Irene dan Kyungsoo duduk di sebuah restoran untuk dinner dadakan yang tiba-tiba diidekan oleh Kyungsoo. Irene menatap ke seluruh restoran itu, pilihan Kyungsoo sangat cerdas karena tempat outdoor dan di lantai atas seperti ini yang disuka oleh Irene. Tempatnya restoran untuk nongkrong saja, bukan restoran fancy yang biasa Suho tempati untuk dinner bersamanya. Bukan bermaksud membandingkan hanya saja Irene lebih menyukai tempat seperti ini dengan pakaiannya yang biasa saja.
Kyungsoo melihat arah pandangan Irene, "Irene, apa kamu benar-benar mencintai saya?" Kyungsoo memegang tangan Irene erat.
Irene diam saja, entah kenapa lidahnya terasa kelu untuk langsung menjawab, "Aku mendengar ucapan kamu ke Yeri, apa itu sungguh-sungguh?" Kyungsoo masih dengan pertanyaan yang sama.
"Aku sayang sama kamu." Hanya itu saja yang keluar dari mulut Irene tapi mengulas senyum di bibir Kyungsoo.
"Sayang sebagai teman?" Pertanyaan Kyungsoo kali ini membuat Irene kaget.
"Kyungsoo ..."
"Irene, kamu bersama Suho bukan sehari dua hari tapi sudah bertahun-tahun dan aku juga bersama Suho sudah bertahun-tahun jadi aku mengenalmu juga bukan sehari dua hari ini. Aku tau kalau kamu mengatakan semuanya itu hanya untuk membalas dendam agar Yeri menyesal, kan?"
Mata Irene berkaca-kaca, "Aku melakukan itu semua untuk kamu dan juga untuk memberi pelajaran buat Yeri bahwa harga diri seorang lelaki itu semakin besar jika didukung oleh orang yang mencintainya. Aku tau kalau Yeri lebih segala hartanya dibandingkan kamu tapi dia harus belajar menghargai usaha kamu untuk membahagiakan dia walau dengan cara sederhana. Dia harus merasakan cara sederhana kamu untuk membahagiakan seseorang sama seperti kamu membahagiakan aku seperti ini. Intinya segala sesuatu bukan tentang uang dan aku ingin dia tau akan hal itu!"
Kyungsoo masih memegang tangan Irene, "Kamu memang wanita yang sangat bijaksana Irene, aku tau Yeri pasti sudah belajar tentang hal itu. Sekarang bukankah kamu juga harus mengajarkan semua itu ke Suho?" Kening Irene berkerut.
"Suho juga harus bahagia tanpa harta, dia harus tau kalau menjadikan kamu sebagai ratunya dan melepaskan segala hal juga tidak buruk. Dia tau bahwa jika kalian bersama semuanya akan baik-baik saja walau dengan kehidupan yang sederhana. Dia harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa mencintai kamu adalah benar." Semua yang dikatakan Kyungsoo itu benar, Irene ingin Suho yakin kalau dia mencintai Irene.
"Suho tidak bisa menjadi orang seperti itu, Soo," pasrah Irene.
"Maksud kamu, Yeri bisa tapi Suho tidak bisa?" Irene hanya menganggukkan kepalanya lemas, "Kalau begitu kamu harus bicara sama dia dan tanyakan apakah itu benar atau tidak." Irene kaget ketika melihat Suho berjalan mendekati mereka.
Irene memegang tangannya erat, "Kenapa kamu memanggil dia ke sini?!" kesal Irene.
"Semua harus dibicarakan Ren, aku sudah memutuskan untuk bicara dengan Yeri, kenapa tidak kamu memberikan kesempatan yang sama ke Suho?"
Suho akhirnya sampai di meja mereka, "Saya bisa gabung di sini, kan?" tanyanya.
"Boleh, aku juga harus pergi, ada daftar jurnal yang harus aku baca untuk bahan skripsi."
Kyungsoo ingin beranjak pergi tapi Irene menahannya, "Aku juga ikut kalau kamu ingin pergi!" Hal itu menghentikan niat Kyungsoo untuk beranjak.
Dengan siapa Suho berbicara kalau Irene juga pergi? Kyungsoo menatap Suho untuk seolah menanyakan apakah dia tidak keberatan dan untung saja Suho membalasnya dengan anggukan. Akhirnya Kyungsoo kembali duduk dengan diam menjadi seorang penonton.
Mereka menyesap minuman masing-masing untuk menetralkan keadaan yang canggung ini, "Ada apa?" tanya Irene agak ketus.
Suho menatap Irene lama, "Aku cuma rindu saja." Perkataan itu terdengar sangat tulus sampai membuat Irene kicep sendiri.
Mereka terdiam kembali, "Hidup saja dalam kerinduanmu, lama-lama juga kamu akan terbiasa tanpa saya apalagi kalau dibayang-bayangi dengan harta kamu," omong Irene seenak perutnya.
Suho menghela napas, "Aku memang naif, aku pikir kamu akan bahagia jika aku memberikan semua yang kamu mau. Aku sadar kalau aku memberikan segalanya tapi tidak dengan perhatian dan waktu, maafkan aku."
"Tidak! Bukan hanya itu Ho, kamu juga tidak memberikan aku kepastian sampai kapan aku harus sembunyi-sembunyi berhubungan dengan kamu! Aku tidak akan pernah bahagia menjadi pacar yang disembunyikan dan tidak ada restu sama sekali! Aku bahagia kalau kamu bahagia tapi kalau kita bersama membuat kita sakit bukankah berpisah lebih baik?!" Air mata Irene terjatuh.
Suho memegang erat tangan Irene untuk menenangkannya sambil dia merogoh kantongnya untuk mengambil hpnya. Dia terlihat menelpon seseorang di hpnya dan betapa kagetnya Irene ketika tau Suho melakukan video call ke ibunya, "Mom, aku sudah bersama dia sekarang."
Suho tiba-tiba mengarahkan hp itu ke Irene dan terlihatlah wajah ibu Suho, Irene tentu tidak bisa mengekspresikan wajahnya yang kaget setengah mati, "Selamat malam tante." Hanya itu yang bisa terucap dari mulutnya.
"Kau menangis?! Apa yang dilakukan Suho padamu?!" tanya ibu Suho, lebih ke histeris sebenarnya.
Suho tersenyum ketika Irene dengan cepat menghapus air matanya, "Ehmm tidak tante, dia baik sama saya."
Ibu Suho malah tersenyum mengejek, "Dia tidak mungkin baik padamu setelah dia tidak bisa memperjuangkanmu." Irene bingung mengekspresikan wajahnya, dari kaget sekarang malah berubah heran dengan sangat cepat.
"Irene, Suho memang harus meminta maaf karena telah memperlakukanmu dengan tidak adil bahkan terkesan tidak memperjuangkanmu tapi anakku memang begitu karena dia sangat mencintai ibunya. Aku yang seharusnya minta maaf padamu karena telah menganggapmu sebelah mata karena bukan dari kalangan kami. Aku yang telah memisahkanmu dari Suho dan aku menyadari itu ketika kau meninggalkan Suho dan Suho seperti tidak ada semangat hidup."
"Ayah Suho menegurku, kami juga bukan berasal dari keluarga kaya, ayah Suho merintis semuanya dari nol dan aku tidak pernah membantunya apapun. Walau begitu dia sangat mencintaiku dan tidak mempedulikan itu semua, dia selalu berterima kasih padaku karena menurutnya kehadiranku di sini sudah sangat membantu. Aku malah memperlakukanmu dengan kasar padahal aku tahu semangat Suho ada karena dirimu. Maafkan aku yah Irene, maukah kau memaafkan wanita tua renta ini dan kembali pada anakku?" Wajah ibu Suho terlihat memohon.
Irene tentu saja mengangguk mengiyakan, selama ini dia menunggu momen di mana ibu Suho akan menerimanya dan inilah momen yang dia tunggu, "Yeaaayyy, ayo Suho berikan kepadanya, awas saja kalau kau menutup video callnya?" Wajah Irene kembali berubah bingung.
Suho meminta Kyungsoo agar memegang hpnya agar ibunya bisa melihatnya, dia kemudian merogoh kantongnya dan benda yang keluar sangat mengagetkan Irene, "Irene Mulie Anindya, aku telah menyakitimu dan aku tau aku tidak pantas untuk wanita sebaik kamu tapi aku lebih tersiksa tanpa ada kamu di sisiku. Maukah kau menerima lelaki bangsat ini menjadi orang yang akan mendampingimu selamanya?"
Irene manangis terharu dan menganggukkan kepalanya tanda menerima lamaran Suho. Ibu Suho berteriak kesenangan dan memberikan selamat begitu juga dengan Kyungsoo. Suho memasangkan cincin pemberiannya dan langsung memeluk Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama (Fakestagram BangtanPinkExoCatcherVelvet)
Fanfictionterus kalian pikir saya yang menentukan semua pasangan dalam cerita ini?! semuanya ditentukan oleh wheel spinner jadi kalau mau marah yah marah aja ke dia tentang social media BTS, Blackpink, EXO, Red Velvet dan Dreamcathcer dengan pasangan dan ALUR...