37. KESAYANGAN

587 45 316
                                    

Hallo, selamat membaca bab 37, Love!

20 vote for this chapter lagi, yuk!

⚠️ Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya.

Bacanya jangan di skip yaa, narasi nya baca juga 😡😗

Selasa, 25 Juli 2023-

Happy Reading, enjoy love 💕

37. KESAYANGAN

🌻🌻🌻

Galang terpaku seketika. Ternyata lukanya senyata ini? Luka yang membuat Thea hampir menyakiti dirinya sendiri.

Galang sampai tak tau untuk berkata apa lagi.

"Untuk apa gue di sini? Sedangkan orang yang gue tunggu, mutusin untuk ninggalin gue dalam waktu yang mungkin gak pernah jelas kapannya, Lang," ucap Thea, menatap Galang.

"Tapi mengakhiri hidup bukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah, The."

Galang melanjutkan ucapannya. "Mungkin lo ngerasa semua penantian lo sia-sia untuk menunggu Ayah lo kembali. Tapi gue yakin, ada banyak alasan lo bertahan selain untuk menunggu dia pulang, kan?"

Thea terdiam, menundukkan wajahnya sejenak. Ucapan Galang ada benarnya.

"Gue tau, mungkin keluarga adalah segala nya. Tapi coba, anggap keluarga lo lebih banyak dari sekedar kedua orang tua lo, dari sekedar Ayah lo aja."

"Jadi saat salah satunya hilang, lo tetap masih punya alasan bertahan untuk orang-orang yang masih ada di dekat lo. Contohnya, Bunda, gue, Bang Ali, Theo, dan sahabat-sahabat lo. Kita masih ada di sini dan berharap agar lo juga ada." Galang memegang pundak kiri Thea, tersenyum kecil untuknya.

"Bertahan untuk semuanya meskipun berat, ya? Sekecil, itu untuk diri lo sendiri."

Thea mengangguk. "Makasih."

"Maaf, gue gak bisa ngelakuin apa-apa."

Galang menggenggam tangan gadisnya, menatap Thea dengan senyum yang menguatkan. "Tapi ucapan gue masih berlaku, saat dulu gue pernah bilang ...."

"Apa?" tanya Thea.

"Gue di sini, Calithea."

Thea tersenyum manis, saat kini Galang membantu mengusap air mata di wajahnya. "Udah gak usah nangis lagi, mata lo udah sembab. Nanti lo cape. Jangan sakit lagi! Gue gak mau," kata Galang.

"Makasih ya, Lang."

"Udah gak usah makasih-makasih mulu."

"Makasih," ledek Thea.

Galang menatap nya dengan wajah tengil itu lagi. "Makasih mulu. Peluk kali," ucapnya.

Thea terkekeh pelan. "Di sekolah kali, Lang."

"Ya udah nanti pulang sekolah."

"Ish!"

"Aduh, sakit tau," eluh Galang saat lagi-lagi Thea mencubit perut bagian kanannya.

"Ternyata, cubitan Thea, sakit juga," ujar Galang dengan nada bercanda.

"Hahaha, apa sih?"

"Lang, makasih ya udah mau nerima gue," cicit Thea tiba-tiba.

"Thea, Thea, yang ada juga gue yang ngomong begitu."

"Tapi kan, gue— gue lebih banyak kurang nya, Lang."

"Udah, gak usah ngomong begitu. Apapun lo, gimana pun lo, gue gak peduli."

"Bahkan, kalau lo ternyata adalah vampir yang menyamar pun, gue akan tetap mencintai lo, Thea," ucap Galang dengan wajah semi serius.

Sebelum 365 Hari | end. Where stories live. Discover now