Tentang Joy, Sehun dan Wendy

17 0 0
                                    

Joy berjalan membawa segelas susu menemui Sehun yang tengah duduk di ruang tengah dorm anak RV. Sehun asyik melamun sampai dia tidak sadar kalau Joy sudah duduk di sampingnya, "Kamu kenapa melamun?"

Sehun kembali dari kesadarannya, dia mengambil susu yang di pegang Joy, "Nggak ada apa-apa," jawabnya sekenannya.

Joy terus memperhatikan Sehun yang mulai asyik sendiri dengan remote TV, bukan sekali dia melihat Sehun yang melamun seperti ini. Sudah beberapa hari ini dia melihat Sehun sering melamun dan menyendiri bahkan terlihat tidak bersemangat. Setiap dia bertanya jawabannya selalu sama yaitu tidak ada apa-apa walau tentu saja itu adalah jawaban bohong tetap saja Joy memilih untuk diam.

Mereka duduk dalam diam sambil menikmati tontonan yang terputar di TV walau entah tontonan itu masuk di kepala mereka atau tidak. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing sampai terdengar ketukan pintu, Joy berjalan untuk melihat siapa tamu yang datang pagi-pagi ini.

Betapa terkejutnya Joy ketika mendapati seseorang yang menjadi tamunya pagi ini, "Mbak Wendy?!" Yah, dia adalah Wendy yang tiba-tiba datang lagi ke dorm setelah memutuskan untuk keluar hampir dua mingguan kemarin.

Wendy langsung masuk saja tanpa menghiraukan tatapan kaget Joy, dia melewati tempat duduk Sehun yang menatap dia sangat kaget. Wendy juga tidak peduli dengan kehadiran Sehun di dormnya pagi itu, lebih tepatnya dia pura-pura tidak mau peduli. Dia masuk ke kamarnya dan mengambil beberapa barang yang masih tinggal tidak sempat dia bawa kemarin. Memang benar kalau di dorm itu sisa Joy dan Seulgi saja yang tinggal sejak pertengkaran mereka. Irene sebagai ketua dorm juga memutuskan keluar karena bencinya kepada teman-temannya juga Yeri yang merasa bersalah pada Irene jadi memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Sedangkan Wendy seperti yang kita tahu dia memutuskan keluar dorm karena tidak mau melihat wajah Joy yang dia anggap sebagai pengkhianat.

Setelah mengemas seluruh barang-barangnya, Wendy bermaksud ingin pergi, "Mbak Wen ..." Joy menahan Wendy.

Wendy tentu saja menghempaskan tangan Joy dengan jengkel, "Urus urusan kalian, saya tidak ingin berlama-lama di tempat ini!"

Sehun berdiri untuk mengantisipasi adanya pertengkaran, "Saya tahu saya wanita yang paling brengsek di mata mbak Wendy, ijinkan saya untuk minta maaf dan menjelaskan semuanya."

Wendy menatap Sehun dan Joy bergantian dengan tatapan sinis, "Apa kamu mau menjelaskan bagaimana laki-laki itu sudah ada di dorm seorang cewek pagi-pagi ini atau kamu mau menjelaskan tentang kalian yang saling bermesraan dari malam sampai pagi ini?! Kalau itu yang mau kamu jelaskan, sorry, itu udah nggak penting lagi buat aku!"

Wendy ingin berjalan pergi lagi tapi sekarang giliran Sehun yang menahannya, "Aku nggak bermalam di dorm ini, aku datang pagi-pagi karena aku nggak tau harus ke mana. Kamu nggak angkat telepon aku sama sekali sementara badan aku nggak enak jadi aku memutuskan menelpon Joy dan datang ke sini." Wendy semakin jengkel karena lelaki dihadapannya ini malah berani memegangnya.

Ingin Wendy kembali menghempaskan tangan Sehun tapi dia malah merasakan hal lain, "Hun, kamu demam yah?" Wendy dengan refleks memegang kening Sehun dan barulah dia menyadari kalau mata Sehun terlihat sayu dan wajahnya yang memerah.

Tiba-tiba saja Sehun memeluk Wendy dan jatuh lemas, "Sehun!!!" Wendy berusaha menyadarkan Sehun yang pingsan.

