Chapter 036

3.8K 366 60
                                    

Oke! Sesuai target! Mari kita lanjutkan lagiiii!!!!!!

****

Ruang rawat anggrek, kini terlihat seorang pemuda tergeletak dikasur rumah sakit. Banyak perban putih di seluruh tubuhnya, mata pemuda itu memerah karena menahan amarah yang ia pendam.

"Saya tidak menuntut Afan kedalam polisi" seru pria paruh baya, usianya mungkin sekitar 35 tahun. Tubuhnya masih bugar, dengan baju formal yang selalu pria itu kenakan. Namanya Rendi Januartha.

"Kenapa anda tidak penjarakan saja dia? Anda tidak lihat? Saya tergeletak seperti ini ulah dia?!" pemuda itu bersuara seperti menahan amarah.

"Zaki, mereka bisa kembali menuntut kamu. Mereka punya bukti teror yang kamu lakukan kepada Devi, apa kamu mau dipenjara?

Yah pemuda itu Zaki, dia tengah beradu argumen dengan sang Papa Rendi.

"Anda tidak usah peduli sama saya! Saya hidup saja anda tidak peduli kan?"

"Jangan bodoh kamu Zaki! Masa depan kamu masih panjang! Jangan karena Lisa kamu kehilangan arah seperti ini!" Rendi berucap tegas kepada anak satu satunya itu.

"Ini urusan saya, anda tidak perlu ikut campur!"

Rendi berjalan kearah tempat tidur Zaki. "Saya sudah bantu kamu dengan mengambil investor terbasar di perusahaan Afan group dan perusahaan itu sekarang mengalami ke kritisan. Apa itu tidak cukup untuk kamu?"

"Tidak! Mereka berdua harus mati, mereka sudah membuat orang yang saya cintai mati!"

Rendi tersenyum miring. "Pantas saja kamu lahir dari rahim istri saya, benih yang saya tanam di rahimnya kini menjadi titisan saya!"

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya"

Rendi menepuk bahu anak semata wayangnya itu. "Kita balas ini sama sama. Saya tidak sudi anak saya diperlakukan seperti ini!"

"Atur rencananya secepat mungkin" balas Zaki.

"Mungkin rencana ini akan lebih kejam dan tragis dari apa yang Afan perbuat sama kamu"

****

Malam ini, yang bertugas menjaga Afan adalah inti The Boys, inti Petir dan empat cewe disana. Orang tua Afan dan orang tua Devi kembali pulang. Sebenarnya Afan sudah memaksa Devi untuk pulang, tetapi dengan keras kepala Devi ingin tetap disini menjaganya bersama yang lainnya.

"Si Zaki mati gak yah?" tanya Arya yang duduk bersila dilantai bersama tiga buntutnya.

"Menurut saya teh pasti mati. Orang tadi saya teh lihat, si bos pukul Zaki tanpa ada perlawanan dari si Zaki" jawab Aldi yang bersender didinding rumah sakit.

"Lo jangan gitu Al, kalau dia gak mati gimana? Omongan tuh doa, terus omongan lo dikabulin sama allah dan buat tuh Zaki beneran mati" ujar Renald.

"Yah gakpapa lah kalau tuh curut mati, hilang satu musuh kita" sahut Dion.

"Hilang satu, tumbuh seribu" sambung Rehan.

"Lo semua jangan gitu. Seharusnya lo do'ain dia cepet sembuh dan cepet tobat, jangan doain yang jelek jelek" tutur Eby yang sama duduk dilantai.

GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang