Jiu sedang menyiram bunga di depan rumahnya, sebenarnya hari itu Jiu ada kelas pagi tapi karena tubuhnya yang tiba-tiba tidak enak akhirnya dia memutuskan untuk tinggal di rumah demi kemaslahatan umat. Setelah menyiram tanaman, Jiu hendak mengangkat ember yang dia pakai menyiram tadi tapi karena agak menunduk akhirnya oleng.
"Kamu kalau lagi nggak enak badan kenapa nggak istirahat aja? Malah nyiram tanaman." Seseorang memegangnya hingga tidak jadi jatuh dan ternyata itu adalah Chanyeol.
Sepersekian detik, Jiu menatap Chanyeol hingga dia tersadar sendiri, "Bukan urusan kamu juga!" Dia menghempaskan tangan Chanyeol kasar.
Chanyeol mengerti, sangat mengerti tapi dia tidak bisa membiarkan hubungannya dan Jiu terus salah paham seperti ini. Dia mengambil paksa ember yang masih ingin di bawa Jiu, "Apaan sih, Chan?! Please kalau kamu nggak mau aku salah paham, tolong jangan begini!"
"Jangan begini gimana sih, Jiu?! Aku salah nolongin kamu?!" Yah akhirnya Chanyeol jadi emosi juga.
"Salah! Kalau kamu memang nggak punya rasa sama aku, stop sok perhatian sama aku! Aku nggak mau dikasihanin dan aku juga nggak butuh rasa bersalah kamu!"
Chanyeol mendekati Jiu, "Kamu yang seharusnya stop Jiu, kamu sudah tau kalau perasaan aku ke kamu sudah tertinggal beberapa tahun yang lalu di sini. Walau begitu, aku masih tetangga kamu, aku masih teman kamu, sahabat kamu! Atas dasar itu aku memberikan perhatian aku ke kamu Jiu, karena itu kamu!"
"Semua itu bikin perasaan aku nggak hilang dari kamu, Chanyeol! Itu semua nggak pernah hilang kalau kamu seperti ini! Jahatin aku, jauhin aku, itu lebih baik daripada kamu perhatian dan aku semakin tersiksa!" Jiu tentu saja menangis, selama ini dia sok kuat di depan semuanya karena dia tidak ingin dianggap perempuan lemah. Padahal semua kenyataan yang dia terima ini ditambah dengan hancurnya pertemanannya membuat dia harus jatuh bangun karena sakit.
Chanyeol akhirnya memeluk Jiu erat, "Aku nggak mungkin jahatin kamu karena kamu masih jadi orang yang penting buat aku. Maafkan aku yang nggak bisa mencintai kamu seperti kemarin tapi kamu masih punya aku, Jiu. Kamu masih punya bahu ini untuk bersandar tapi tolong mengerti juga aku yang tidak akan punya rasa lebih sama kamu." Mereka saling berpelukan erat terlebih Jiu yang menuntaskan semua rasa sedihnya.
"Mbak Jiu ..." Suara lembut itu menyadarkan mereka berdua dan di sana berdirilah Dami yang menatap Chanyeol dan Jiu berpelukan.
Mereka hening untuk beberapa saat sampai Jiu menatap Chanyeol, "Jika memang dia adalah orangnya, aku harus bahagia bukan?" Chanyeol mengangguk setuju.
Jiu menundukkan kepalanya, "Kalian punya ikatan persahabatan yang tidak pernah aku mengerti tapi kalau memang kalian bersahabat seharusnya kamu yang lebih tau kalau orang seperti Dami tidak akan pernah merebut siapapun bahkan sampai saat ini pun aku tau Dami mulai mencintaiku tapi dia tidak pernah mengakui karena kamu."
Chanyeol mengangkat kepala Jiu, "Aku kesalahannya Jiu, aku yang ada diantara kalian jadi aku mohon hukumlah aku dan lepaskan Dami. Sebelum semuanya ini, Dami adalah orang yang selalu ada buat kamu kan, dia tulus dan persahabatan kalian lebih penting daripada aku."
Setelah panjang lebar, Chanyeol meninggalkan Jiu, "Aku tunggu di mobil yah." bisiknya ke Dami lalu meninggalkan dua gadis itu.
Dami terdiam, dia memang harus bertemu dengan momen ini tapi entah kenapa dia tidak siap. Selama ini Jiu sudah dia anggap kakak yang baik yang menjaga mereka semua ketika di dorm. Jiu adalah wanita yang sabar dan mau mendengarkan segala keluh kesah adik-adiknya tapi ketika dia menjadi alasan kesedihan Jiu, itu membuat Dami seperti tidak ingin menampilkan wajahnya lagi di depan Jiu.
"Mbak ..."
Tiba-tiba Jiu mendekati Dami dan menatapnya serius, "Kamu benar-benar mencintai dia?!" Diteror seperti itu tentu saja jantung Dami berdegup kencang.
"Tapi mbak ..."
"Aku cuma nanya kamu cinta sama dia apa tidak, Dam?" tanya Jiu lagi memotong semua alasan Dami.
"Iya mbak ... aku mulai mencintai dia ... aku mulai bisa menerima kepergian Jungkook dengan mencintai dia dan aku rasa aku saat ini bergantung sama dia. Maafin aku mbak ..." Dami menangis sekencang-kencangnya sambil menutup mukanya, dia benar-benar sangat malu karena kejujurannya membuat dia semakin terlihat murahan.
"Diam Dami, diam!" Jiu menarik tangan Dami yang menutupi wajahnya membuat Dami tersadar, "Kalau kamu memang mencintai dia, tolong bahagiakan dia! Setelah dia membahagiakan kamu dan menyembuhkan luka dihatimu sangat tidak adil rasanya kalau orang sebaik dia tidak mendapatkan cinta yang tulus. Aku mohon bahagiakan dia Dami karena jujur aku masih akan terus mencintai dia sampai rasa ini hilang jadi buat dia bahagia sampai aku sadar bahwa sudah cukup aku mencintai dia karena ada kamu yang bahagiakan dia." Dami mengangguk berjanji akan membahagiakan Chanyeol dan mereka berdua pun berpelukan
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama (Fakestagram BangtanPinkExoCatcherVelvet)
Fanficterus kalian pikir saya yang menentukan semua pasangan dalam cerita ini?! semuanya ditentukan oleh wheel spinner jadi kalau mau marah yah marah aja ke dia tentang social media BTS, Blackpink, EXO, Red Velvet dan Dreamcathcer dengan pasangan dan ALUR...