Tentang Yeri, Suho dan Irene

19 0 0
                                    

Yeri melihat ayahnya dan ayah Suho berjalan keluar dari ruangan kerja ayahnya, "Selamat pagi Yeri, kelas bimbingan manajemen lagi." Ayahnya Suho tertawa.

"Pagi om, nggak kok om, aku ke sini mau bawain laporan titipan papa yang ketinggalan di atas mejanya. Bagaimana kabar om sama tante, sehat?" Yah, Yeri memang pandai berbasa-basi.

"Sehat dong apalagi setelah om memberitahukan berita bahagia ini ke tante, dia pasti tambah senang. Oh iya bro, kamu harus sering minum vitamin supaya daya ingatmu bagus, kasihan Yeri kalau harus jadi tukang antar laporan melulu," canda ayah Suho.

Ayah Yeri tertawa, "Iya bro bakalan aku beli semua vitamin supaya daya ingatku kembali bagus. Kamu masuk aja ke ruangan yah Yer, ayah mau antar ayahnya Suho dulu." Mereka meninggalkan Yeri dengan penuh tanda tanya tentang apa yang dimaksud ayahnya Suho.

Sambil menunggu di ruangan ayahnya, Yeri memainkan hpnya dan tak berapa lama ayahnya pun datang, "Terima kasih yah sayang sudah mau anterin laporan ayah, kamu mau makan dulu atau gimana?" tawar ayahnya.

"Nggak kok yah, Yeri masih ada kelas sebentar jadi makan di kantin kampus aja." Yeri bersiap-siap ingin pergi sebelum akhirnya dia mengingat lagi pembicaraan ayahnya bersama ayahnya Suho, "Yah, ayah mengerti apa maksud pembicaraan ayahnya Suho tadi?" tanyanya.

"Soal kabar gembira itu, iya, itu tentang rencana perjodohan kamu dengan Suho." Ayah Yeri sibuk dengan membereskan mejanya tanpa mempedulikan anaknya yang terdiam mematung.

"Ayah setuju dengan perjodohan ini?" tanya Yeri untuk memastikan.

Nada sendu yang dikeluarkan Yeri membuat ayahnya tersadar, "Iya, kenapa? Kamu kelihatannya tidak senang, bukankah kamu baik-baik saja dengan Suho?" Ayahnya menatap Yeri tajam.

Mata Yeri berkaca-kaca, "Aku memang senang bersama Suho tapi ... aku tidak mencintainya ayah." Air mata membasahi pipinya, dia memang tidak pernah mencintai Suho.

Ayahnya terdiam lama, tidak menampakkan wajah amarah tapi sebuah wajah ketegasan, "Kamu yang tidak pernah jujur sama ayah Yer, kamu yang tidak pernah bilang kalau kamu tidak mencintai Suho! Selama ini karena melihat kamu sering tertawa dengan Suho, papa pikir kalian mencintai satu sama lain. Jadi rupanya kamu telah mencintai orang lain?" Ayahnya mendekati Yeri yang sesenggukkan untuk mencari jawaban.

Yeri terdiam tapi kepalanya mengangguk membuat ayahnya menghela napas panjang, "Sampaikan perasaanmu padanya, tidak usah menunggu dia karena ayah ingin kamu punya pasangan hidup. Perusahaan ayah hanya diturunkan ke kamu Yeri dan ayah tidak ingin kamu terus terlena dalam kesendirian itu karena untuk menggarap perusahaan ini kamu butuh seseorang untuk menemani kamu. Jika dia tidak menginginkanmu segera tinggalkan dia dan perjuangkan Suho! Kalau dia memang mencintaimu dengan tulus, segera bawa dia untuk dikenalkan ke ayah!" Setelah mengeluarkan ketegasan seperti itu, Yeri kemudian pergi dari kantor ayahnya. Bukan kelas yang saat ini ada di kepalanya tapi bagaimana menemukan Kyungsoo!

Setelah mencari ke sana kemari bahkan sampai bertemu dengan Irene dan kena marah pula, akhirnya Yeri menemukan Kyungsoo, "Ada apa sampai kamu mencariku segitunya?"

Tidak ada aba-aba, Yeri langsung memeluk Kyungsoo erat, "Aku udah putus harapan Soo, aku udah nggak peduli lagi kalau kamu bilang aku perempuan murahan dan terserah kalau kamu percaya apa tidak tapi itu kamu, Soo! Dari awal sampai saat ini, perasaanku itu hanya untuk kamu bukan buat orang lain apalagi Suho! Aku dan Suho berteman tapi hanya untuk itu, kenapa kamu nggak bisa percaya kesungguhan aku kalau aku benar mencintai kamu!" Yeri menangis dipelukan Kyungsoo.

Kyungsoo mengusap kepala Yeri, dia tidak tega juga mendengar tangisan lirih yang keluar dari bibir wanita yang dicintainya ini, "Aku juga mencintaimu Yeri tapi aku kalah dengan Suho dalam segala hal makanya aku mengalah!"

Yeri melepaskan pelukannya, "Tolong berjuang buat aku Soo, please." Kyungsoo hanya terdiam saja dan hal itu membuat Yeri tambah putus asa, "Atau perasaan kamu sudah milik orang lain, mbak Irene?"

Kyungsoo diam saja membuat Yeri mengambil pengertian sendiri, "Okey, aku ngerti, makasih buat semuanya Kyungsoo. Tolong jangan membalas apapun ke aku, aku memberikan semuanya ikhlas ke kamu dan kalau kamu mengembalikannnya ke aku itu malah bikin aku semakin susah melepaskan kamu. Semoga kita bahagia dengan jalan kita masing-masing terutama kamu Kyungsoo, kamu harus bahagia demi aku." Yeri kemudian berjalan pergi dengan air mata yang terus berlinang.

Tiba-tiba langkah Yeri terhenti, bukan karena dia yang berhenti tapi karena Kyungsoo yang menghentikannya dengan memeluknya dari belakang, "Bagaimana aku bisa bahagia kalau bukan sama kamu, Yer." Dia memeluk Yeri erat sangat erat hingga Yeri semakin meneteskan air matanya tapi kali ini dalam konteks bahagia.

Yeri berbalik kemudian memeluk Kyungsoo juga dengan erat, tak lama mereka pun melepaskan pelukan masing-masing, "Aku mencintaimu." Singkat tapi jelas dari seorang Kyungsoo.

"Kalau begitu besok kita temuin ayah yah," senyum Yeri jahil.

"Hah?! Aku nggak siap apa-apa!" panik Kyungsoo.

Yeri menangkup wajah Kyungsoo, "Kamu dengan tampang sok cool seperti biasa dan wajah yang lucu sudah cukup kok untuk menghadapi ayahku." Yeri kembali memeluk Kyungsoo yang disambut Kyungsoo hangat. Mereka telah lama saling memendam rasa masing-masing karena kasta dan hari ini mereka berbahagia karena sama-sama saling memiliki.

Drama (Fakestagram BangtanPinkExoCatcherVelvet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang