Masih setia sama cerita aku? Eh btw panggil aku Kak aja yah, Kak Ais hehehe biar lebih akrab gituu.
Lopyu deh💐💗.*****
Sejak lima belas menit yang lalu, dua orang yang saat ini tengah duduk di taman rumah sakit hanya diam saja. Hening! Tidak ada diantara mereka membuka suara sedikitpun, hingga akhirnya di menit ke tujuh belas salah satu di antara mereka membuka suaranya.
"Sejak kapan?"
"Kemaren"
Hembusan kasar terdengar dari wanita yang saat ini sudah menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Kok bisa Fan?" tanyanya, tangannya kini sudah ia buka dan menatap seseorang yang ada disampingnya dengan lekat.
Yah, mereka berdua adalah Afan dan Cantika. Setelah terapi tadi, Cantika memutuskan untuk bertanya soal penyakit yang di alami sepupunya itu.
"Gue gak tau. Tapi kata dokter Rian, karena ada bekas pukulan yang cukup parah di kepala bagian belakang" jawab Afan masih terfokus menatap arah depan.
Cantika menyandarkan kepalanya kebelakang kursi di taman rumah sakit. "Om Aditya sama Tante Linda tau soal penyakit lo?"
Afan menggeleng. "Gue gak berani Can, gue takut mereka khawatir sama keadaan gue"
"Devi? Apa dia tau?"
Lagi lagi Afan menggeleng. "Gue juga gak mau dia khawatir sama gue. Dia itu sensitif Can, apapun tentang gue dia pasti nangis. Jadi, gue gak mau ngelihat dia nangis gara gara penyakit sialan ini!"
"Kevin?"
Lagi dan lagi Afan menggeleng. Cantika menegakkan tubuhnya, membenarkan duduknya dan menatap Afan.
"Terus? Siapa aja yang tau soal penyakit lo ini?" tanyanya lagi.
Afan menoleh kearah Cantika yang menatapnya prihatin. "Hanya lo" Afan memegang tangan Cantika. "Gue mohon jangan kasih tau penyakit ini sama siapapun Can, gue gak mau mereka khawatir dan mengasihani gue"
Degh!
Detak jantung Cantika berdegup kencang, pasalnya ini kali pertama Afan memegang tangannya setelah 5 tahun berpisah dengannya.
"Can, lo mau kan nyembunyiin penyakit gue ini?"
Cantika bergeming, dia tidak bisa berkata apa apa, hingga akhirnya Afan mengguncang bahunya.
"Lo mau kan nyembunyiin penyakit gue ini?"
Cantika menggeleng dengan mata yang masih menatap mata Afan. "Tapi gue gak janji Fan"
"Gakpapa, nanti perlahan gue akan coba kasih tau mereka. Tapi, untuk sekarang jangan dulu" balas Afan pelan yang juga menatap Cantika.
"Lo harus sembuh Fan" lirih Cantika menundukkan wajahnya, sebenarnya dia sedih akan keadaan yang dialami Afan. Setelah hampir 5 tahun tidak bertemu dengan sepupunya itu, tetapi keadaan malah memilih tubuh Afan untuk menjadi tempat ternyaman bagi penyakit kankernya.
"Gue gak tau, takdir yang akan menjawab semuanya. Gue bukan tuhan yang bisa mengubah jalan hidup gue sendiri, hanya waktu yang bisa membuktikan gue sembuh atau enggaknya"
Derrtttt Derrttt Derrttt
Ponsel Afan berbunyi, tertera nama Mama disana. dia langsung mengusap logo hijau di layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSTER BUCIN 2 (DEFAN) [END]
General FictionCerita tentang ketua geng motor yang saat ini sudah menjadi bucin. Mungkin bagi semua pasangan, mereka menginginkan hidup bersama sampai maut memisahkan. Tetapi, takdir tidak berpihak kepada mereka. Bagaimana kelanjutan ceritanya? ikuti terus janga...