Selamat membaca kisah milik Galang Reynandika dan Calithea Zevanya Aurora di "Sebelum 365 Hari."

Don't forget to tap the star and comment! 🌟

Enjoy 🍭

Selasa, 16 Mei 2023 -

❗Tolong jangan jadi silent reader yaa sayang-sayang ku, pencet bintang pojok kiri bawah oke? Bintang kalian berarti banget buat aku dan cerita ini, makasii 🥰

17. MAAF, GUE GAK SENGAJA

🌻🌻🌻

Theo berjalan pelan dengan sebuket bunga di tangannya, lelaki itu menyusuri jalanan melewati makam demi makam. Suasana menuju sore hari ini mendukung perasaan sedihnya yang tiba-tiba saja muncul kembali.

Langkah kakinya terhenti saat tiba di sebuah makam dengan batu nisan yang bertuliskan Aurela Janubara.

Theo berlutut lalu meletakkan buket bunga tadi di dekat nisan milik Aurel. "Assalamu'alaikum, Aurel. Apa kabarnya di sana?"

Theo mengelus batu nisan tersebut perlahan. Matanya tak henti menatapi makam di hadapannya dengan sorot mata penuh kesedihan. Tiga bulan setelah kepergian Aurel, masih belum bisa membuat Theo baik-baik saja.

Selama enam bulan bersekolah di SMA Angkasa, hanya Aurel lah manusia ter spesial yang pernah Theo kenal. Tiga bulan bersamanya, tiga bulan ini sudah Theo harus tanpanya.

"Seandainya lo gak salah mencintai seseorang, mungkin lo masih di sini sama gue, Rel. Seandainya lo tau, gue sayang banget sama lo. Maafin gue karena gak pernah jujur soal perasaan gue ke lo. Bahkan sampai kepergian lo sekarang," ucap Theo.

"Andai lo masih di sini, pasti lo akan senang kenalan sama saudara kembar gue. Sayangnya, saat dia bangun, lo yang tidur. Lo harusnya bisa menunggu sebentar lagi."

Theo tersenyum kecil. "Gue sayang banget sama kembaran gue, Rel. Sama seperti gue sayang sama lo. Gue tau mungkin apa yang gue lakuin nanti akan menyakiti dia. Tapi gue ngelakuin ini semata-mata hanya mau ngelindungin dia dari orang yang salah. Gue gak mau harus kehilangan untuk kedua kalinya. Cukup sekali ini aja," kata Theo.

Theo menarik nafasnya dalam. Mengingat kejadian tiga bulan lalu itu membuat hatinya cukup sakit, membuat dirinya ingin marah. "Gue gak mau, Galang ngelukain orang yang gue sayang, lagi."

🌻🌻🌻

"Gue kecelakaan tujuh bulan yang lalu, Lang. Gue gak ingat jelas apa yang terjadi setelah gue nutup mata gue saat itu. Bunda cerita gue koma selama enam bulan. Bahkan dokter sebelumnya sempat memprediksi bahwa kemungkinan besar gue gak akan pernah bangun lagi."

"Enam bulan, The?"

"Iya."

"Lalu, dulu sebenarnya lo gak tinggal di sini, ya?"

Thea mengangguk. "Gue dan keluarga gue dulu tinggal di Surabaya. Dari kecil gue di sana. Dan Bang Ali kuliah di Australia setelah selesai sekolah empat tahun lalu. Sebenarnya Bang Ali itu pengen menetap di sana dan lanjut untuk diriin coffee shop nya di sana, tapi saat dia dengar soal kecelakaan gue, dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia."

"Bang Ali terlalu sayang ya sama lo, dia rela ninggalin mimpinya di sana dan memilih untuk pulang buat lo," kata Galang dengan wajah tertegun.

Thea tersenyum manis. "Iya, Lang. Bang Ali bilang kalau gue adik kesayangannya."

Thea yang tadi menatap Galang, kini fokus dengan hamparan air di depan sana. "Gue juga belum tau jelas apa alasan Bunda dan Ayah memilih untuk pindah ke Jakarta. Kalau yang gue tau, kecelakaan gue waktu itu punya cerita sedih yang mereka gak bisa lupain. Sampai mungkin satu-satunya cara untuk membuang ingatan itu adalah pergi jauh dari sana."

Sebelum 365 Hari | end. Where stories live. Discover now