Namjoon dan Yoohyeon tengah duduk menikmati buku mereka masing-masing di perpustakaan milik temannya Namjoon yang dia sulap sebagai tempat nongkrong juga. Kebetulan saat itu masih agak pagi jadi belum terlalu banyak orang dan kelas Namjoon nanti siang. Sementara Yoohyeon tidak ada kelas hari itu jadi mereka memutuskan untuk menunggu kelas Namjoon di perpustakaan itu.
Saking asyiknya membaca buku sampai mereka tidak menyadari ada Jennie yang datang mendekati mereka dengan wajah sangat jutek, dia mengambil buku Yoohyeon dan dengan secepat mata dia menampar Yoohyeon. Namjoon tentu saja kaget setengah mati sementara Yoohyeon sama kagetnya juga ditambah dengan rasa nyut-nyut di pipinya.
"Jennie?!" marah Namjoon.
Jennie menepuk tangannya dengan wajah puas, "Aku udah merasa lega sekarang, bagaimana Namjoon? Kamu mau ngomong kan sama aku? Sekarang aku sudah siap untuk ngomong!"
Yoohyeon tidak mampu berkata apa-apa, dia juga tahu diri kalau memang sudah ini seharusnya yang dia dapatkan dari Jennie. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan pergi saja membiarkan Jennie dan Namjoon untuk ngobrol, "Kamu mau ke mana?! Kamu bisa tinggal di sini!" Tapi Namjoon malah melarang Yoohyeon pergi.
"Bagus, kalau begitu kita tidak perlu bicara!"
Jennie juga akan beranjak pergi tapi ditahan juga oleh Namjoon, "Apa sih, Jen? Obrolin semuanya dengan baik bisakan?!" tegur Namjoon.
"Nggak bisa kalau perempuan murahan ini ada di sini, bawaannya pengen marah terus aku!" ngeyel Jennie dengan tampang kesal.
"Udah Joon, aku pergi aja dulu, nanti kalau kalian sudah selesai kamu bisa hubungi aku." Yoohyeon melepaskan tangannya dari genggaman Namjoon dan berjalan pergi.
Sepeninggal Yoohyeon, Namjoon menatap Jennie kesal, "Kenapa?! Nggak suka?! Kenapa nahan aku buat pergi bukannya dia?!" Jennie juga tidak terima dengan tatapan Namjoon.
Akhirnya Namjoon menghela napas mencoba menetralkan emosinya, "Aku cuma nggak bisa lihat kamu dengan kelakuan kekanak-kanakan kayak tadi." Mereka berdua akhirnya duduk tenang.
Jennie tertawa, "Lihat diri sendiri dulu sebelum berkomentar, tuan Namjoon." Mereka berdua akhirnya terdiam.
Jennie memandang seluruh interior perpustakaan itu, "Kamu juga ngajak dia ke sini?" Jennie mengingat bagaimana pertama kali Namjoon mengajaknya ke tempat itu.
Namjoon tau itu akan menjadi luka dalam bagi Jennie, "Bukankah aku harus memperlakukannya sama seperti bagaimana aku memperlakukan kamu?"
Jennie tertawa lagi, "Kamu terlalu mencintai dia, Joon."
"Kamu salah Jen, aku yang terlalu mencintai kamu." Namjoon menatap Jennie tajam hingga Jennie tidak bisa melihatnya. Dia menunduk karena dia tidak mau luluh lagi, lamanya hubungan mereka membuat Jennie mengerti kalau apa yang Namjoon katakan itu bukan gombalan melainkan kenyataan.
Namjoon merogoh sesuatu dan setelah mendapatkannya, dia memasangkan sebuah gelang di tangan Jennie, "Kamu tidak pernah tahu seberapa besar dia berusaha untuk menjadi seperti kamu karena dia tahu aku akan selalu mencintai kamu. Semua usahanya itu yang membuat aku bertahan untuknya, aku membuat kesalahan dengan melibatkan Yoohyeon di dalamnya dan aku akan menjadi sangat jahat kalau aku meninggalkannya setelah semua usaha itu."