"Baringkan di sini saja, mbak Wen!" Joy buru-buru menyuruh Wendy untuk membaringkan Sehun di sofa ruang tengah.

"Ambilin selimut biar dia nggak kedinginan." Joy dengan sigap memberikan apa yang diminta Wendy. Dia duduk disamping Wendy dan membiarkan Wendy melakukan pekerjaannya, Joy melihat Wendy sangat telaten mengurus Sehun. Sebenarnya bukan hal yang susah kan mengingat Wendy dan Sehun yang sudah bersama hampir bertahun-tahun lamanya dan dia datang menghancurkan segalanya.

Tiba-tiba Wendy memegang tangan Joy, "Kamu harus peluk dia! Sehun kalau demam kayak gini harus dipeluk biar demamnya cepat turun." Otomatis Joy kaget dong disuruh seperti itu.

"Aku nggak bisa mbak Wen!" tolak Joy.

"Apasih?! Kamu kan pacarnya!" Terlihat di wajah Wendy kalau dia tidak sedang mengejek Joy tapi memang sudah begitu kebiasaan yang dia tau tentang Sehun.

Joy melepaskan tangannya perlahan, "Dia tidak pernah jadi pacarku mbak Wen, dia tidak pernah jadi milikku. Kita mungkin bersama dalam momen yang ini tapi raganya saja, jiwanya masih tinggal cuma buat kamu."

Wendy terdiam lama, "Kamu hanya butuh sabar Joy, dia memang butuh waktu untuk move on. Seperti sekarang ini, cobalah untuk peluk dia agar kamu bisa tunjukkan kalau kamu adalah orang yang terbaik untuk dia," suruh Wendy lagi, dia masih tetap tidak menerima kalau Sehun masih mengharapkannya.

"Kalau begitu apa mbak Wendy sudah bisa move on?" tanya Joy.

Wendy menggelengkan sedikit kepalanya, "Tidak mudah move on dan melepaskan orang yang akan selalu jadi cinta pertama kita. Sehun adalah lelaki yang paling baik dan terbaik yang aku kenal dan melupakan dia butuh waktu tapi kebahagiaan dia yang terutama jadi harus aku coba untuk melupakannya."

"Bagaimana kalau kebahagiaannya adalah kamu, mbak?" Wendy menatap Joy penuh tanya, "Dia tidak pernah mencintaiku, dia hanya mencintai kamu mbak Wen, percayalah! Jadi sekarang tolong dia, peluk dia, aku yakin dia akan lebih cepat sembuh kalau itu kamu, mbak." AKhirnya Wendy mengalah, dia memeluk Sehun sebelum demam Sehun semakin bertambah parah.

Sekitar 10 menit kemudian Wendy bangkit, dia ternyata tertidur, dia melihat Joy yang sedang sibuk di dapur, "Joy." Wendy memanggil Joy dan mendapati mata Joy yang sembab, Wendy yakin walau tadi Joy terlihat tegar dan merelakan tapi sebenarnya dia sakit juga karena melihat Wendy dan Sehun.

"Tunggu saja sampai Sehun bangun, kalau dia bangun kamu kasih dia air hangat dan tanya apa yang mau dia makan karena dia harus makan," suruhnya ke Joy.

"Mbak Wen nggak mau tinggal di sini sampai Sehun bangun?" tanya Joy.

"Nggak, Chen udah tungguin aku di luar buat jemput, nanti kalau ada yang mau kamu tanyakan soal Sehun, kamu bisa chat aku." Wendy kemudian mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi.

"Tapi mbak Wen ..." Joy masih berusaha untuk menahannya.

Wendy berhenti dan menghela napas panjang, "Biar Sehun yang menentukan ke mana dia akan pulang, aku ada di posisi menerima dan merelakan. Aku sekarang mencari bahagia Sehun dan ke mana pun rumah yang akan dia tempati untuk pulang, aku harap itu kebahagiaannya. Mari kita menunggu dengan penerimaan atau dengan kerelaan." Setelah itu Wendy berlalu pergi.

Drama (Fakestagram BangtanPinkExoCatcherVelvet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang