Hai, Love 💕
Selamat membaca Sebelum 365 Hari.
Minimal 20 vote, untuk lanjut!
Semoga bab ini ada rasa nya di kalian yaa 😀
Selasa, 5 September 2023 -
Happy Reading, Love!
47. KEPERGIANNYA
*Di atas, ada musik, dengerin ya!
~ Dengarlah tangis ku ini, tak henti memanggil namamu, dalam kesendirianku. ~ 🎵
🌻🌻🌻
Suara mesin-mesin di dalam ruangan ini menggema. Mengiringi sunyi resah hati beberapa manusia yang kini tengah berusaha menyelamatkan sebuah jiwa yang berada pada ujung hidupnya.
Galang, lelaki itu menyandarkan tubuhnya pada dinding ruang ICU. Tubuhnya mati rasa sejak tadi, bahkan tak dia hiraukan seluruh seragam sekolah yang tadi putih bersih dan kini dipenuhi oleh bercak merah itu.
Lo harus baik-baik aja, Thea. Gue mohon, jangan kemana-mana! batin Galang dengan mata terpejamnya.
Galang menoleh, terdengar suara tangis yang membuat dirinya semakin dilanda rasa bersalah. Suara tangis yang keluar dari Samara, Bunda Thea.
Selepas berhasil membawa Thea ke rumah sakit ini, Galang memang langsung menghubungi Ali. Ali mengajak Bunda kesini.
Meminta maaf, bersimpuh di hadapan Samara, memohon padanya, sudah Galang lakukan karena rasa bersalah yang amat melandanya.
Galang berusaha melangkah lagi, ingin mendekat pada wanita paruh baya itu.
Namun, sebuah tangan lebih dulu menarik kerah bajunya, satu pukulan yang dengan keras mendarat di pipi kanan Galang.
"BRENGSEK LO, LANG!"
Galang diam, menatap lelaki berseragam seperti dirinya.
Sekali lagi, dia tarik kerah baju Galang dan memukuli nya berkali-kali.
"Udah berapa kali gue bilang, jauhin Thea! Kenapa lo gak pernah dengar?"
"Lo itu bikin Thea selalu sial. Lo gak bisa jagain dia!"
Ali berlari mendekat, menarik tangan adiknya menjauh dari Galang yang wajahnya sudah lebam.
"Theo, ini rumah sakit. Bisa gak jaga emosi lo?" ucap Ali.
Theo baru saja datang, emosi nya kembali meledak saat melihat wajah Galang, sebab dia tahu semua ini terjadi saat Thea bersama lelaki ini.
"Bang, lo kenapa sih, selalu belain dia? Lo tau gak, Thea kayak gini gara-gara dia." Theo menegaskan setiap kalimatnya.
"Bukan Galang yang buat Thea kayak gini, Yo. Ini kecelakaan. Kita semua termasuk Galang gak ada yang mau ini terjadi sama Thea," jelas Ali.
"Halah. Lo bodoh, Bang! Lo terlalu percaya sama bajingan yang satu ini!"
"Theo, cukup!" Samara yang tadi duduk, kini berdiri, mendekati ketiga lelaki ini.
"Bun," lirih Theo.
"Bunda gak pernah mengajarkan kamu bicara seperti ini sama orang lain," peringat Samara.
"Kamu gak perlu marah-marah seperti ini. Ini gak akan merubah apapun, Theo. Galang juga sudah menceritakan semua yang terjadi, Galang yang menolong Thea, namun, semua ini harus terjadi karena Thea ingin menyelamatkan Galang. Kita hanya perlu berdoa untuk keselamatan Thea, bukan melakukan hal seperti ini," jelas Samara.
YOU ARE READING
Sebelum 365 Hari | end.
Teen Fiction"Bagaimana bisa aku terus mengingatnya, jika aku saja, tak bisa mengenali diriku sendiri?" - Thea. •••• Shella memberikan 365 hari untuk Galang agar bisa membuat dirinya jatuh cinta. Ternyata, waktu 365 Hari...