Enjoy kuy.
“Wah! Ada pengantin baru disini!”
Jisoo dan Jennie langsung terbangun saat mendengar suara laknat itu.
Bahkan sekarang Jennie sudah memegangi dadanya yang berdetak kencang karena kaget.
“Jennie-ah, gwaenchana?” Tanya Jisoo khawatir.
Jennie mengangguk. Lantas ia pun bersandar di kepala kasur.
Sedangkan Jisoo, ia sudah menatap tajam kedua makhluk kurang kerjaan itu.
Seulgi terkekeh. “Mwo?”
“Kalian seperti pasangan yang terciduk saat sedang berbuat mesum.” Tambah Irene, lalu ia tertawa.
Jisoo menghela nafasnya. “Jangan dengarkan mereka.”
Jennie mengangguk meskipun kenyataannya ia sangat malu. Dan Jennie juga tidak tau kenapa ia bisa semalu ini.
Seulgi menyeret kursi dan duduk di sebelah Irene.
“Kau kenapa? Kata Seulgi saat sekolah tadi hidungmu mimisan.” Ucap Irene.
“Aku tidak apa-apa.”
Bugh!
Irene melemparkan guling ke wajah Jisoo. “Kalau tidak apa-apa tidak mungkin kau sampai mimisan.”
“Emm, unni...Jisoo unni sedang sakit, jangan menganiayanya sekarang.” Kata Jennie.
“Cie, sekarang ada yang membela.” Ejek Seulgi.
Bugh!
Kini giliran bantal yang mendarat mulus di wajah Seulgi.
“Yak!” Protesnya.
“Makanya kalau bicara jangan ngawur!”
Jennie hanya diam saja karena ia tidak mengerti apa yang di maksud Seulgi.
“Untukmu.” Irene melemparkan tas kecil pada Jisoo.
“Apa?” Tanya Jisoo.
“Buka saja.”
Jisoo bersandar ke pundak Jennie lebih dulu sebelum membukanya. Entahlah, kehadiran pasangan ember itu membuat kepalanya agak pusing.
“Bisa tidak?” Tanya Jennie lembut.
Jisoo mengangguk.
Irene dan Seulgi yang melihat adegan itu langsung senyum-senyum tidak jelas. Entahlah, sepertinya mereka berdua baper dengan momen uwu yang terjadi antara Jisoo dan Jennie. Bahkan Irene ingin melempar Seulgi dari balkon saking gemasnya.
“Hm? Ponsel?”
Irene mengangguk. “Ponselmu dari kemarin tidak aktif. Ck, kau membuatku jengkel bodoh.”
Jisoo terkekeh. “Gomawo.” Ia memainkan sebentar ponselnya. “Wah, bisa di tekuk!” Serunya.
Jennie tersenyum saat melihat wajah Jisoo yang begitu antusias dengan ponsel barunya.
“Hm. Sebenarnya aku ingin membelikanmu yang ada matanya tiga, tapi aku lebih tertarik yang ini.” Jelas Irene.
“Ponselmu kenapa? Rusak?” Tanya Seulgi.
Jisoo menggeleng. “Aku berikan pada temanku.”
“Temanmu? Siapa?” Wajar saja Seulgi bertanya seperti itu. Karena teman Jisoo kan hanya ia sendiri, Jaehyun, dan Jinyoung.
“Bona.”
“Bona siapa? Aku tidak pernah mendengar nama itu.” Tanya Jennie.
“Yang aku tolong waktu itu.”