Jennie memperhatikan gelang itu, "Aku udah kembaliin gelang ini ke kamu, Joon."
Jennie ingin melepaskan gelang itu tapi Namjoon menahannya, "Apa kurang jelas kalau kamu akan selamanya jadi orang yang paling aku cintai, Jen? Ini milik kamu bahkan segala kehidupanku adalah milik kamu walaupun kamu tidak bersamaku."
Jennie mengarahkan pandangannya ke tempat lain, "Kamu akan menjadi orang yang paling jahat dengan memperlakukan aku dan Yoohyeon seperti itu, Joon!" Mata Jennie berkaca-kaca.
"Memang aku orang jahatnya Jen, kamu sudah salah menampar Yoohyeon seperti tadi. Aku yang seharusnya kamu tampar karena memperlakukan kalian seperti itu. Tapi aku nggak bisa Jen, biarkan aku terus seperti ini sampai aku yakin kalau Yoohyeon sudah bisa menggantikan kamu dihatiku." Jennie mengalah, dia kalah akan semua rasanya yang masih ada untuk Namjoon. Dia harus berbuat apa kalau dia juga masih merasakan cinta yang sama untuk Namjoon.
"Atau kamu mau kembali lagi padaku?" Namjoon tertawa menggoda Jennie.
Jennie memukul Namjoon lembut, "Jangan buat aku terus trauma dengan bersama kamu, aku bahagia dengan cinta yang aku punya buat kamu, Joon. Tapi untuk kembali bersamamu jangan sampai malah melukai cinta yang aku punya buat kamu. Seperti kamu, biar orang lain yang dengan otomatis menggeser kamu di hati aku." Namjoon mengangguk mengerti kemudian mereka berdua kembali mengobrolkan hal lain seolah tidak ada kejadian tampar-tamparan tadi.
Setelah agak lama akhirnya Jennie memutuskan untuk pulang, di depan perpustakaan itu dia melihat Yoohyeon yang masih berkutat dengan bukunya duduk di meja paling depan. Jennie mendekati Yoohyeon membuat Yoohyeon agak kaget dan siaga. Siapa tau Jennie kembali melayangkan tamparannya untuk Yoohyeon.
"Sabar sabarlah menghadapi Namjoon, dia bukan lelaki yang bisa dikekang ke mana saja dia ingin pergi. Jika kamu memang terbaik untuk dia maka nasibmu tidak akan berakhir sama sepertiku tapi jika sama berarti itu adalah karmamu." Yoohyeon menatap Jennie dengan seksama.
Yoohyeon menahan Jennie, "Kamu masih mencintainya?" Tentu saja dia ingin tahu bagaimana perasaan wanita ini terhadap lelaki yang dia cintai.
Jennie berpikir sebentar, "Aku akan terus mencintainya, dia adalah milikku bukan? Tapi kita tidak akan kembali bersama, kalaupun kembali itu bukan karena aku tapi karena takdir." Jennie tersenyum kemudian berlalu pergi.
Yoohyeon mengerti, dia akan selamanya berada di belakang Jennie tapi itu adalah kosenkuensinya mencintai Namjoon dan dia sudah tidak bisa mundur lagi. DIa harus berusaha sampai akhir, sampai Namjoon betul-betul mencintainya sebagai Yoohyeon bukan sebagai Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama (Fakestagram BangtanPinkExoCatcherVelvet)
Fanfictionterus kalian pikir saya yang menentukan semua pasangan dalam cerita ini?! semuanya ditentukan oleh wheel spinner jadi kalau mau marah yah marah aja ke dia tentang social media BTS, Blackpink, EXO, Red Velvet dan Dreamcathcer dengan pasangan dan ALUR...