Chapter 015

4.2K 319 9
                                    

Setelah jalan jalan tadi, Afan mampir terlebih dahulu kerumah untuk membersihkan tubuhnya begitu juga dengan Devi. Setelah selesai, karena hari sudah hampir malam, mereka berdua pergi kerumah sakit seperti perintah Aditya tadi siang.

Afan sengaja mengajak Devi, karena pasti di sepanjang malam akan ada keheningan disana. Dia berfikir, jika dia membawa Devi mungkin dia tidak akan bosan menemani Kakak tirinya itu.

Mereka berdua berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Setelah sampai di depan ruangan mawar, mereka berdua membuka pintu lalu masuk kedalam.

"Devi, kamu ikut kesini?" tanya Linda yang melihat Devi masuk kedalam.

Devi menyalami tangan Linda. "Iyh Tante, soalnya Afan yang ajak"

"Biar Afan gak bosen aja berdua sama dia" Afan menjulurkan dagunya menunjuk Kevin yang sibuk memainkan ponselnya.

Devi berganti menyalami Aditya. "Om sama Tante pulang aja, kalian butuh istirahat. Lagian kan kalian jagain Kevin udah dari siang, sekarang biar kita yang ganti jagain Kevin"

Aditya tersenyum. "Emang gak salah Om cari mantu"

"Yah udah mas, sekarang kita pulang" ujar Linda.

"Kalau begitu Om sama Tante pamit pulang dulu" pamit Aditya kepada Devi.

"Kevin, kamu istirahat yang banyak biat cepet sembuh" ucap Linda.

Kevin meletakkan ponselnya di kasurnya. "Iyh Ma"

"Papa sama Mama pulang dulu, biar adek sama adek ipar kamu yang jaga kamu malam ini" seru Aditya dijawab dengan anggukan oleh Kevin.

Mereka berdua pun keluar dari ruangan Kevin. Tersisa tiga orang disana, Afan duduk di sofa ruangan itu sedangkan Devi duduk di kursi kecil samping tempat tidur Kevin.

"Lo kok bisa kaya gini?" tanya Devi.

"Di pukul preman"

"Sayang, duduk sini aja ngapain disitu" panggil Afan.

Devi menurut, dia duduk di samping Afan sedangkan Kevin dia hanya bisa pasrah saja malam ini karena dia harus melihat ke bucinan dua manusia itu.

"Dev" panggil Afan yang bersandar di bahu Devi.

"Hemm?"

"Kamu gak capek cantik mulu?" tanya Afan.

"Nggak, emang aku cantik?"

"Cantiklah, cantik banget melebihi siapapun. Tapi Mama juga gak kalah cantik"

"Kamu jangan cantik cantik yah?" Afan menjauhkan kepalanya dari bahu Devi.

Devi sontak mengangkat alisnya keatas. "Kenapa emangnya?"

"Soalnya aku gak suka kalau orang lain lihat kamu cantik gini! Nanti pasti mereka suka sama kamu, contohnya tuh si Zaki!" jelas Afan.

"Kenapa dengan dia?" sahut Kevin tiba tiba.

"Ngikut aja lo!" balas Afan.

"Dev, kenapa dengan Zaki?" tanya Kevin lagi dan menghiraukan ucapan Afan tadi.

"Tadi dia nolongin gue terus Mama ajak dia kerumah sebentar" jawab Devi.

Kevin terdiam sejenak. "Ternyata dia gak main main buat deketin Devi! Dia sengaja ambil hati Devi dengan cara jadi pahlawan kesiangan. Gak bisa gue biarin tuh orang, gue harus bertindak!" batin Kevin menggerutu.

"Woy! Kesambet lo?!" titah Afan yang melihat Kevin hanya diam saja.

"Kalian berdua harus hati hati sama dia" tutur Kevin tiba tiba membuat Afan dan Devi saling bertatapan.

GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang