36. LIBRARY DATE

530 46 301
                                    

Hallo, selamat membaca bab 36, Love!

20 vote for this chapter lagi, yuk!

⚠️ Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya.

Sabtu, 22 Juli 2023-

Happy Reading, enjoy love 💕

36. LIBRARY DATE

🌻🌻🌻

Thea baru saja selesai merapikan seragam sekolah yang sudah digunakannya. Percaya atau tidak, Amira memang sebaik itu. Semalam, dia sudah membersihkan seragam Thea lebih dulu agar gadis ini bisa menggunakan nya lagi untuk sekolah pagi ini.

Thea memakai tas ransel maroon miliknya. Saat akan berjalan keluar kamar, dia terhenti lagi, mata nya tertarik untuk melihat sesuatu yang ada di meja belajar Galang. Senyum manis terpancar di wajahnya. Kala, Thea melihat sebuah bingkai foto yang terpampang jelas wajahnya.

Tangan Thea meraih bingkai foto tersebut. Yang benar saja? Galang melakukan hal selucu ini? Ada sebuah tulisan di bawah foto itu, 'Namanya, Calithea. Dan aku mencintainya.' Kira-kira itu yang dapat Thea baca.

Thea tak bisa menahan senyumnya lagi, Galang se romantis ini?  

Setelah meletakkan bingkainya kembali, matanya kini melihat pada selembar foto yang sudah usang, tergeletak diantara tumpukan buku. Foto dua anak kecil yang saling tersenyum.

Awalnya, Thea berfikir kalau itu adalah Galang dan Abel, namun sepertinya bukan. Mereka terlihat seumuran. Dan benar, tulisan yang ada dibalik kertas foto itu menjelaskan jika dua anak kecil tersebut adalah Galang dan Shella.

"Mungkin Galang memang mengenal Shella jauh sebelum kita bertemu. Gue gak bisa seegois itu untuk minta mereka saling menjauh. Persahabatan memang seerat itu, apalagi jika terjalin untuk waktu yang lama. Dan mungkin gue tau, kalau Galang pernah meletakkan Shella di hatinya. Namun, gak ada yang gak bisa berubah, Thea. Lo harus bisa percaya kalau sekarang lo adalah orang yang Galang letakkan dihatinya."

"Shella akan tetap menjadi sahabat Galang sampai kapanpun, dan gue, adalah cintanya."

"Iya, cinta gue kan lo."

Thea membulatkan matanya kala mendengar sebuah suara dari arah belakang dia berada saat ini. Saat Thea menoleh, terlihat Galang sedang menatapnya dengan wajah tengil di ambang pintu kamar.

Thea menaruh foto kecil Galang dan Shella yang tadi dia pegang. Wajah gadis ini terlihat gugup. Apa mungkin Galang mendengar semua yang dia katakan dan melihat yang dia lakukan tadi?

"Pagi, Thenyu," sapa Galang lebih dulu.

"Lo dari kapan di sana?" gugup Thea.

"Dari lo kepo-kepo liat foto cewek cantik yang gue bingkai itu."

"Kenapa? Cewek gue cantik ya?" kata Galang dengan nada meledek.

Thea menahan senyumnya. "Nggak, biasa aja."

"Loh, emang iya?" tanya Galang dengan raut heran. Kini, Galang mendekati Thea, mengambil bingkai foto yang ada wajah Thea di sana, sembari memperhatikannya. 

"Ih cantik kok. Cantik banget malah," kata Galang saat memandangi foto itu.

Galang menatap wajah Thea. "Eh tapi kok mirip lo ya, The?"

Galang tiba-tiba menepuk kening nya pelan. "Aduh iya, pantes mirip. Kan cewek gue, lo. Hehehehe," ucap Galang dengan kekehannya yang terdengar konyol.

Thea tertawa dengan perilaku konyol Galang kali ini. Galang memang tak pernah kehabisan ide untuk menghibur Thea. "Galang, apa sih? Udah ah," kata Thea yang kini langsung pergi keluar kamar. Sebenarnya, Thea sudah terlanjur malu karena sikap Galang tadi.

Sebelum 365 Hari | end. Where stories live. Discover now