33. Don't Cry

3.2K 504 236
                                    

Enjoy kuy!




Tidur Jisoo terganggu karena pergerakan Jennie yang melepas pelukannya secara tiba-tiba.

"Ahhh~hahh~"

Mata Jisoo langsung terbuka saat mendengar rintihan dari Jennie. Ia langsung duduk dan memeluk Jennie dari samping. "Gwaenchana?" Tanyanya khawatir.

Jennie tidak menjawab. Sebisa mungkin ia menahan sakit yang sedang ia rasakan seraya mencengkram kuat dadanya.

Jisoo menatapnya sendu. Ia mengusap bahu Jennie dan memberikannya kata-kata penenang.

"Unni?"

Jisoo pindah duduk di depan Jennie. "Apa? Mana yang sakit?"

Jennie melepaskan cengkraman tangannya setelah sakitnya mulai hilang. "Aku takut." Ucapnya lirih.

Jisoo beralih mengusap punggungnya. "Jangan takut, ada aku disini. Aku antar ke Rumah Sakit, ne?"

Jennie menggelengkan kepalanya. "Kau sedang ujian."

"Tapi---"

Jennie melepaskan pelukannya kemudian menangkup kedua pipi Jisoo. "Aku baik-baik saja."

Mata Jisoo mulai basah. "Baik-baik saja apanya---"

Cup!

Jennie membungkam Jisoo menggunakan bibirnya.

Setelah lima detik, Jennie melepaskan ciumannya. Ia tersenyum saat melihat air mata Jisoo jatuh di pipinya. Tangan Jennie pun terangkat untuk mengusap air mata Jisoo. "Yak, kenapa menangis?" Kekehnya.

Jisoo menahan tangan Jennie yang berada di pipinya. "Aku khawatir."

"Aku baik-baik saja, sayang. Kan kau sudah sering melihatku seperti itu."

"Tetap saja aku---"

"Aku apa? Percayalah, oke?"

Jisoo tidak menjawab. Ia kembali menarik Jennie ke dalam pelukannya.

"Mandi sana, biar tidak terlambat."

"Aku ingin menemanimu." Jawabnya seraya mengeratkan pelukannya.

"Tapi kau harus sekolah, kan ujiannya tinggal besok."

"Sirreo!"

Jennie tersenyum saat Jisoo ingin terus menempel padanya. Ia memang senang, tapi kan sekarang bukan waktu yang tepat.

"Sepulang sekolah nanti kan kau bisa terus bersamaku."

"Maunya sekarang!"

Jennie terkekeh. "Sejak kapan Kim Jisoo bisa manja seperti ini?"

"Kenapa? Tidak boleh?"

"Siapa yang bilang tidak boleh? Aku malah senang."

Jisoo melepas pelukannya. "Kalau begitu aku boleh bersikap manja?"

Jennie mengangguk. "Hm."

"Aku ingin mandi." Ucap Jisoo.

"Yasudah, kan tinggal mandi."

"Tapi kau yang mandikan."

Mata Jennie membulat. "Yak! Kau kan bisa mandi sendiri!" Tolaknya seraya memukul pelan dada Jisoo.

Jisoo terkekeh. "Wajahmu merah." Ledeknya.

Jennie semakin menatapnya tajam. "Jangan menggodaku!"

Tawa Jisoo masih menggema di kamarnya. "Baiklah, aku akan mandi sendiri."

Silent Love (Jensoo) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang