exchap 5

509 18 0
                                    

Di rumah sakit yg tadinya ramai dan ada beberapa teman devan juga yg berjaga di luar ruangan seketika sepi karena mereka ingin pulang, katanya mau istirahat lagian udah mau sore juga.

Dan di ruangan inilah hanya ada kedua orang tua devan beserta adik kakaknya devan.

Dan kini devan sudah sadar dari pingsannya sekitar 2 menit yg lalu.

" devan... ini sedikit mengejutkan tapi kamy jangan kaget ya? " ucap jaemin dengan lirihan ala ala nya

" emangnya kenapa bun? " tanya devan bingung menatap jaemin lekat

" sebenarnya.... Buna udah ada rencana bahwa buna mau ngejodohin kamu sama anaknya temen buna, jadi kamu terima ya? " ucap jaemin

" loh? Terima gimana nya orangnya aja gak ada disini lagian aku juga belum pernah liat mukanya namanya pun gak tau " ucap devan

" namanya.. Stevanlio afgarta " ucap jaemin

' plis gue pernah denger nama itu, serasa familiar banget, tapi dimana? ' batin devan

" s-stevan? " ucap devan gugup

Jaemin hanya mengangguk, sementara daddy dan kakak beradiknya sedang asik duduk di sofa sambil nyebat.

Dan kemudian.. Jeno bangun dari duduknya dan membuang rokoknya ke kotak sampah yg ada di ruangan itu.

" kemaren.. Daddy liat ada anggota geng motor ke rumah, katanya nanyain kamu rencananya mau ngajak damai, emang kamu punya geng? Atau musuh gitu? " ucap jeno yg berdiri di samping brankar

" aku gak punya geng ataupun musuh dad, hidupku selalu aman damai tentram adem anyem kok " ucap devan yg membuat jisung dan javas menatapnya tak suka.

" yakin? " tanya jeno, dan devan hanya mengangguk.

" yaudah.. Besok buna suruh stevan sama kedua orang tuanya ke rumah " ucap jaemin

" eh bentar? Daddy bilang kan ada geng motor yg ngajak aku damai.. Berarti itu stevan dong? " ucap devan menatap jeno

Jeno yg di tatap hanya memasang muka datar dan tampang watados nya.

" nih mending daddy cerita in aja daripada kamu bingung.. " ucap jeni dan di angguki oleh devan.

Flashback on

Jeno pagi pagi sedang duduk di halaman rumah depan ngopi sambil nyebat.

Tiba tiba dia melihat segerombolan anggota geng yg memakai jaket hitam ntah geng apa yg terlihat di luar gerbang.

Dan pak asep pun menghampiri jeno

" maaf  tuan.. Di depan ada segerombolan yg membawa motor tuan, saya gak tau tujuannya apa.. Jadi di buka apa nggak nih gerbang nya tuan? " ucap pak asep

Manggilnya tuan aja y biar kerasa mewah nya. Hehe (○゚ε゚○)

" sebentar biar saya aja yg buka, kamu ikut saya " ucap jeno, lalu pak asep mengangguk dan mengikuti jeni dari belakang.

Jeno sampau di gerbang dan perlahan ia membuka gerbang yg besar dan cukup tinggi itu.

Ia menatap segerombolan geng itu dengan tidak  santai, tatapan datar, sinis juga ada dan mengangkat sebelah alis nya, biar keliatan cool ceunah.

" ada apa kesini? " tanya jeno

" hm. Maaf saya mencari devan, apakah devannya ada? " tanya orang itu

Jeno menghela nafasnya pelan, dan mengangkat tangan kanannya yg ada jamnya dan menunjukannya ke orang itu

" hm, kamu liat kan ini jam berapa? " ucap jeno

BELOVED HUSBAND {NOMIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang