BELOVED HUSBAND {NOMIN}

PT 16

Menurut kalian, ceritanya mau di sad ending atau happy ending nih.

Klo menurut gw dua duanya aja biar seru.

Mobil ambulance akhirnya datang tepat waktu dimana detak jantung jaemin sudah mulai tidak stabil.

Di sepanjang jalan menuju rumah sakit jeno terus menggenggam lengan jaemin erat, berharap jaemin sadar dalam beberapa detik.

" karina.. Gw jamin hidup lo gak bakal bahagia! " batin jeno yg terus menggerutu kesal.

.
.
.

Nelisa and karina pov

Nelisa dan karina sekarang sedang berada di ruang BK dimana mereka sedanh di caci maki oleh guru BK karena telah melanggar aturan sekolah.

" KALIAN! GIMANA KALO JAEMIN MENINGGAL?! KALIAN MAU TANGGUNG JAWAB?! HAH! " ucap seorang guru BK yg bernama pak seun jaksa

" pak! Dia yg udah ngerusak hubungan saya sama je—" ucapan karina terpotong ketika pak seun membentak nya kembali

" ITU BISA DI BICARAKAN DI LUAR SEKOLAH! GIMANA KALO PAK YUTA MENGELUARKAN SAYA DARI SEKOLAHAN INI!! SAYA MAU MAKAN APA?! " bentak pak seun kembali

" yaa, bapak makan... Pasir depan rumah aja, apa susahnya? " ucap karina yg menggaruk ceruk leher nya yg tak gatal

Brrakk!

Pak seun memukul meja lebih keras hingga membuat telapak tangannya sedikit memerah akibat pukulan.

" MURID KURANGAJAR!! MENGHADAP KEPSEK SANA!! HAMPIR MAU HILANG NYAWA SAYA NGEHADEPIN KAMU!! " bentak pak seun menggeram kesal.

Karina mengangguk paham, ia segera bergegas keluar dari ruang BK berharap akan ke ruangan kepsek.

Sementara nelisa hanya diam.

" NGAPAIN MASIH DISINI?! " tanya pak seun

" kan, saya gak disuruh ke ruang kepsek pak seun yg ganteng " ucap nelisa memuji pak seun agar tak mendapar bentakan tetapi...

Mustahil.

" KELUAR!! " ucap pak seun menunjuk ke arah pintu

" jangan lupa marah ke murid lain ya pak! Besok saya kesini lagi!! " teriak nelisa dari ambang pintu

Pak seun hanya menggelengkan kepalanya. Tak sanggup menghadapu karina dan nelisa yg sudah berkali kali masuk ruang BK.

Pov end!

Mobil ambulance akhirnya telah sampai di rumah sakit khusus keluarga nakamoto.

Jaemin di larikan ke ruang ICU. Suster menahan tubuh jeno agar tak masuk ke ruangan ICU.

Dokter mengambil alat DEFIBRILLATOR alat pengejut jantung agar jantung jaemin kembali berdetak normal.

Hal itu sia sia hingga pada akhirnya para dokter pasrah untuk melanjutkan alat defibrillator itu di dada jaemin.

...

Dokter keluar dari ruangan ICU tersebut. Sebelum memberitahu atas peninggalan jaemin, dokter basa basi terlebih dahulu agar jeno tak kaget.

" ehm, tuan jeno, sebelumnya... Kami mohon maaf, jaemin... " ucapan sang dokter itu menggantung di akhir kalimat.

" kenapa?! Istri saya baik baik aja kan?! " tanya jeno yg memegangi pundak sang dokter erat.

" nyonya jaemin...

.
.
.
.
.
.
.

Seorang suster keluar dengan terburu buru membuka pintu ruangan ICU

" DOKTER NYONYA JAEMIN BERHASIL SELAMAT DARI KEMATIAN!! " ucap seorang suter dengan girang

Sang dokter dan jeno membulatkan matanya bersamaan seolah ada keajaiban datang menimpa pada jaemin yg hampir kehilangan nyawa.

" hah? Tuan jeno sebentar saya akan memeriksa nyonya jaemin terlebih dahulu " ucap sang dokter lalu bergegas memasuki ruangan ICU bersama suster.

" ja-jaemin? Berhasil selamat dari kematian? Ma-maksudnya? Apa? " ucap jeno yg sedang mencerna ucapan suster yg tadi.

.
.
.

Setelah berjam jam menunggu akhirnya sang dokter kembali keluar dari ruangan sembari tersenyum girang

" selamat tuan jeno, nyonya jaemin sekarang tak ada masalah lagi, hanya menunggu ia siuman. Dan juga.... Nyonya jaemin, mempunyai anak kembar dalam kandungannya " ucap sang dokter

" a-apa? " ucap jeno membulatkan matanya tak percaya

" baiklah, saya permisi, jika tuan ingin menjenguknya silahkan, namun jangan terlalu berisik, karena pasien masih dalam kondisi lemah " ucap sang dokter lalu melangkah ke ruangan yg lain.

Jeno yg tadinya hanya melongo ia langsung kembali dalam kesadarannya, dan memasuki ruangan jaemin di rawat.

.
.
.

" sayang... Aku tak menyangka jika kamu kembali " gumamnya

" hallo anak daddy, baik baik ya disana " ucap jeno mengelus perut ratanya jaemin

Ada typo? Sorry gays