Paginya, kini keluarga Afan tengah melaksanakan sarapan pagi. Hari ini Afan kembali bersekolah, karena dirinya yang memaksa sebab sudah mulai bosan dirumah.
Tidak ada keributan dimeja makan itu seperti biasa, karena kedua remaja disana tengah melaksanakan perang dingin karena kejadian semalem.
Aditya melirik satu persatu anak anaknya itu. Dia melemparkan pisau ketengah tengah mereka berdua.
"Perang dingin gak akan nyelesain masalah, sekalian pakai pisau aja supaya kelar hidup kalian!" seru Aditya membuat tiga orang disana melotot.
"Pa, apaan sih! Masak anak lagi dieman malah disuruh berantem pakai pisau" ujar Linda yang duduk disamping Aditya.
"Kayak anak kecil aja, berantem pakai perang dingin" balas Aditya.
"Fan, Kevin, kalian kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Linda.
"Tanya aja sama anak angkat kesayangan suami Mama" jawab Afan.
Linda menyorotkan matanya melihat Kevin, seakan akan memberinya kode untuk berbicara."Kevin gak tau Ma, Afan aja yang tiba tiba marah sama aku" ujar Kevin.
"Lo bohong sama gue!" ucap Afan.
"Udah bilang gue gak bohong" Kevin kekeh kepada pendirinya bahwa dirinya tidak berbohong meskipun bener dia telah berbohong.
"Terserah!" Afan menyelesaikan makannya dan berdiri mengambil tasnya yang ia taro di belakang bangkunya.
Afan pun menyalami kedua orang tuanya dan pergi begitu aja setelah mengucapkan salam.
"Afan memang gitu Vin, dia selalu emosi. Jadi, kamu harus maklum yah, jangan sampai kamu terpancing emosi juga. Kalau kalian sama sama emosi akan terjadi keributan besar" jelas Linda lembut.
"Iyh Ma" Kevin melanjutkan makannya.
Tiba tiba, pikirannya teralihkan kepada Cantika.
"Cantika berangkat pakek apa yah? Kan mobilnya masih dibengkel" gumamnya dalam hati.
"Gue jemput aja deh. Tapi, nanti kalau dia kege'eran gimana? Nanti disangka gue suka sama dia lagi" lanjutnya masih membatin.
"Ah bodoamat lah, kasian kan dia kalau gak nemu tumpangan. Pasti dia maulah, orang ada yang gratis masih mau yang bayar" ujarnya masih membatin.
Kevin dengan cepat menyelesaikan makannya hingga selesai.
"Ma, Pa, Kevin berangkat dulu yah" ujar Kevin berdiri dan mengambil tasnya setelah itu dia menyalami kedua orang tuanya.
Kevin pun keluar rumah setelah mengucapkan salam, dia pun melanjutkan motornya. Merasa masih pagi, seperti yang di bilang tadi bahwa dia akan menjemput Cantika terlebih dahulu setelah itu dia berangkat ke kampus.
****
"Sayang, turun cepetan ini ada yang nunggu kamu dibawah" Maria bertiak sembari berjalan kearah sofa yang dimana disitu sudah ada seseorang duduk disana.
"Siapa Ma?" teriak Devi, dari arah kamarnya.
"Udah cepet turun!"
Tidak ada sahutan lagi dari Devi, tetapi kini langkah kaki tengah menuruni anak tangga.
"Siapa sih Ma, Kevin yah?" tanyanya bergumam yang masih berada ditangga atas.
Devi membulatkan matanya ketika sudah sampai ditangga terakhir dan melihat siapa yang datang hari ini.
"Afan?"
Yah Afan, hari ini dia mulai menjemput Devi kembali karena juga hari ini adalah hari pertama dia sekolah lagi setelah dari rumah sakit kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]
General FictionCerita tentang ketua geng motor yang saat ini sudah menjadi bucin. Mungkin bagi semua pasangan, mereka menginginkan hidup bersama sampai maut memisahkan. Tetapi, takdir tidak berpihak kepada mereka. Bagaimana kelanjutan ceritanya? ikuti terus janga...