Enjoy kuy.
Appa Kim menajamkan ingatannya. ''Ah, bukan. Kau bukan temannya Jennie, kau temannya Jisoo kan? Apa kau tau dimana Jisoo sekarang?''
Deg!
Pergerakan Jinyoung yang ingin membuka pintu toilet pun terhenti. Ia segera mengambil ponselnya dan berpura-pura sedang mengangkat telfon, ia segera berlari meninggalkan Appa Kim yang kini sedang menatapnya bingung.
''Apa aku salah orang? Tapi aku yakin pernah melihat wajahnya.'' Gumam Appa Kim.
Appa Kim berjalan keluar toilet. Ia terus memutar ingatannya untuk memastikan jika ia pernah bertemu dengan lelaki berpostur tinggi itu.
Langkahnya pun terhenti kala ia mengingat jika lelaki tersebut pernah berbicara dengan Jennie. Ya, sekarang Appa Kim ingat ia pernah mengantar Jennie meminta maaf kepada Jisoo di sekolah, dan laki-laki tadi yang mengantar Jennie ke depan sembari berbincang dengan anaknya.
''Astaga, dia kemarin kan menemui Jennie juga.''
Appa Kim memutar langkahnya. Ia berjalan cepat untuk menemukan laki-laki itu. Tapi sepertinya usaha lelaki paruh baya itu sia-sia karena tidak dapat menemukan Jinyoung.
...
Langkah Jinyoung kini berhenti di depan ruangan dengan nafanya yang masih terengah-engah.
''Kau kenapa?'' Tanya Jaehyun.
Jinyoung masih mengatur nafasnya.
''Apa ada yang mengejarmu?'' Tanya Jaehyun sekali lagi. Ia sampai melihat ke belakang Jinyoung tapi tidak ada seorang pun disana.
''Aku hampir ketauan, saat aku ke toilet tadi aku berpapasan dengan Appa Jennie.''
Jaehyun membulatkan matanya. ''Mwo? Tapi dia tidak mengenalimu kan?''
Jinyoung menghela nafasnya. ''Dia tau aku temannya Jisoo.''
''Kan tadi aku sudah menyuruhmu pakai topi, kacamata hitam dan masker, kenapa kau tidak memakainya?'' Jaehyun mengomel.
''Mianhe, lain kali aku akan pakai kacamata hitam dan masker kalau keluar.''
Kini tangan Jaehyun langsung merogoh ponsel yang ada di sakunya. Ia langsung mengirim pesan ke Seulgi.
Keduanya duduk di depan ruangan berwarna putih. Mereka hanya diam sambil sesekali menghela nafas panjang. Dan karena Jaehyun tidak nyaman dengan susasana ini, akhirnya ia bersuara.
''Hyung?''
Jinyoung yang semula menatap atap rumah sakit pun menoleh. ''Wae?''
''Apa yang kita lakukan benar?'' Tanya Jaehyun.
Jinyoung menganggukkan kepalanya. ''Aku hanya ingin Jennie sembuh tanpa mengkhawatirkan apapun.''
Jinyoung dan Jaehyun menoleh saat mendengar langkah kaki yang semakin dekat. Ya, itu adalah Irene dan Seulgi.
''Kenapa kau menyuruh kami memakai kacamata hitam juga?'' Tanya Seulgi seraya melepas kacamata hitamnya.
''Jinyoung tadi bertemu Appa Jennie.''
Mata Seulgi dan Irene membulat. ''Benarkah?''
Jinyoung menganggukkan kepalanya. ''Mianhe, untung saja aku berhasil kabur dari Appa Jennie.''
''Kalian istirahat saja, aku akan menjaganya bersama Seulgi.'' Pinta Irene.
Jaehyung menganggukkan kepalanya. ''Arasseo.''
''Ke makam dulu?'' Tanya Jinyoung.
''Hm.''
''Aku pamit, nanti malam aku dan Jaehyun akan kesini lagi.''