Enjoy kuy.
"Unni?"
Appa Kim mengikuti pandangan Jennie. "Eh, Jisoo?"
Jisoo masih bergeming. Ia sedang mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan.
Appa Kim menepuk kursi yang ia duduki. "Duduklah sini, Appa ingin menyusul Eomma Jennie yang sedang makan di kantin."
Jisoo hanya mengangguk.
Saat Appa Jennie keluar, barulah ia berjalan perlahan mendekati Jennie dan duduk di kursi.
"Kenapa?"
Hanya mendengar kata 'Kenapa', Jennie langsung menundukkan kepalanya.
"Jen?" Panggil Jisoo.
"Akutidakapaapa." Jawabnya cepat dan pelan, bahkan ia belum berani mengangkat kepalanya.
Jisoo menghela nafasnya. "Kalau tidak kenapa-napa, kenapa bisa disini?"
Cklek!
Keduanya menoleh saat terdengar pintu terbuka.
"Seul?"
Seulgi berjalan mendekat dan berdiri di samping Jisoo. "Wae?"
"Ceritakan semuanya."
Seulgi menatap Jennie sebentar, kemudian ia menghela nafas panjang. "Jennie tadi pingsan saat latihan."
Saat itu juga Jisoo menatap Jennie dengan tatapan tajamnya. Tapi yang di lihat belum juga berani mengangkat kepalanya.
"Keluarkan dia dari dance!" Perintah Jisoo.
Saat mendengar Jisoo mengatakan itu, Jennie langsung mengangkat kepalanya.
"Apa? Kau mau protes?!" Tanya Jisoo.
Jennie menggeleng kemudian menundukkan kepalanya lagi.
Seulgi menepuk bahu Jisoo. Ia mengisyaratkan agar Jisoo mengontrol emosinya. Yaa Seulgi tau Jisoo sangat khawatir, tapi kan Jisoo tidak harus menceramahi Jennie sekarang.
"Aku kembali ke sekolah dulu." Pamit Seulgi.
"Hm, gomawo."
"Jen, cepat sembuh." Ucap Seulgi seraya menepuk pelan kaki Jennie.
Jennie mengangguk. "Terima kasih."
Setelah kepergian Seulgi, kini suasana menjadi hening.
Jisoo masih menatap Jennie yang menundukkan kepalanya sambil memainkan tangannya.
"Mianhe." Ucap Jennie.
"Lihat lawan bicaramu."
Jennie akhirnya mengangkat kepalanya. Ia sedikit takut saat melihat Jisoo. "Mianhe."
Jisoo menghela pelan. Kemudian ia pindah duduk di ranjang. "Kau membuatku khawatir." Ucap Jisoo dengan tatapan sendunya.
Jennie mendekat perlahan, lalu ia memeluk Jisoo. "Maaf karena tidak mendengarkan ucapanmu.
Jisoo mengangguk. "Hm."
"Marah?" Tanya Jennie.
Jisoo melepaskan pelukannya, kemudian menggeleng. "Bukan marah, tapi khawatir." Ia menghela pelan. "Apa ini sakit?" Tunjuknya pada tangan sebelah kiri Jennie yang tengah di infus.
Jennie tersenyum. "Sedikit. Apa Seulgi unni yang memberitahumu jika aku disini?"
"Hm, dia terus menghubungiku dan mengirimiku banyak pesan."
![](https://img.wattpad.com/cover/216823589-288-k202519.jpg)