PT 14

2K 65 2
                                        

Ya, hari ini, hari yg dimana jeno akan menemui jaemin di sekolahnya.

Karena jeno tak tahu alamat rumah jaemin dimana, jadi, jeno memutuskan untuk ke sekolahnya aja.

Hari yg begitu cerah dan daun daun yg berjatuhan ke tanah.

Jaemin yg baru saja bangun dari tidurnya karena terpancar dari sinar matahari yg begitu menyengat.

Ia bergegas keluar dari kamar tanpa merapikan kamarnya, karena sudah di sediakan pembantu.

" tuan? Mau saya bantu membersekan kamarnya? " tanya mbak zara

" hm, baiklah " jawab jaemin yg hendak melangkahkan kakinya ke anak tangga utama.

.
.
.

Selesai bersiap siap jaemin membawa tasnya ke meja makan,

" tuan, apakah tuan sudah tau? " tanya mbak zara kepada jaemin

" tau apa? " tanya jaemin balik ke  mbak zara yg ada di hadapannya.

" bila nanti di sekolah tuan—" ucapan mbak zara terhenti ketika mobil sudah siap.

" ehm, mbak saya pergi dulu " ucap jaemin lalu berbalik badan menuju mobil.

Mbak luri hanya mengangguk pelan.


.
.
.

Setelah sampai di gerbang sekolah SMA milik daddy yuta.

Jaemin melangkahkan kakinya sampai ke kelas X IPA 1

Skip jam pelajaran.



Saat jam istirahat tiba, ketika jaemin hendak keluar dan menuju ke perpustakaan.

Tiba tiba saja ada yg menarik lengannya dari belakang membuat cowok itu hendak jatuh.

"siapa dia? " batin jaemin melihat sisi tubuh cowok yg menariknya.


.
.
.

Tepat di lantai 04 di dalam suatu ruangan yg lumayan sepi dan kedap suara.

Cowok yg memakai hoodie dan topi, masker, kacamata hitam iti di lepaskannya.

Dan membuat jaemin tersentak

Saat jaemin melihat wajah jeno, ia segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, saat hendak memutarkan handle tangan jaemin lebih dulu di tarik oleh jeno.

" ck! Lepas sialan! " ucap jaemin memberontak.

" jaemin.." ucap jeno memantau wajah jaemin.

Jaemin hanya diam menatap jeno datar.

" kau... Sedang mengandung anakku? " tanya jeno meringis

Saat jeno mengulurkan tangan hendak mengusap perut rata jaemin, tangannya lebih dulu di tepis oleh jaemin.

" jangan sentuh! " ucap jaemin datar.

" aku hanya ingin melihat keberadaan anakku jaemin, aku mohon " ucap jeno

Jaemin hanya terdiam membisu.

" jaemin, aku benar benar minta maaf soal itu, aku tak bermaksud untuk—" ucapan jeno terhenti ketika jaemin menyusul omongan tersebut.

" brisik! " hentak jaemin.

" jaemin, rubahlah sikap mu yg menyebalkan itu " ucap jeno tak kalah datar.

" apa urusannya denganmu? " tanya jaemin tajam.

" ehm, tidak " ucap jeno lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.



.
.
.

Home jeno..



Setelah berpulang dari sekolah jaemin, ia merebahkan dirinya di atas kasur king size nya

" bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan jaemin? Dan juga.. Agar ia memaafkanku soal itu " gumam jeno pelan

" akh! Mengapa serumit ini! " ucap jeno memegang rambutnya frustasi

" ayo jeno.. Lakukan sebisa mungkin " gumamnya lagi.




.
.
.


Bel pulang sekolah telah berbunyi, hingga semua murid sekolah berhamburan keluar dari kelasnya masing masing.

" jaemin! Tunggu! " teriak haechan dari arah belakang.

" ya! Apakah kau sendiri? Jeno mengapa tak sekolah lagi sekarang? " tanya haechan kembali

Jaemin menatapnya datar seolah mempunyai Dendam.

" dia mengambil cuti karena pekerjaan " ucap jaemin datar

" apa? Dia sudah kerja? Berapa bulan? Atau berapa ta—" ucapan Haechan terhenti ketika jaemin membekap mulutnya.

" ssttt, jangan berisik " ucap jaemin seraya menatapnya tajam.

Haechan mendatarkan tatapannya kepada jaemin hingga mereka berdua seperti orang yg berdebat lewat tatapan.













...

Ada typo? Sorry

Maaf jarang up karena gw sibuk sekolah + berada di ponpes terus.

Jadi gw gak sempet buat megang hp apalagi nulis wp

BELOVED HUSBAND {NOMIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang