Hiii, apa kabar?
(anjay kek chat mantan)Sangat disarankan untuk membaca part sebelumnya yaaa, biar nyambung bacanya.
Jisoo memasang wajah seriusnya. "Kalau kau seperti ini terus, aku tidak punya pilihan lain selain mengakhiri hubungan kita."
Jennie terdiam seraya menatap lurus mata Jisoo. Ekspresi terkejut terlukis jelas di wajahnya.
Kedua tangan Jisoo meraih tangan Jennie untuk ia genggam. "Sayang?"
Jennie menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau."
"Kalau tidak mau, jangan bersikap seperti tadi. Kau boleh cemburu, tapi jangan keterlaluan seperti itu." Ucapnya seraya mengelus tangan Jennie.
Jennie menundukkan kepalanya. "Tapi---, tapi aku tidak suka melihatmu dengannya."
Jisoo tersenyum seraya mengelus kepala Jennie. "Lagi pula sebentar lagi aku lulus. Jadi yaa, aku tidak akan sering melihatnya."
"Kalau dia nanti satu Universitas denganmu bagaimana?" Tanya Jennie dengan bibirnya yang melengkung ke bawah.
"Ya bagus dong."
Jennie menatap Jisoo dengan ekspresi tidak percayanya. "Apa?! Apa maksudmu bagus?!" Tanyanya sedikit ngegas.
Jisoo terkekeh. "Bercanda, sayang."
Bugh!
"Tidak lucu!" Ucapnya setelah memukul lengan Jisoo.
Jisoo masih tetap tertawa sambil terus mengelus tangan jennie.
''Jen, aku sangat mencintaimu, benar-benar mencintaimu. Kalau kau masih bertingkah kekanak-kanakan seperti itu lagi aku akan menjitak kepalaku, ah tidak aku akan mengakhiri hubungan kita. Meskipun aku bersama Bona atau Jaehyun tapi hatiku tetap untukmu, sesulit itukah percaya dengan Kim Jisoo?'' Ucap Jisoo dengan sorot matanya yang serius.
Jennie bisa merasakan jika Jisoo bicara dengan jujur. Ia tersenyum kemudian mengangguk. ''Iya unni aku percaya, maaf karena tingkahku selalu berlebihan, padahal sebenarnya tidak perlu kan?''
Jisoo tersenyum seraya mengelus pipi Jennie. Ia lega karena akhirnya bisa membuat Jennie mengerti. ''Hm, tidak perlu seperti itu lagi. Aishhh benar-benar merepotkan kalau kau sedang cemburu.'' Jisoo terkekeh setelah menyelesaikan ucapannya.
''Yak! Apa maksudmu merepotkan?!'' Protesnya.
''Kau tidak tau saja susah sekali untuk membujukmu agar tidak marah lagi.''
Jennie ikut terkekeh. ''Maaf sayangku.''
''Iya, sudah makan belum?'' Tanya Jisoo.
Jennie mengangguk. ''Saat menelfonmu tadi aku sudah makan. Unni?'' Panggilnya.
''Iya?''
Jennie memegang tangan kiri Jisoo dan memainkannya. ''Akhir-akhir ini aku sering keluar masuk Rumah Sakit.'' Ucapnya pelan.
Jisoo kini menatap serius wajah Jennie. ''Sayang, lihat aku.'' Pintanya.
Jennie yang semula memainkan tangan Jisoo kini pergerakannya terhenti. Ia langsung menatap wajah dengan tatapan yang sangat teduh itu.
''Jen, percaya padaku, kau pasti sembuh.''
''Kalau tidak bisa sembuh dan aku---''
Jisoo langsung menyela ucapan Jennie karna ia tau Jennie akan bicara apa. ''Jen, aku mohon jangan bicara yang tidak-tidak.'' Jisoo diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. ''Sayang, kau tau setelah lulus nanti aku akan mengambil jurusan kedokteran?''