Fighting!!

423 18 1
                                    

SHOW TIME 2 memanas. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri satu per satu kelompok masuk ke dalam ruang pertunjukan yang kami biasa menyebutnya 'Gerbang Mimpi' dengan wajah tegang dan keluar dengan wajah yang tak kalah tegang pula. Walau ada beberapa yang keluar dengan senyum penuh kelegaan.

Babak SHOW TIME 2 adalah gerbang kami menuju tahap Live SHOW DREAM 1. Tahap yang aku tahu akan semakin banyak rintangan dan hambatan. Tapi aku dan finalis-finalis di sini benar-benar ingin lolos ke tahap itu.

Aku melihat Sean masuk ke dalam ruang 'Gerbang Mimpi'. Diantara 6 orang yang bergantian masuk, laki-laki itu berjalan paling belakang. Saat dia berapa di ambang pintu, Sean menoleh ke arahku, lalu menunjuk ke handphone yang dia bawa. Aku mengangguk dan mengepalkan tangan. Mencoba memberikannya semangat. Sean tersenyum lebar. Setelah itu dia menoleh ke arah lain. Ya, aku sudah bisa menebak, siapa gerangan yang ingin dia tatap sebelum berperang.

BELLA.

"Tuh lihat temen kita lagi kasmaran ama Bella." Rama berceloteh diantara ketegangan kami. Darren bereaksi dengan langsung memandang kearah Sean, kemudian ke sisi di mana Bella sedang duduk.

"Nggak heran, Bella memang cantik dan menarik. Suaranya bagus. Sikapnya juga sopan. Cowok manapun pasti bakal suka sama dia Ram," Berlian, finalis perempuan yang sekelompok denganku menimpali. Dalam hati aku sepakat dengan ucapan Berlian. Laki-laki normal pasti akan menyukai Bella.

"Tapi gue sukanya sama cewek asyik dan pintar. Gimana dong!" Darren menyaut sambil tersenyum ke arahku. Dua alisnya terangkat menggoda.

Berlian dan Rama serentak tertawa meledek.

"Siapa tuh cewek beruntung yang disukai Darren, si cowok penyanyang?" Rama menyikut lengan Darren.

"Ada deh,"

Obrolan kami terhenti karena salah satu crew memanggil kami untuk bersiap-siap. Aku menelan ludah. Tiba-tiba merasa gerogi. Jantungku terpacu. Inilah kesempatan yang tidak akan aku sia-siakan. Pelan aku menunduk, berdoa dalam hati. Menyerahkan keseluruhan asaku kepada Tuhan. Semoga tahun ini adalah tahunku meraih impian yang sudah sejak lama kuperjuangkan.

Sebelum berdiri dan berjalan ke ruang 'Gerbang Mimpi', aku menyempatkan mengambil handphone di tas. Mungkin ayah dan ibu sudah membalas pesan yang kukirimkan beberapa menit lalu. Dan benar, dua orang yang ku sayangi itu mengirimiku pesan, meng-aminkan segala doa dan harapan dari anaknya yang paling keras kepala. Aku tersenyum.

Apalagi saat aku membuka pesan dari Nana dan Sean.

Sean : Semangat Savina. Gue harap kita bisa berjalan bersama meraih mimpi kita.

Senyumku melebar. Anak ini ternyata bisa serius juga.

Nana : Jujur gue grogi banget. Tapi gue selalu inget omongan loe Sav, kalau gue itu istimewa. Gua punya kelebihan yang oranglain nggak punya. So, gue harus percaya diri. Iya kan?

Nana : Semoga kita bisa lolos! Aamin

Aamin Na, semoga Tuhan merestui kerja keras kita.

Darren tiba-tiba meraih jemari tangan kiriku dan mengayunkannya dengan semangat. "Hey! Gue tahu loe bakal nyanyi dengan baik. Loe tahu sendiri sekeras apa loe berlatih seminggu ini. Jadi jangan grogi. Yuk, berjuang sama-sama!"

