Enjoy kuy.
Jisoo telah keluar dari Toko Roti setelah mendapatkan beberapa apple crumble pie kesukaan Jennie. Seulas senyum terlukis di bibir hati itu ketika ia membayangkan pasti Jennie akan makan apple crumble pie nya dengan ekspresi yang menggemaskan. Ia pun tidak sabar kembali ke Rumah Sakit untuk segera menemui Jennie.
Saat perjalan pulang Jisoo menggerutu di mobilnya. Bagaimana tidak, jalan yang ia lewati kini macet karena ada kecelakaan. Ia pun segera mengirim pesan ke Jennie agar pacarnya itu tidak overthinking.
To : Jennie ❤️
Jen, jalannya macet karena ada kecelakaan. Tolong tunggu sebentar lagi ya?
Jisoo juga tidak lupa mengirim foto jalanan tersebut.
Karena bosan menunggu, ia akhirnya memutar musik. Dan lagu Tally kini menggema di mobilnya.
...
Setelah melewati perjalanan yang sangat membosankan, akhirnya Jisoo telah sampai di rumah sakit. Ia segera memarkirkan mobilnya dan berjalan masuk.
Saat akan masuk ke ruangan Jennie, langkah Jisoo terhenti. Ia kaget karena ada Dokter dan beberapa perawat baru keluar dari ruangan tersebut.
''Kalau tidak segera mendapat donor jantung, kondisinya akan terus menurun.''
Bohong jika Jisoo tidak mendengar ucapan dokter tersebut. Ia langsung lemas, bahkan kini ia langsung terduduk di kursi depan ruangan Jennie.
Jisoo menangis dalam diam, papper bag dari toko roti yang ia beli tadi sudah tidak karuan bentuknya. Ya, Jisoo meremasnya agar tangisannya tidak terdengar.
Sakit. Hatinya sangat sakit saat ini.
Baru saja ia merasakan apa itu bahagia karena Jennie telah menjadi kekasihnya, tapi Tuhan kini berkehendak lain.
Jisoo sebisa mungkin menenangkan dirinya. Ia segera menghapus air matanya. Jisoo juga menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan, ia melakukan berkali-kali agar lebih tenang.
Jisoo akan masuk ruangan Jennie seolah-olah ia tidak tau apa-apa. Ia berusaha melupakan apa yang di katakan Dokter tadi.
Cklek!
Jisoo menggenggam erat gagang pintu karena melihat Jennie yang sedang terbaring lemah di atas ranjang.
''Unni?''
Jisoo sebisa mungkin memaksakan senyumnya. Ia juga memamerkan apa yang ia beli tadi. ''Apple crumble pie nya sudah datang.'' Ucapnya seraya berjalan mendekat.
Jennie tersenyum. ''Nanti aku makan, taruh meja saja.''
''Ji, tolong jaga Jennie sebentar. Appa dan Eomma ingin menemui dokter dulu.''
''Ne, Appa.''
Setelah orang tua Jennie keluar, Jisoo menyeret kursi agar bisa duduk lebih dekat dengan Jennie. Ia menggenggam tangan Jennie yang tidak terpasang infus. ''Kenapa, sayang? Kok wajahmu pucat?'' Tanyanya lembut saat menyadari wajahnya Jennie yang sedikit pucat itu.
Jennie memiringkan badannya agar bisa melihat wajah Jisoo. Ia tersenyum seraya mengelus pelan tangan Jisoo yang masih menggenggam tangannya. ''Aku hanya sedikit pusing, unni.''
Jisoo tidak bodoh karena ia sudah sedikit tau tentang penyakit itu. Jadi ia tau Jennie sedang berbohong padanya. ''Benar hanya pusing?''
Jennie menganggukan kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/216823589-288-k202519.jpg)