Kevin duduk di taman rumah sakit, dia menatap bintang yang begitu cerah malam itu. Seakan akan bintang itu tersenyum kepadanya dengan sinarnya.
Kevin tersadar ketika ada seseorang yang ikut duduk disampingnya.
Kevin menoleh ke arah orang itu. "Papa"
Yah, orang itu adalah Aditya yang sedaritadi memperhatikan Kevin dari jauh.
"Lagi ngapain kamu?" tanyanya.
"Gak ada Pa, cuma lihat bintang doang" jawab Kevin kembali melihat bintang yang cerah itu.
"Rahma, anak kamu disini bahagia bersama aku" ucap Aditya melihat bintang itu dan mampu membuat Kevin menoleh kembali padanya.
"Maksud Papa apa?" tanya Kevin bingung.
Aditya menoleh ke arah Kevin. "Kata orang orang, kalau keluarga kita ada yang meninggal dia akan menjadi bintang di atas sana"
"Anggap saja, bintang itu Ibu kamu dan kamu boleh sepuasnya bercerita" lanjutnya menunjuk bintang di atas sana.
Kevin kembali menoleh ke langit, menatap bintang yang cerah dari yang lainnya.
"Ibu, Kevin kangen Bu" ucapnya penuh lembut.
"Tapi Ibu tenang aja, disini Kevin dapat keluarga baru yang sangat sayang sama Kevin. Kevin seneng bisa menjadi anak mereka dan keluarga mereka" lanjutnya setelah itu menatap Aditya yang tersenyum padanya.
"Sudah lega?" tanya Aditya.
Kevin mengangguk. "Makasih yah Pa, Papa selalu tau gimana caranya nenangin Kevin kalau rindu sama Ibu"
"Sama sama sayang, sekarang kamu sudah menjadi anak Papa. Jadi, sudah sepantasnya seorang Papa selalu ada untuk anaknya jika mereka sedang bersedih"
Kevin tersenyum. Terjadi keheningan sepuluh menit, hingga akhir Aditya berbicara.
"Siapa yang sudah pukul Afan?" tanya Aditya.
Kevin menoleh ke arah Aditya, matanya membulat setelah mendengar pertanyaan itu.
"Mana mungkin gue bilang itu Rajawali. Tapi, kayaknya Papa gak tau mereka deh, soalnya kan geng itu terbentuk di luar negri dan jarang bersatu" batinnya.
Merasa Kevin tidak menjawab, Aditya menoleh ke arah Kevin yang hanya diam saja menatapnya. "Kamu tidak mau menjawab pertanyaan Papa?"
"Ha? E-e... Maaf Pa. Tadi Papa nanya apa?"
"Siapa yang sudah pukul Afan?" tanya Aditya lagi.
"Rajawali Pa" jawab Kevin menatap ke arah depan.
"Rajawali? Geng apa itu? Papa baru mendengarnya" ucap Aditya.
"Kevin juga gak tau Pa, kayaknya dia cuma salah sasaran deh" ujar Kevin sedikit terbata bata.
"Yah sudah, Afan sudah bisa di jenguk lagi. Mungkin kamu rindu sama adek kamu itu" Aditya berdiri dari duduknya.
Kevin terkekeh ketika mendengar kata sebutan adek untuk Afan. "Papa duluan aja, Kevin masih mau disini"
"Jangan lama lama, kasian ganteng ganteng nanti jadi beku karena kedinginan"
Setelah mengucapkan itu, Aditya pergi meninggalkan Kevin. Sedangkan Kevin, dia terkekeh mendengar candaan dari Papanya itu.
Kevin termenung, dia mengingat dimana Rajawali tadi menyerang mereka."Kenapa Rajawali bisa bersatu? Bukannya Zaki di Belanda? Tapi kenapa sekarang dia ada sini?" beberapa pertanyaan muncul di pikiran Kevin.
"Apa jangan jangan-?" potong nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]
General FictionCerita tentang ketua geng motor yang saat ini sudah menjadi bucin. Mungkin bagi semua pasangan, mereka menginginkan hidup bersama sampai maut memisahkan. Tetapi, takdir tidak berpihak kepada mereka. Bagaimana kelanjutan ceritanya? ikuti terus janga...