Aku mengangguk mantap. Berusaha melenyapkan cemas yang jujur mencoba mengintimidasiku. Bersyukur sekali, ada satu lagi teman yang menemani di saat seperti ini. Rasanya seperti mendapat tambahan energi.

Setelah menunggu 15 menit kami ber-enam masuk ke ruang peperangan. 5 juri seperti biasa menyambut kami dengan ramah. Sekali lagi aku berusaha melenyapkan ketegangan yang rasanya seperti berlipat dari sebelumnya. Ayo Sav, kamu pasti bisa. Lagu yang akan kamu nyanyikan adalah lagu kesukaanmu. Lagu yang ajaibnya cocok sekali dengan karakter suara kamu. Selama seminggu ini kamu juga sudah mengerahkan segala effort kamu ke lagu itu. Jadi kamu layak banget untuk lolos Sav!!

Sisi hatiku mencoba menyemangati.

"Hai hai semua! Silahkan perkenalkan kelompok kalian," Salah satu juri, Bang Dika, membuka sesi peperangan dengan santai.

Rama seketika mengomando. "Hai judges, kami dari!"

Doo...Ree...Mii...Faa...Soo..Laa...Sii... Sido!

Juri langsung saling sahut, becanda dan tertawa menanggapi nama kelompok kami yang mungkin lucu bagi mereka. Aku tersenyum. Sekali lagi harus bersyukur, setidaknya dengan melihat candaan para juri, ketegangan yang kurasakan pelan-pelan mengabur.

"Sekali lagi ya, kali ini temanya BEST COVER. Jadi kalian harus bawain lagu penyanyi yang tentunya sudah sangat familiar. Tapi kalian juga harus bisa menyanyikannya dengan berbeda dan dengan versi kalian masing-masing. Oke, sudah siap semuanya?" Setelah cukup becanda, Bang Dika kembali menjelaskan tentang tema SHOW TIME 2.

Kami ber-enam menyahut dengan semangat. "Siap Judges!"

"Oke mulai dari Rama,"

Rama bernyanyi dengan begitu baik. Suaranya stabil. Semua juripun seperti menikmati penampilan Rama. Penampilan berikutnya adalah Darren. Laki-laki itu memberikan improvisasi yang begitu manis di beberapa part. Pitch suaranya aman sekali. Feel dari lagu juga sampai. Aku menelan ludah. Kenapa dua orang laki-laki ini berhasil menciutkan nyaliku. Apalagi respon juri semua positif terhadap penampilannya.

Selanjutnya adalah aku. Bang Dika mencoba memotivasi. "BEST COVER ini penting banget buat kamu terlihat berbeda. Savina. Siap ya?"

Aku tersenyum. "Ya, Siap bang,"

Bang Dika tersenyum. Entah kenapa, sedari awal aku bertemu bang Dika dan menyanyi di depannya. Aku merasa Bang Dika selalu mampu memberiku semangat dan mengapresiasi caraku bernyanyi. 

Kali ini, aku memilih untuk meng-arransement-nya dengan sedikit gospel dan groove. Aku berharap dengan membangun mood lagu Best Cover seperti itu membuat karakterku semakin terlihat dan aku juga semakin nyaman menyanyikannya.

Laguku berakhir dengan tepuk tangan ke-lima juri. Ya, you deserve it Sav! Dengan senyuman dari 5 orang judges sudah cukup membuatku yakin lolos ke tahap SHOW DREAM 1.

Finalis yang lolos babak Live Show Dream 1 diumumkan 30 menit setelah kami bernyanyi. Kami ber-enam kembali dipanggil untuk menghadap kelima Juri. Hal yang sekali lagi membuatku tersenyum adalah ketika Bang Dika berkata, 

"Selamat Moon Savina kamu lolos ke babak berikutnya,"

<<>>

IDOLS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang