35. RUMAH BARU

513 51 278
                                    

Hallo, selamat membaca bab 35, Love!

Aku harap kalian suka.

20 vote for this chapter lagi, please, bisa kan? 🥺

⚠️ Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya.

Selasa, 18 Juli 2023-

Happy Reading, enjoy love 💕

35. RUMAH BARU

🌻🌻🌻

Kaki Thea menaiki pagar pembatas antara jembatan dan sungai deras dibawah sana. Thea merasa mungkin semua akan selesai jika hidupnya juga selesai saat ini.

"Thea lelah," ucapnya lagi.

"Thea gak kuat buat ngelanjutin semuanya."

Thea naik lebih tinggi lagi, dan akan menghempaskan tubuhnya begitu saja.

"Thea!"

Sebuah tangan meraih tubuhnya, mengangkat Thea turun dari atas sana.

"Thea, lo kenapa?"

Thea menatap wajah didepannya dengan mata sembab itu, dengan air mata yang tak berhenti mengalir.

Tubuhnya di peluk sangat erat. Manusia di depannya ini terlihat sangat takut.

"Apa yang terjadi? Lo kenapa?"

Thea ikut memeluk tubuh yang lebih dulu merengkuhnya itu, rasanya hangat dan sangat menenangkan. "Galang," lirihnya.

Galang, lelaki itu memang melewati jalan ini untuk pulang. Awalnya Galang bingung, siapa perempuan yang berdiri di tepi jembatan itu malam-malam seperti ini. Dan saat melihatnya menaiki pembatas jembatan, Galang merasa ada yang tak beres.

Saat mendekat, ternyata Galang mengenali perempuan itu. Dia Thea, kekasihnya.

Pikiran Galang tak karuan. Apa yang membuat Thea hampir berbuat nekat seperti ini?

Galang mengelus kepala Thea dengan lembut nya. "Kenapa, Thea?" ucap Galang halus.

Thea hanya menangis, tanpa menjawabnya. Tangisan memilukan untuk Galang dengar.

Thea, apa yang menyakiti lo? Kasih tau gue, The, batin Galang.

"Thea? Kenapa?" ucap Galang lagi.

Thea semakin erat memeluknya. Galang paham, mungkin Thea hanya butuh ini sekarang.

"It's okay, Thenyu. Nangis sepuasnya ya? Cerita kalau udah siap," kata Galang.

Galang setia menunggunya di sini, menunggu Thea tenang. Galang hanya diam, mengelus rambut pirang gadis nya, sembari mendengar suara tangis itu.

"Gue cape, Lang."

"Semuanya terlalu nyakitin."

"Semuanya terlalu jahat. Terlalu berat buat gue, Lang."

Galang membiarkan Thea berbicara sesukanya, meski suara Thea terdengar kecil karena terpendam, gadis ini membenamkan wajahnya di pundak Galang.

"Gue cape, Galang."

Thea melepaskan pelukan mereka. Galang tersenyum kecil, jemari tangannya menghapus buliran air mata itu. Merapihkan helaian rambut Thea yang menutupi wajah cantiknya.

"Ada apa, Thenyu?"

"Harusnya jangan tolong gue, Lang. Gue mau semuanya selesai," kata Thea.

"Masalahnya yang harus lo selesaiin, bukan hidup lo."

Sebelum 365 Hari | end. Where stories live. Discover now