PT 2

3.2K 136 0
                                    

Jaemin yg telah bertemu karina di taman tadi, ia sebelumnya mampir dahulu ke tempat pengurusan surat cerai.

.
.
.

Jaemin yg menunggu jeno sejak tadi, ia hanya menahan tangisannya yg akan pecah dan menahan emosinya.

Begitu jeno sampai di pintu rumah ia langsung beranjak ke kamarnya tetapi telah di hentikan oleh jaemin

" tunggu " ucap jaemin dengan datar

Jeno tak menghiraukan ucapan jaemin yg telah menghentikan langkahnya.

Jaemin menengok ke arah belakang dan mendapati jeno sedang berada di kamarnya sembari memegang handpone nya.

Jaemin yg melihatnya sangat sangat marah, dan hampir akan meledakkan amarahnya. Ia membawa surat itu dan melemparkannya ke arah jeno.

" tanda tangani surat itu " ucap jaemin datar

" apa ini? " tanya jeno polos

" surat cerai " ucap jaemin

" mengapa kau ingin cerai? " jeno mengerutkan dahinya tak ngerti

" karina masih membutuhkan mu " ucap jaemin

" karina? Aku sudah putus dengannya " ucap jeno

" oh, iyakah? " tanya jaemin

" ya, lalu? Mengapa kau memberikan surat ini? " tanya jeno

" jangan banyak omong, cepet tanda tanganin " ucap jaemin mengalihkan pandangan ke arah ruang tamu, yg mendapati karina datang ke rumah jeno dan jaemin

" karina? " tanya jeno.

" hai sayang, gimana surat cerainya? Kamu masih cinta kan sama aku yg cantik ini? " tanya karina.

" engg—" ucapan jeno terhenti ketika karina menyodorkan sesuatu ke arah jeno.

" oh iya, setelah kamu cerai, kita bisa langsung nikah kan? Nih aku ada requests gaun terbaru " ucapan karina membuat jaemin semakin kesal.

" lo bisa keluar dulu gak? Kita masih ada urusan " ucap jaemin datar

" mending.. Lo aja deh yg keluar, gw masih mau sayang sayangan sama jeno, ya nggak? " ucap karina, dan menoleh ke arah jeno.

Jaemin mendengar perkataan itu ia langsung keluar dari kamar jeno dan mengalihkan untuk membawa air segelas.

Byuurr

Jaemin menumpahkan segelas air ke arah karina.

Jeno tersentak, ia langsung menampar jaemin dengan keras.

Plakk

" kau ini apa apaan jaemin?!" tanya jeno sembari membentak jaemin.

" mengapa? Kau tak suka? Cepat tanda tangani itu, dan aku akan segera pergi dari kehidupan mu " ucap jaemin.

Jeno segera mengalihkan pandangan kepada surat yg berada di meja nakas, ia mengambil pen lalu menandatangani surat tersebut.

" oke, fine? Udah beres? Sekarang pergi " ucap jeno yg mengarahkan jari telunjuknya ke arah pintu.

Jaemin langsung keluar dan mengambil semua barang barang yg ia butuhkan untuk pergo ke seoul.

.
.
.

Ia tak kembali kepada kekuarganya. Ia hanya ingin menenangkan diri di seoul. Entah apa yg sudah jeno perbuat pada diri jaemin hingga hati jaemin terasa teremas begitu saja

Ia berjalan menuju rumah besarnya dulu yg pernah ia tinggal selama ia masih sekolah menengah pertama.

Ia perlahan masuk ke tempat itu, dan membaringkan tubuhnya di atas kasur yg begitu lebar.

" mengapa dunia ini sangat menyakitkan? " gumam jaemin.

Tak terasa jaemin meneteskan air matanya perlahan, ia kembali melihat foto dirinya bersama adeknya, yaitu shotaroo

" aku berjanji, akan memberi jantungku ini kepadamu " ucap jaemin.

Tak terasa hari mulai gelap, dan jaemin memutuskan untuk berjalan jalan keluar ruangan.

" suasana nya begitu cerah, tetapi berbeda dengan hidupku yg begitu suram " gumam jaemin.

" mengapa.. Keluargaku sekarang tak memperdulikanku? Bahkan.. Suamiku saja memilih karina daripada istri sah nya " gumamnya lagi

" seoul paling terindah untuk menenangkan diri, aku suka semua ini haha " gumamnya

Ia melihat daun yg berceceran di belakang rumahnya.

" mungkin.. Suatu saat nanti, walau aku sudah tak ada, mungkin mereka akan bahagia " gumam jaemin yg menatap daun yg berjatuhan ke rumput belakanh rumahnya.

" aku akan selalu memantau kalian, aku percaya bahwa.. " jaemin menghentikan kata katanya ia menoleh saat ada seorang cewek yg memanggilnya.

" haii, akhirnya kau kembali lagi, kami semua menunggumu untuk kembali jaemin " ucap seorang cewek.

Cewek itu bernama fellora andaresta, ia adalah sahabat nya pas jaemin masih sekolah menengah pertama di seoul.

" ah, aku juga sangat merindukanmu fell " ucap jaemin tersenyum tipis.

" ehm, kau ada apa? Kau tampak pucat, tidak seperti biasanya? " tanya fellora

" ehm, aku tak apa apa " ucap jaemin tersenyum tipis.

" hm, baiklah " ucap fellora,

.
.
.

Saat jaemin hendak membersihkan kamarnya, ia melihat handpone nya yg berdering, ia melihat nama yg tertera pada layar handpond nya.

" jeno? Ia ada apa? " gumam jaemin

" jaemin, kau berada di mana? " jeno

" kau tak perlu tau " jaemin

" jaemin kembalilah, aku tak bisa hidup tanpamu jaemin " jeno

" kau bisa hidup dengan karina " jaemin

" tapi—" jeno

Tut

Jaemin menghentikan panggilan itu ia akan mengganti nomornya agar jeno tak terus terusan menelponnya.

.
.
.

Suatu pagi ini, jaemin tanpak ceria.

Ia memulai kehidupan baru tanpa ada suaminya.

Sementara itu jeno sedang mencari cari jaemin agar bertemu dengannya dan agar bisa menjelaskan semuanya.

Seperti biasa fellora adalah tetangga jaemin, fellora sahabat tercinta jaemin, ia selalu menghibur jaemin walau jaemin sedang tidak mood bercanda.

" helloo, jaemin, apa kau mau ikut denganku, untuk mengelilingi kota? " tanya fellora

" ehm, aku sedang tidak ingin kemana mana " ucap jaemim pelan

" yahh, padahal, aki sedang ceria sekarang, oh iya, jeno akan menghampirimu " ucap fellora.

Jaemin tersentak dan langsung membulatkan matanya.

" mengapa kau kaget jaemin? " tanya fellora

" ehm, ti-tidak " ucap jaemin

Jeno telah mengetahui lokasi jaemin di seoul. Ia sedang berada di perjalanan menuju rumah jaemin.

BELOVED HUSBAND {NOMIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang