Enjoy kuy!
"Aku akan membuka hatiku untukmu."
Hening beberapa detik sampai Jisoo melepaskan tangan Jennie dan kembali melangkah menuju mobilnya.
Mata Jennie mulai basah, tapi ia tidak menyerah. Jennie mengikuti Jisoo dan langsung memeluknya dari belakang.
"Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita, kumohon." Ucapnya lirih.
Jisoo menghela. Ia kemudian melepaskan tangan Jennie yang berada di perutnya.
Jisoo maju satu langkah, kemudian membalikkan badannya untuk melihat Jennie. Tapi saat melihat mata kucing itu, Jisoo memilih menundukkan kepalanya. Jujur saja, ia tidak tega melihat Jennie menangis.
"Kau masih perlu istirahat. Pulanglah, dan jangan menemuiku lagi."
Jennie menggelengkan kepalanya. "Andwae! Jangan bicara seperti itu!"
"Setelah hari itu, perasaanku padamu sudah hilang." Ucap Jisoo pelan. Ia masih menundukkan kepalanya.
Jennie mengusap air matanya. "Tidak. Kau berbohong!"
Jisoo menggeleng kepalanya.
"LIHAT AKU, KIM JISOO!" Bentaknya.
Jisoo mengangkat kepalanya. Dan tatapannya langsung tertuju pada mata Jennie yang masih mengeluarkan air mata.
"Jangan membohongi perasaanmu sendiri! Aku tau kau masih mencintaiku!" Ucap Jennie tak terima.
"Pulanglah."
"Jangan mengalihkan pembicaraan!"
Jisoo menghela. "Aku harap keadaanmu semakin membaik. Cepat sembuh." Setelah mengatakan itu Jisoo berjalan menuju mobilnya.
"Bagaimana keadaanku bisa membaik jika kau terus bersikap seperti itu!"
Yaa, Jisoo masih mendengar apa yang Jennie katakan. Tapi ia tetap tidak peduli dan langsung masuk mobilnya.
"UNNI!" Jennie berteriak pun sia-sia karena mobil Jisoo sudah menjauh.
Appa Kim menghela melihat Jennie seperti itu. Lelaki paruh baya itu pun segera mendekat dan mengusap bahu Jennie. "Appa kan sudah bilang, jangan menemui Jisoo dulu."
...
Bona melirik Jisoo yang tengah menangis diam-diam. "Gwaenchana?" Tanyanya.
"Hm."
"Benar yang Jennie katakan, Ji. Jangan membohongi perasaanmu sendiri." Tutur Bona. Sedari tadi ia memang menyimak percakapan keduanya.
Jisoo mengusap air matanya. "Bisakah kita tidak membahas ini?"
Bona menghela. "Baiklah. Emm, turunkan aku di Supermarket dekat toko buku."
"Hm."
Lima belas menit berlalu. Jisoo pun menghentikan mobilnya di Supermarket yang Bona maksud.
"Masuklah, aku akan menunggumu disini."
Bona menggeleng. "Aku tidak belanja."
Ucapan Bona mengundang kerutan di kening Jisoo. "Terus?"
"Aku bekerja disini."
"Untuk apa bekerja?"
Bona terkekeh. Fix, Jisoo menjadi orang bodoh setelah pertikaiannya dengan Jennie tadi. "Agar punya uang untuk makan."
Ahh, Jisoo lupa kalau Bona hidup sendiri. "Sudah lama bekerja disini?" Tanyanya.
Bona mengangguk, lalu melihat jam di ponselnya. "Masih ada sepuluh menit sebelum pergantian shift. Mau makan ramen?"